Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Konsep Menjemput Jodoh (Bagian ke-2)

Konsep Menjemput Jodoh (Bagian ke-2)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

4. Konsep Siap Berubah

هو الذي خلقكم من تراب ثم من نطفة ثم من علقة ثم يخرجكم طفلا ثم لتبلغوا أشدكم ثم لتكونوا شيوخا ومنكم من يتوفى من قبل ولتبلغوا أجلا مسمى ولعلكم تعقلون

Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – 67. Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (QS: Ghaafir ayat 67 juz 24).

Mari kita perhatikan ayat-ayatNya secara perlahan:

– هو الذي خلقكم من تراب = Dia-lah (Allah) yang menciptakan kamu dari tanah

– ثم = kemudian/Sesudah itu

– من نطفة = dari setetes mani

– ثم = kemudian

– من علقة = dari segumpal darah

– ثم = kemudian

– يخرجكم طفلا = dilahirkannya kamu sebagai seorang anak

– ثم = kemudian

– لتبلغوا أشدكم = (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa)

– ثم = kemudian

– لتكونوا شيوخا = (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua

Setelah di baca dan di pahami ayat-ayat di surat Ghaafir ini, paling tidak kita bisa mendapatkan kesimpulan berupa perubahan demi perubahan pada seorang manusia, yaaa…..itulah hidup, karena hidup itu sejatinya adalah:

Bergerak menuju perubahan berarti…
Terus berdinamika ke arah yang lebih bermakna…
Menjadi pribadi yang lebih produktif…
Mempunyai mimpi besar dan visi misi hidup yang jelas lagi terarah…
Dan mempersiapkan setiap detiknya untuk menuju fokus yang bernama ‘Kematian’ dengan amal shalih kita.

Makanya dalam ayat tersebut menggunakan kataثم” “yang artinya adalah kemudian, kata ini mempunyai makna ke arah perubahan dan rencana setelahnya atau menerangkan sesuatu hal yang akan terjadi setelahnya, baik dan buruk hasilnya di tentukan oleh langkah-langkah kita sendiri dalam mengambil sikap dan keputusan.

Dalam proses perubahan manusia (di dunia) itu sendiri setidaknya ada 6 fase sesuai dengan petunjuk yang terbingkai di surat Ghaafir ayat 67, di awali dengan penciptaannya dari tanah hingga akhirnya kembali lagi ke asal yaitu tanah, di antaranya:

  1. من تراب = Dari tanah
  2. من نطفة = dari setetes mani
  3. من علقة = dari segumpal darah
  4. يخرجكم طفلا = dilahirkannya kamu sebagai seorang anak
  5. لتبلغوا أشدكم = (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa)
  6. لتكونوا شيوخا = (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua (Lalu di wafatkan).

Dalam konsep “Siap Berubah” ini kita hanya akan membahas pada tahapan ke-5 saja, yaitu:

  1.  Saat seseorang beranjak dan tumbuh menjadi pribadi dewasa
  2.  Saat seseorang mulai bisa membedakan baik dan buruknya suatu perkara
  3.  Saat seseorang menjadi lebih matang dan bijak dalam berpikir serta bersikap
  4.  Saat di mana seseorang mulai mengerti akan arti kehidupan
  5.  Saat seseorang berpikir akan belahan jiwanya kelak dan dari sinilah berawal proses penjemputan jodoh dan segala sesuatunya.

Dewasa tidak perlu menunggu beranjak tua, mapan, kaya raya, kedudukan sosial yang tinggi, segudang prestasi ataupun puja dan puji manusia, karena perubahan seseorang menjadi tua adalah sebuah keniscayaan, adapun beranjak dewasa adalah sebuah proses perubahan yang matang sekalipun di usianya yang masih belia.

Dewasa adalah anugerah terindah dari Allah ta’ala untuk hamba-hambaNya yang beriman dan gemar menyegerakan kebaikan dengan memberinya ‘Ilmu dan Hikmah’ sebagaimana Allah ta’ala memberikannya kepada nabi Yusuf.

ولما بلغ أشده آتيناه حكما وعلما وكذلك نجزي المحسنين

22. Dan tatkala dia cukup dewasa [1]. Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS: Yusuf ayat 22 juz 12).

Bukan saja hikmah dan ilmu yang di berikan Allah ta’ala kepada mereka yang gemar berbuat baik, bijak dan dewasa dalam berpikir serta bersikap, melainkan di sukai oleh Allah ta’ala, menjadi lebih dekat dengan sang maha pencipta dan rahmatNya.

