Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Tiga Wujud Iman dalam Perilaku

Tiga Wujud Iman dalam Perilaku

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (hdipadwallpaper.com)
Ilustrasi (hdipadwallpaper.com)

dakwatuna.com – Iman itu bagaikan pepohonan. Jika ia baik, maka apapun yang dihasilkannya baik. Pohon yang baik, dedaunannya rimbun. Cabang-cabangnya kokoh hingga ke ujung-ujung rantingnya. Teduh dan kokoh untuk bernaung. Tak hanya itu, buahnya pun cepat ranum. Enggan setiap ulat merusak daging buahnya. Jika berbuah lebat, tampilannya indah memikat dan rasanya lezat.

Begitulah iman. Bagi setiap kita yang menjaganya, hanya ada kebaikan dan kebaikan yang dihasilkan. Baik bagi diri sendiri, maupun orang lain. Persis seperti 3 kebaikan di antara kebaikan-kebaikan yang terdapat bagi orang-orang beriman, yang pernah Rasulullah saw sabdakan kepada Abu Hurairah RA.

“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berkata baik atau diam. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tetangganya. Dan Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudaraku, pagi ini telah baikkah pohon iman kita? Niatkanlah berkata baik pada siapapun. Jika tidak, maka lidah yang kelu untuk berucap, itu lebih baik.

Mungkin sebelum berangkat kerja pagi ini, saat membuka pagar rumah, kita berpapasan dengan para tetangga. Sapalah mereka dengan hangat dan senyuman berseri-seri. Maka, meski pagi tampak mendung dan dingin, sapaan kita, senyuman kita insya Allah akan menghangatkan serta mencerahkan hari mereka.

Atau, jika hanya bocah SD dengan seragam merah putih yang sempat kita temui saat bentangan pagar disibakkan, tetaplah berikan sapaan dan senyuman terbaik. Ingat, karena pohon yang baik tak pernah memilih-milih orang yang hendak bersandar di batangnya, bernaung di cabang serta ranting dedaunannya dan menikmati buah lezatnya.

Begitu juga saat tamu berkunjung, berbuat baiklah. Layani dengan pelayanan terbaik.
Seandainya mereka berkunjung dengan beban masalah bertumpuk-tumpuk, dengarkanlah dan bantulah semampunya. Mungkin pada saat itu masalahnya tak kan terselesaikan oleh kita seluruhnya, namun sikap kita yang baik, bersabar mendengarkan, itu sudah sangat membantu.

Karena saat orang sedang mendapat masalah yang berat, mereka butuh dukungan. Dan mendengarkannya dengan baik dan sabar, adalah awal terbaik dalam setiap dukungan.

Saudaraku, mari memulai pagi dengan pohon iman yang baik. Selamat bekerja dan beraktivitas. Semoga Allah mudahkan mewujudkan keimanan kita dengan kebaikan-kebaikan.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Sarjana Sains (S.Si) di bidang Fisika, FMIPA Universitas Andalas, kini aktif di bidang Social Entrepreneure.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization