Topic
Home / Berita / Daerah / Masyarakat Aceh: Hilangkan Tradisi Buruk Valentine’s Day!

Masyarakat Aceh: Hilangkan Tradisi Buruk Valentine’s Day!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
(Safrianto)
(Safrianto)

dakwatuna.com – Banda Aceh. Sebagai satu-satunya Provinsi yang menerapkan Syariat Islam di Negeri ini, Aceh terus membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai Islam di berbagai segi kehidupan, termasuk menyadarkan masyarakat agar bisa membedakan mana yang merupakan tradisi Islam dan tradisi non-Islam. Perayaan Valentine’s Day yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 14 Februari dinilai bukan bagian dari tradisi Islam dan dinilai tidak baik bagi kehidupan umat Islam. Untuk itu berbagai elemen masyarakat di Aceh banyak melakukan penolakan terhadap perayaan Valentine Day seperti dengan cara melakukan aksi simpatik atau hanya sekadar memasang spanduk ke seluruh sudut kota dengan pesan menolak perayaan Valentine Day.

Pada hari Rabu (13/2) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Silahturahmi Mahasiswa Unsyiah, Lembaga Dakwah Kampus Universitas Syiah Kuala (FOSMA LDK Unsyiah) mengadakan aksi damai penolakan perayaan Valentine Day di Simpang Kota Pelajar dan Mahasiswa (KOPELMAS), Darussalam, Banda Aceh. Dalam aksinya puluhan mahasiswa tersebut menyuarakan penolakannya terhadap perayaan hari Valentine yang mereka anggap bukan merupakan tradisi para intelektual pemuda Islam. “Kami mengajak elemen pemuda Islam di Aceh untuk menghilangkan tradisi merayakan Valentine Day karena hal tersebut merupakan tradisi buruk yang diwariskan oleh kaum barat yang bertujuan untuk merusak perilaku pemuda pemuda Islam, maka dengan ini kami mengajak semua rekan rekan untuk mengatakan “Say No to Valentine Day!’’. Tutur Fauzi, koordinator aksi.  Dalam aksi tersebut mereka juga mengajak Pemuda Islam untuk mengganti perayaan Valentine Day dengan hari menutup aurat se-dunia, saat aksi mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan ”Mari Jadikan Tanggal 14 Februari Sebagai Hari Gerakan Menutup Aurat’’. Setelah melakukan aksi, puluhan mahasiswa tersebut membagikan stiker yang bertuliskan penolakan perayaan Valentine Day kepada para mahasiswa ke fakultas-fakultas yang ada di lingkungan kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) serta mengajak seluruh mahasiswa untuk menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari menutup aurat.

Ulama Aceh: Hindari Valentine’s Day!

(Safrianto)
(Safrianto)

Ulama Aceh menyerukan anak muda menghindari perayaan Hari Valentine. Sebab, merayakan momen itu sama saja dengan mengakui kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang non-muslim. Ulama mengimbau warga Aceh mematuhi kebijakan itu.

“Haram dalam Islam. Kita larang kaum muda ikut-ikutan merayakan Hari Valentine,” kata Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Ghazali Mohd Syam, Rabu (13/2/2013).

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Ali sebagai Wakil ketua FPI Aceh “Valentine tidak sesuai dengan syariat Islam, itu perayaan non-muslim. Tidak pantas dirayakan,” kata Muhammad Ali Hijrah, Wakil Ketua FPI Aceh, di Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Rabu (13/2/2013).

Spanduk Penolakan Valentine’s Day Hiasi Banda Aceh

Mulai hari Rabu pagi juga terlihat beberapa spanduk penolakan perayaan Valentine Day di beberapa sudut kota Banda Aceh, bahkan salah satu spanduk berasal dari Pemerintah Aceh. Spanduk-spanduk tersebut intinya mengajak pemuda Aceh untuk tidak ikut-ikutan merayakan Valentine Day, di antara spanduk-spanduk tersebut berbunyi “Valentine Day No, Islam Yes!”.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Tradisi Ilmu dan Pendidikan antara Islam dan Barat

Figure
Organization