…..إن الله يحب المحسنين

………sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS: Al Baqarah ayat 195 juz 2).

……إن رحمت الله قريب من المحسنين

………Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS: Al A’raaf ayat 56 juz 8)

إن الله مع الذين اتقوا والذين هم محسنون

 

128. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS: An Nahl ayat 128 juz 14)

……وإن الله لمع المحسنين

…….Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS: Al ‘Ankabuut ayat 69 juz 21)

Menikah itu tidak perlu banyak menunggu

Begitu juga dengan menikah tidak membutuhkan dan memerlukan waktu lama, apalagi:

  1. Menunggu usia berlanjut
  2.  Menunggu kaya raya
  3. Menunggu kedudukan sosial yang tinggi
  4. Menunggu segudang prestasi dan jabatan
  5. Menunggu tumpukan puja dan puji manusia
  6. Menunggu modal besar
  7. Menunggu ijazah kampus dan lembaran sertifikat penghargaan
  8. Serta atribut, embel-embel dan kecek-kecek lainnya

Adapun perangkat yang di butuhkan untuk menikah itu sederhana saja, di antaranya:

  1. Niat untuk menikah karena Allah semata
  2. Dewasa dalam berpikir dan bersikap
  3. Merubah pola pikir dan pola hidupnya menjadi lebih maju
  4. Bertanggung jawab dan siap berkorban
  5. Siap untuk mengarungi bahtera kehidupan
  6. Siap menjaga diri, kehormatan dan lebih menundukkan pandangan
  7. Dan siap berubah serta berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Menjadi kaya raya lalu menikah itu memang baik, tapi….

Apakah semua yang lajang diberi harta yang sama!!
Apakah semua yang lajang diberi kemampuan yang sama!!
Memangnya ada pemuda nan bujang yang kaya raya!!
Kalaupun ada itu karena terlahir dari keluarga yang kaya raya!!
Atau memang ada, itupun tentu masih bisa di hitung dengan jari kita!!
Bukan kah demikian adanya!!

Sadar tidak sadar Anda adalah orang hebat dan kaya raya!!
Karena sebenarnya kaya dalam ajaran Islam adalah orang yang senantiasa merasa cukup dalam hidupnya!!
Berapa banyak orang yang kaya secara materi tapi hidupnya masih saja merasa kekurangan dan tidak pernah cukup!!

Dan berapa banyak orang yang kehidupannya begitu sederhana tapi hidupnya lebih bahagia daripada orang yang bergelimpangan harta!!

Orang sakit yang sedang terbaring bisa lebih tenang dan tidur pulas karena pasrah kepada Allah ta’ala dan tidak pusing memikirkan hartanya dibanding orang kaya yang tidurnya selalu gelisah karena takut akan kehilangan hartanya!!

Bukankah demikian adanya!!
Kebenaran janji Allah ta’ala

Marilah kita segerakan proses penjemputan ini, tataplah langit dengan penuh pengharapan dan segala penghayatan serta sujud penghambaan, dari sanalah rahmatNya tercurah, yakin akan kepastian janji dari Allah ta’ala, karena kira-kira (Takdir) Allah ta’ala tidaklah mungkin salah, adapun perkiraan (Takdir)nya kita sebagai manusia kadang-kadang salah atau sering kali meleset dari target.

Mengukur kebahagiaan dengan nalar dan rasio kita sering kali kurang tepat sasaran dan berakhir dengan kekecewaan, adapun kebahagiaan yang di tawarkan Allah ta’ala pastilah membuat manusia memahami akan arti kehidupan yang hakiki, jaminan kebahagiaan, kehidupan yang layak dan dimantapkan agamanya sesuai dengan isyarat dan petunjuk Al Qur’an:

I. An Nahl ayat 97 juz 14:

من عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة طيبة ولنجزينهم أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.’’

Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki atau perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman, paling tidak ada dua point penting yang bisa kita ambil dalam ayat di atas, di antaranya:

  1. Ganjaran di dunia: Berupa kehidupan yang layak
  2. Ganjaran di akhirat: Kompensasi dari Allah ta’ala berupa pahala berlipat

II. An Nuur ayat 55 juz 18

وعد الله الذين آمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في الأرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدلنهم من بعد خوفهم أمنا يعبدونني لا يشركون بي شيئا ومن كفر بعد ذلك فأولئك هم الفاسقون

55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.

