Topic

Semi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Saat ini, di negeri empat musim sudah mulai memasuki musim semi. Musim di mana hampir semua orang menunggunya. Saat semua sudah merasa lelah dengan dinginnya salju, bekunya tanah juga pepohonan. Tak ada warna lain selain putih keperak-perakan. Sesaat munculnya mungkin terlihat indah, dunia serba putih bagai hidup di negeri awan, putih mengelilingi hingga sejauh mata memandang. Namun, berjalannya waktu, juga semakin minusnya suhu yang membuat semua menjadi dingin dan beku lama kelamaan semua menjadi membosankan juga melelahkan. Bosan dengan monotonnya warna yang terlihat di bumi yang berselimut salju, bosan dengan kebekuan yang menyakitkan.

Semi, saat pucuk-pucuk daun mulai menyembul, saat rumput-rumput mulai berdesakan menghiasi tanah berebut lahan dengan salju yang mulai mencair. Tangkai yang kering kini mulai menampakkan kehadiran pucuk daun yang merontokkan salju. Sesaat dunia berubah warna, sejauh mata memandang, hamparan hijau mulai mendominasi menyingkirkan putih yang bertahta dan tak lama lagi akan semakin bercorak warna. Tak hanya hijau, mungkin kuning, merah, pink, biru atau apalah semua warna yang mungkin ada. Dunia sesaat akan terasa ramai, begitu ramai, ramai dengan beragam corak warna yang memenuhi permukaannya, juga ramai oleh orang-orang yang mengagumi keindahan musim semi. Banyak mereka yang bertamasya bersama keluarga, atau rekan kerja bahkan teman dekat.

Ya, semi selalu mempunyai ceritanya sendiri.

Cerita tentang indahnya kebahagiaan, kebersamaan, janji kehidupan, kehangatan dan berbagai janji kehidupan yang lebih baik lagi.

Semi, selalu menyuguhkan episode yang selalu dinanti. Episode yang hanya menyajikan tawa, canda juga keceriaan yang menghiasi hampir setiap wajah-wajah manusia.

Semi selalu membawa harapan bahwa esok akan lebih baik dari hari ini. Esok akan ada secercah sinar kehangatan yang akan menjadikanmu lebih baik. Esok mentari akan bersinar lebih terang dan menghangatkan.

Semi akan membawamu pada semangat hidup yang tak pernah kau kira, membawamu pada impian yang tersembunyi oleh dinginnya salju.

Lihatlah kawan,

Di negeri empat musim itu, kini pucuk-pucuk harapan telah bersemi meleburkan kebekuan yang mengekang

Di negeri empat musim itu, kini sinar mentari lebih hangat terasa menghangatkan jiwa-jiwa yang kelam.

Di negeri empat musim itu, kini ramai oleh corak warna pohon, bunga, daun dan semua yang indah dipandang

Kebekuan telah mencair, dingin telah berganti kehangatan mentari yang menyemangati.

Putih kini telah berganti corak warna yang meramaikan hamparan bumi

Begitulah putaran kehidupan, dingin kini berganti semi dan semi akan terputar oleh panas yang akan diakhiri oleh gugur.

Semua berputar teratur dengan siklus yang telah ditentukan. Indah, sungguh indah. Rasakanlah perputaran itu bukan hanya dari satu sisi musim saja, tapi sempurnakanlah semua musim, maka kau akan tau betapa indah perputarannya, betapa bahwa setiap musim adalah istimewa.

Lihatlah kawan,

Rasakanlah, nikmatilah perputaran musimmu.

Jangan bersedih hati, jika saat ini kau sedang merasakan salju yang dinginnya menusuk membuatmu sakit tak terkira.

Jangan berkecil hati, jika saat ini kau sedang merasakan panasnya mentari yang membakar menghanguskan semua milikmu.

Ingatlah semua perputaran itu, nikmatilah perputaran itu.

Tak selamanya kita akan merasakan dingin menusuk, bahkan itu pertanda sebentar lagi kita akan merasakan indahnya semi, dengan corak warna yang menarik, bunga-bunga bertebaran mengharumkan seluruh hidupmu.

Tak selamanya panas membakar menghanguskan milikmu, bahkan itu pertanda bahwa gugur akan segera tiba, menenangkan kehidupanmu, menetralkan semuanya membuatmu kembali tenang.

Lihatlah,

Bukankah semuanya begitu elok untuk kau selami??

Selamat bersemi wahai kawan…

Petiklah bunga-bunga indah di tamanmu dan hiasi harimu dengan keindahan corak semimu…

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Seorang yang mencoba untuk selalu mengambil hikmah dari setiap perjalanan waktu. Dan membaca adalah kunci terbaik menatap kehidupan.

Lihat Juga

Lelah dalam Ketaatan

Figure
Organization