Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Jamaah, Obsesi, dan Kesabaran

Jamaah, Obsesi, dan Kesabaran

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

jamaah+345dakwatuna.com – Dalam risalah pergerakan, jamaah mengambil peran yang sentral dalam upaya melangsungkan manuver-manuver kebaikan. Dia bak motor penggerak yang lahir dari rahim-rahim keistiqohan dan penghormatan para punggawanya. Jamaah bak sebuah kapal besar yang berlayar melampaui samudera dengan badai yang begitu kencangnya. Maka dalam kondisi-kondisi yang sangat genting tersebut ada dua sisi pekerja di dalamnya, yakni penumpang dalam doanya dan nakhoda dalam tanggungjawabnya untuk menjalankan kapal. Seperti itu pula dalam dakwah ini, tribulasi-tribulasi yang selalu mengintai tubuh jamaah ini hanya dapat diselesaikan dalam satu kapal induk dan dwifungsi pekerja tersebut.

Kehidupan manusia di dunia ini dengan atau tanpa jamaah merupakan suatu kondisi dimana mereka sedang berjalan di lautan. Berjamaah berarti masuk dalam kapal besar, sedangkan tanpa jamaah berarti sedang berada dalam perahu kecil. Tentu, badai yang besar itu akan lebih mudah ditaklukan oleh kapal besar dibandingkan perahu kecil. Di antara para aktivis dakwah itu ada orang-orang yang melarikan diri dari jamaah. Mungkin karena takjub melihat kapal yang tampaknya lebih besar di seberang, mungkin karena kondisi kapal yang tak nyaman, atau mungkin bosan dengan kapal yang itu-itu saja. Namun semua itu akan menjadi lebih rasional ketika dalam pelayaran kita punya tujuan pulau impian yang akan kita capai. Karena tidak semua kapal akan berlabuh pada pulau impian. Ketahuilah bahwasanya pulau impian itu adalah syurga.

Apa yang membuat kita masih bertahan hidup di dunia ini selain daripada detak jantung ini adalah harapan. Harapanlah yang membuat diri kita menjadi besar. Dengan harapan pula lah kita berani tampil menghadapi segala realita yang ada karena kita menganggap di balik semua realita itu ada cahaya kemenangan. Itulah harapan, bentuk lain dari sebuah cita-cita dan obsesi. Dalam Sejarah, obsesi dan harapan itu pula yang mengantarkan Islam kepada izzahnya, dengan obsesi itu lah terbangun sebuah seni ketidakmungkinan. Sebuah misi peradaban yang diemban Rasulullah saw. dalam kata iqra’ nya berhasil tercapai dengan modal utama keyakinan. Oleh karena itu, obsesi yang benar akan selalu membuahkan keyakinan.

Ada lagi cerita tentang sahabat Umar bin khattab. Seketika ia baru memeluk islam dan memahami satu makna tentang ketauhidan, Ia langsung menanamkan obsesi tentang satu ilmu yang baru saja ia dapatkan. Dia berkata,”sungguh suatu saat nanti tidak akan ada lagi kekafiran di bumi Makkah ini”. Pada perang khandak, Rasulullah yang dalam riwayat memukul bongkah batu besar yang sangat sulit dipecahkan, disaat itu pula lah cahaya kemenangan yang tersusun dalam memori harapan itu muncul, persia, syam, dan romawi akan di kuasai oleh kaum muslimin. Hingga pada akhirnya sampai 700 tahun kemudian ke-3 obsesi Rasulullah saw baru tercapai.

Seperti itulah cita-cita, ia adalah akumulasi daripada doa dan energi karya yang secara maknawiyah langsung tercapai seketika kita menancapkannya. Meskipun zhahirnya mungkin baru akan terlihat dan dirasakan ketika kita telah tiada. Maka dari itu tepatlah tagline para kader-kader dakwah itu dalam mengusung ghayah dakwah ini, hidup mulia atau mati sebagai syuhada. Mulia dengan harapan, cita-cita, dan obsesi, atau syahid dalam prosesnya. Oleh karena itu, jangan remehkan harapan, karena harapan yang akan menentukan langkah gerak kaki kita untuk tetap stay alive dalam risalah – risalah perjalanan yang akan kita tuju.

Harapan itu adalah kode psikologis yang akan membawa mindset kita kepada sesuatu yang lebih besar daripada kita saat ini. Maka tidak pernah ada yang namanya harapan itu lebih kecil daripada diri kita, tentu selalu lebih besara daripada relaita yang ada. Ketika dalam interaksinya kita berjumpa dengan orang-orang yang memiliki harapan yang sama dengan kita dan kemudian kita gabungkan, maka harapan itu menjadi kuat. Dua orang yang memiliki harapan yang sama dan bekerja sama disebut dengan sahabat impian. Beberapa orang yang memiliki harapan yang sama kemudian berkumpul dalam kelompok untuk bekerja sama disebut tim impian. Dan ketika kumpulan dari banyak orang berkumpul menjadi satu bagian maka disebut dengan jamaah impian. Jamaah impian tentu akan lebih kuat daripada tim impian, dan tim impian akan lebih kuat daripada sahabat impian. Itulah sebabnya dalam risalah perkapalan badai itu selalu bisa dilewati. Hal itu dikarenakan kapal itu adalah jamaah impian. Harapannya kokoh dan buah keyakinannya kuat. Hebatnya lagi, ketika pada awak kapal para aktivis dakwah tersebut memiliki tujuan yang tinggi yakni sebuah peradaban islam, maka jamaah impian itu akan berubah menjadi jamaah yang tinggi dan kuat.

Dua kekuatan dari jamaah dan obsesi tak cukup untuk dapat sampai kepada tujuan dan cita-cita. Ada hal lain yang mesti dipahami para pejuang tentang sebuah platform perjuangan itu sendiri , yakni kesabaran. Samudera-samudera itu akan dapat dilewati dan dapat berjalan dengan harmonis ketika ia memenuhi hak-hak sinergitas. Ada poin obsesi sebagai api yang membakar semangat untuk mengobarkan energi jiwa. Begitu pula ada penawarnya seteguk air kesabaran yang dapat menahan api obsesi yang terus menggelora. Obsesi dan kesabaran merupakan dua hal yang dapat mengingatkan kita tentang langit dan bumi, ada idealisme dalam obsesi dan ada realita pada kesabaran. Obsesi itu lahir dari kekuatan ideologi, sedangkan kesabaran itu muncul ketika perjuangan itu bertemu dengan kenyataan.

Maka dengan kombinasi antara jamaah, obsesi, dan kesabaran InsyaAllah peradaban yang diharapkan itu akan hadir. Ketiga komponen inilah yang harus digenggam erat para rijalud dakwah untuk menuntaskan misi-misi kemuliaan tersebut.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Saya adalah mahasiswa tingkat akhir dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Aktif di berbagai Organisasi keislaman, LDK,LDF, KAMMI, MPMF, dan Formula Langkat.

Lihat Juga

Keikhlasan Dalan Kerja Dakwah

Figure
Organization