Mari kita perhatikan beberapa janji Allah ta’ala yang begitu jelas sebagai penguat ayat 97 di surat An Nahl, di antaranya:

  1. Menjadi Pemegang kepentingan. (Stakeholders)
  2. Dikuatkan agamanya (Strong in faith)
  3. Kenyamanan hidup (Comfortable in life)

Untuk mendapatkan tiga point tersebut ternyata tidaklah terlalu sulit, hanya butuh sedikit kecerdasan, kerja keras dan fokus, Bahkan Allah ta’ala hanya memberikan satu syarat saja setelah iman dan amal shalih yaitu:

  1. Menyembah Allah ta’ala tanpa menyekutukannya dengan hal apapun.

Bagaimana….sudah jelas kan janji-janji Allah ta’ala kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, pertanyaannya sekarang kembali ke diri kita masing-masing, sejauh mana kita percaya akan kebenaran dan kepastian janjiNya, semakin kuat maka akan semakin yakin serta mantap menjalani hidup, apalagi dalam menjemput jodohnya.

Mari kita sama-sama berubah menjadi pribadi yang lebih baik untuk kehidupan yang lebih layak tentunya, segerakanlah menjemput calon pendamping Anda. Yuk…..Bismillah.

5. Konsep Yakin

عن أبي محمد الحسن بن علي بن أبي طالب سبط رسول الله صلى الله عليه وسلم وريحانته – رضي الله عنهما – قال حفظت من رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” دع ما يريبك إلى ما لا يريبك ” رواه الترمذي والنسائي. وقال الترمذي: حديث حسن صحيح

Artinya:

 

Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib cucu Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam dan kesayangannya ia telah berkata: ” Saya pernah mendengar Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Tinggalkan suatu perkara yang meragukanmu menuju kepada perkara yang tidak meragukanmu ”[2]

Di tambahkan dengan kaidah fiqih:

Al-yaqiinu laa yazuulu bisy-syakk (اليقين لا يزول بالشك)

Artinya:

Sesuatu yang pasti (Keyakinan) tidak dapat berubah/di hilangkan (disebabkan) dengan ada adanya keraguan.

Mari kita perhatikan hadits dan kaidah fiqih dalam konsep ke-5 ini:

دع ما يريبك إلى ما لا يريبك

 ” Tinggalkan suatu perkara yang meragukanmu menuju kepada perkara yang tidak meragukanmu”.

Teks haditsnya sangat jelas, ada ajakan dari Rasulullah kepada umatnya untuk menjadi pribadi yang lebih mantap, berani, dan tidak minder dalam menghadapi suatu perkara, karena pesan yang hendak disampaikan oleh Rasulullah begitu mudah untuk kita tangkap isinya dan gurih untuk di serap oleh akal adalah:

”Tinggalkanlah segala jenis keraguan yang menghampiri kita dan ganti dengan kepastian”.

Kalau kita sudah bisa belajar dan memulai untuk menjadi pribadi yang mantap dan penuh keyakinan diri, dengan sendirinya keraguan (dalam hidup) itu akan terkikis bahkan tidak bisa menghilangkan keyakinan dalam dadanya seorang muslim sesuai dengan kaidah fiqih yang berbunyi:

اليقين لا يزول بالشك

” Sesuatu yang pasti (Keyakinan) tidak dapat berubah/di hilangkan (disebabkan) dengan ada adanya keraguan.”

Kalau keyakinan itu bisa hilang dan membuat hidup seorang muslim kurang bergairah lantaran hari-harinya di hiasi oleh keraguan yang terus menghampiri, itu tandanya dia belum mempunyai keyakinan yang utuh atau dia masih ragu.

Intisari kaidah keyakinan:

Yakin = tidak ragu

Ragu = tidak yakin

Setengah yakin = masih ragu

Setengah ragu = kurang meyakinkan

Yakinkanlah diri Anda…..

Bukan kah perjalanan 1000 mil itu tidak di tempuh dari langkah yang ke-100, tentunya perjalanan panjang ini di tempuh dari langkah ke-1, langkah yang di awali dengan berbagai macam rintangan, gesekan, ujian, cobaan, halangan dan benda-benda mati lainnya, termasuk di dalamnya ketika berumah tangga yang di bumbui masa-masa indah dalam pernikahan tentunya.

Mari…kita yakinkah diri kita terlebih dahulu!!

Bukankah Rasulullah adalah motivator terbaik di dunia??

Lalu….kenapa kita tidak mengikuti sunnahnya dengan menyegerakan menikah!!

 

Bukankah Rasulullah mengajak kita untuk meninggalkan segala jenis keraguan??

