Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Bunga Rampai Kedokteran Islam, Menghimpun Pemikiran yang Terserak

Bunga Rampai Kedokteran Islam, Menghimpun Pemikiran yang Terserak

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

buku-bunga-rampai-kedokteran-islamJudul Buku : Bunga Rampai Kedokteran Islam: Menghimpun Pemikiran yang Terserak
Penulis : Ahmad Jamaludin, dkk
Penerbit : Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia – Islamic Medical Association and Network of Indonesia (PROKAMI – IMANI), bekerja sama dengan Celtics Press.
Cetakan ke-1, tahun 2013
Tebal : viii. 138 Halaman

dakwatuna.com – Menghimpun Pemikiran yang Terserak

Lebih dari setahun yang lalu kami memulai suatu kebiasaan yang kami anggap baik yaitu mengumpulkan tulisan. Melalui berbagai cara, sekian tulisan yang terserak hasil karya para dokter muslim berhasil dikumpulkan. Kisah para dokter selalu menarik untuk diceritakan mulai dari kisah klasik seperti The Doctor karya novelis Eric Segal sampai Team Medical Dragon karya mangaka Akira Nagai dan Taro Nogizaka. Muslim yang menggunakan kacamata Islam dalam kehidupannya sebagai dokter tentu memiliki aroma khas yang terasa dalam tulisan-tulisan ini.

Bukan kebetulan pula bila sebagian besar dari kami berasal dari satu almamater yang suatu ketika pernah memiliki suatu momen bersama namun saat ini terpencar di setiap penjuru mata angin dan dalam dimensi kehidupan yang berbeda menjalani takdirnya masing-masing. Tulisan-tulisan ini mengungkap isi fikir kami sebagai muslim dan dokter sekaligus. Buku ini memberikan kami kesempatan untuk melakukan reuni, suatu reuni pemikiran dalam kedokteran Islam.

Ruas pertama dalam buku ini bercerita tentang dilema, mimpi dan harapan. Melalui bagian ini kami bercermin dan melihat kembali apakah jalan yang kami tempuh saat ini memang jalan yang layak untuk seorang muslim. Dari laboratorium ke meja operasi, dan dari ruang praktek ke dalam benak, serta relung jiwa pasien.

Ruas kedua kami isi dengan tulisan yang memberi tuntunan untuk pelbagai masalah seperti problem rokok dan shaum Ramadhan. Kami juga menggali makna dari ilmu dan pengalaman yang tidak jarang mendorong proses deep thinking. Beberapa tulisan disajikan dalam bentuk hasil kunyahan atas ilmu yang tidak setiap orang mampu menimbanya. Pada ruas ketiga kami berusaha mendefinisikan kedokteran islam secara formal. Bagian ini adalah hasil pemikiran mengenai beberapa aspek dalam kedokteran islam seperti tinjauan historis, pelayanan kesehatan, pengobatan ala nabi serta peran ulama. Kami mengikutsertakan Ustadz. Ahmad Sarwat, Lc. MA untuk memperkaya bagian ini.

Terakhir, seperti juga kehidupan, dunia kami diwarnai perdebatan. Kedokteran Islam dipahami oleh banyak kepala dengan beragam pemikiran beserta cabang-cabang pandangannya. Ruas ini menjadi fokus keprihatinan kami karena banyak muslim tidak saja telah melaksanakan, juga telah menyebarluaskan sikap ekstrem yang dibalut semangat dakwah dan jihad. Sedemikian hingga kami melihat fenomena Eropa di abad kegelapan terjadi pada sebagian kecil komunitas muslim di abad kebangkitan Islam namun dengan konsekuensi yang dapat melumpuhkan generasi muslim. Ruas ini kami akhiri dengan doa lulusan dokter yang merangkum dan menggenggam.

Buku ini berusaha merangkum pemikiran yang terserak membentuk mozaik, aroma dan bunga rampai mengenai muslim, dokter dan kedokteran Islam. Satu hal yang kami sadari, kedokteran Islam, sebelum hal lainnya, adalah seorang dokter yang menggunakan Islam untuk memandang kehidupannya. Buku ini berharap menjadi bagian dari upaya membangun budaya belajar dan menulis, kultur rasionalitas ilmu dan intuisi kalbu, peradaban hati dan akal serta menjadi bagian dari arus kebangkitan Islam.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Lihat Juga

Anggota DPR AS: Trump Picu Kebencian pada Islam di Amerika

Figure
Organization