Lalu….kenapa juga kita belum menggantinya dengan kepastian (yakin)!!

 

Bukankah suatu keyakinan itu tidak bisa hilang dengan keraguan??

Lalu…kenapa kita tidak segera berangkat menjemput jodoh jika sudah yakin dan mantap hati!!

 

Bukankah manusia itu benda hidup??

Lalu….kenapa kita harus ikut mati bersama benda-benda mati!!

 

Bukankah tiada kesulitan yang abadi??

Lalu…..kenapa kita tidak terus berusaha dan mencoba!!

 

Bukankah suatu kejayaan atau kemenangan terjadi seiring dengan kesabaran dan kesungguhan??

Lalu….kenapa kita tidak menjadi pribadi yang berserah diri hanya kepada Allah ta’ala!!

 

Bukankah pagi yang cerah itu datang setelah malam yang gelap menggulita??

Lalu…kenapa juga kita tidak menyambutnya dengan senyuman!!

 

Bukankah waktu pagi itu amatlah dekat??

Lalu….kenapa kita tidak segera bangkit dengan penuh optimis!!

 

Bukankah Allah ta’ala selalu menyertai di manapun kita berada??

Lalu…kenapa kita takut menghadapi lika liku kehidupan!!

 

Bukankah sebuah jalan keluar terjadi seiring dengan cobaan, rintangan, gesekan, halangan, dan benda-benda mati lainnya??

Lalu…..kenapa kita tidak segera bergegas menjemput takdir yang baik dari Allah ta’ala!!

 

Bukankah kemudahan terjadi seiring dengan kesulitan??

Lalu…kenapa juga kita masih bertahan dengan kegalauan dan kegelisahan!!

 

Bukankah Allah tidak membebani hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupannya??

Lalu….kenapa takut akan menghadapi masa depan kita sendiri!!

 

Bukankah Allah senantiasa menolong hambaNya yang bersungguh-sungguh??

Lalu…..kenapa juga kita ragu akan janji Allah yang tidak mungkin meleset kebenarannya!!

 

Dan bukankah janji Allah itu pasti??

Lalu…kenapa juga kita tidak segera menjemput jodoh!!

 

Berangkat dan segerakanlah melamar, lalu menikah…

 Duhai jiwa yang tenang….

Duhai hati yang bersih dan pikiran yang jernih…..

Duhai pribadi-pribadi yang merindukan kasih sayang….

Mintakanlah segala sesuatunya pada sang pemberi rizki…

Segerakanlah niat baik Anda…

Anda adalah orang yang hebat….

Janganlah bersedih hati, ragu dan bimbang…

Karena Anda adalah orang yang paling tinggi derajatnya…

Jika Anda beriman kepada Allah ta’ala…

Mengapa takut untuk segera melangkah…

Beban-beban pikiran yang silih berganti datang menghampiri…

Sejatinya itu semua hanya benda-benda mati….

Anda adalah benda hidup….

Yang selalu di temani oleh sang maha hidup…

Maka janganlah takut dan khawatir…

berangkat dan hiduplah Anda…

Saya belum kaya raya….

Saya belum punya modal besar….

Saya belum dapat ijazah….

Saya belum punya ini…itu…

Dan saya…saya…saya yang lainnya….

Itu semua hanya akan memberatkan langkah Anda……

Anda tidak tahu….bisa saja calon Anda…dia sudah lama menunggu Anda…

Dan Anda juga tahu…kalau kesempatan berharga tidaklah datang berkali-kali…

Pastikan Anda tidak menyesal…karena terlalu lama berpikir, terlalu banyak pertimbangan yang memberatkan dan sering menunda kebaikan…

Anda sulit menemukan ‘CINTA’ ….

Atau menemukan ‘CINTA’ yang sulit dalam hidup…

Pintalah jalan keluarnya kepada sang maha dekat …

Yang selalu mendengar dan melihat…

Bangunlah di sepertiga malamNya…

Bermunajatlah….

Menangis dan menangislah…

Karena di setiap tetes air mata Anda ada ketenangan yang menyehatkan jiwa…

Dirikanlah shalat dan perbanyaklah berbagi kepada sesama…

Perbanyaklah membaca Al Qur’an dan kurangilah mengeluh…

Sekali lagi…pintalah segala sesuatunya kepada sang pemberi rizki…

Yang milikNya lah segala sesuatu di langit dan di bumi….

Segala beban, keluhan dan kesedihan Anda…

Curahkan lah kepada Allah semata…

Karena dialah yang akan menjawab isi hati Anda…

Saat ini….

Anda hanya butuh duduk dengan tenang dan berpikir jernih…

Tanyakan hati nurani Anda sebagai sahabat terbaik…

Lalu yakinkanlah diri Anda sendiri…yakinkanlah!!

Lalu yakinkan orang tua dan keluarga Anda, calon istri dan juga calon mertua Anda…

Orang tua Anda pun tentunya bijaksana…

Melihat anaknya yang semakin tumbuh dewasa…

Mereka akan percaya dengan perkataan Anda…

Dengan demikian mereka akan mendukung setiap langkah Anda untuk segera menuju ke pelaminan…

Datang dan jemputlah jodoh yang sudah lama dinanti…

Lalu…sampaikanlah niat baik Anda kepada orang tua sang perempuan…

Anda bisa ajak orang-orang terdekat untuk menemani proses penjemputan jodoh ini atau bisa juga Anda berangkat sendiri…

Jujurlah dan sampaikanlah tujuan mulia Anda..

Terangkan keadaan sosial, ekonomi dan keluarga Anda saat ini…

Sampaikan lah juga visi dan misi Anda ke depan …

Sungguh merugi orang tua yang menolak lamaran Anda…

Karena Anda adalah pemuda yang baik hati…

Kalaulah mereka tahu keutamaan lelaki shalih….

Merekalah yang sebenarnya akan menjemput Anda….

Orang tua yang bijak tentu akan senang dengan maksud baik kedatangan Anda…

Tanpa menyulitkan maksud dan tujuan mulia Anda….

Apalagi Anda bermaksud menikahi anak kesayangannya dengan baik-baik…

Mulai sekarang…..Anda hanya butuh menjadi pribadi yang lebih baik…

Karena…….

Lelaki-lelaki baik hanya di peruntukan untuk wanita-wanita yang baik pula”.

SEMOGA BERHASIL KAWAN…..

Penutup

Menanti dan menjemput jodoh untuk Menuju kebahagiaan tentunya membutuhkan proses, apalagi untuk membina rumah tangga ideal atau yang biasa disebut keluarga SAMA RATA (Sakinah, Mawaddah, Penuh Rahmat dan tentunya takut sama Allah)

Pastikan kalau keduanya harus saling mencintai karena Allah ta’ala sebagaimana cintanya Rasulullah dan Khadijah, Ali dan Fatimah, juga ada contoh terkini Bapak Bj. Habibie dan ibu Hasri Ainun Besari, juga orang tua kita pun bisa sebagai contoh nyata (Insya Allah).

Menikah bukanlah atas dasar paksaan, dipaksa, atau karena ‘iba’ terhadap salah satu pihak, karena yang demikian tentunya bisa berujung pada penyesalan kelak.

Bagaimanapun para lelaki berhak untuk memilih belahan jiwanya sebagaimana para wanita juga berhak untuk menolak lamaran para lelaki yang dirasa kurang ‘’klik’’ dengannya, jika pun ingin menolak tolaklah dengan sekuat tenaga dan sepenuh hati, biarkanlah hati nurani dan akal sehat kita yang memilih dan jika pun menerima jangan lupa bersyukur sambil mengucap “Alhamdulillah’’.

Kalau sudah tercipta keluarga SAMA RATA, maka dengan mudah kita bisa berjalan di atas garis pasir pantai yang sama demi menuju negeri impian idaman setiap insan yaitu Surga ‘Adn, bersama keluarga besar kita kelak. Ya Rabbana…..

جنات عدن يدخلونها ومن صلح من آبائهم وأزواجهم وذرياتهم والملائكة يدخلون عليهم من كل باب ( 23 ) . سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار 24 ))

(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; [23] (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum” [5]. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. [24]. (QS: Ar Ra’d ayat 23-24 juz 13).

 Saya cukupkan tulisan ini dengan sama-sama bermunajat:

“Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi pribadi yang tidak hanya shalih/shalihah saja yang bersifat personal tapi juga menjadi pribadi muslih / muslihah yang kolektif. Ya Rabbana…..”

Catatan Kaki:

[1] Nabi Yusuf mencapai umur antara 30 – 40 tahun

[2] Hadits Riwayat Al-Tirmidzi dan An-Nasa’i dan Tirmidzi berkata: Hadits Hasan Shahih

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (7 votes, average: 9.86 out of 5)
Loading...
Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Bandung (UNISBA) & PIMRED di www.infoisco.com (kajian dunia Islam progresif)

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization