Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Anak / Waspada Valentine’s Day

Waspada Valentine’s Day

Ilustrasi - Say no to Valentine's Day. (IloveOriginalKawanimut)
Ilustrasi – Say no to Valentine’s Day. (IloveOriginalKawanimut)

dakwatuna.com – Membaca beberapa berita di media online, membuat perasaan miris, salah satunya adalah berita tentang maraknya beredar permen cinta yang disinyalir mengandung zat yang bisa meningkatkan libido sex kaum perempuan (sedang di teliti oleh kepolisian/Polda Metro jaya, bekerja sama dengan BPOM, sumber metrotvnews.com). Pasalnya, maraknya peredaran permen ini ramai menjelang tanggal 14 Februari, yang oleh sebagian masyarakat, tanggal tersebut diagungkan sebagai “Hari valentine” hari kasih sayang. Momentum ini, sering dijadikan ajang para remaja untuk melampiaskan kasih sayang dalam bentuk yang salah, yakni berhubungan sexual sesama remaja yang belum menikah, dengan alibi sebagai bentuk kasih sayang.

Kita mungkin masih ingat, tahun lalu, ketika menjelang tanggal 14 Februari, ditemukan di beberapa minimarket di sekitar Jakarta, paket parcel yang isinya berbagai coklat, termasuk dalam paket tersebut terdapat produk kondom. Tentu saja orang dengan mudah bisa mengerti, kalangan remaja lah yang menjadi objek sasaran dari penjualan paket tersebut, karena faktanya di lapangan, memang yang banyak merayakan hari kasih sayang adalah dari kalangan remaja.

Dua kenyataan tersebut di atas, menggambarkan, betapa kondisi masyarakat kita saat ini sangat memprihatinkan. Generasi muda kita sepertinya menjadi objek kebobrokan moral dari sebuah upaya sistematis dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya demi mengeruk uang. Rela dan tega mengorbankan nasib generasi muda kita, yang merupakan tumpuan harapan dan calon pemimpin di masa depan.

Kita bisa bayangkan, jika remaja-remaja kita, dengan dalih kasih sayang, saling memberikan hadiah permen cinta yang kabarnya banyak dijual secara online dengan harga per paket Rp 75.000 – 100.000(isi 5-6 bungkus permen karet). Para remaja secara tidak sadar akan terjerembab kepada sex bebas, yang multiplier efeknya bisa merambah kepada penyakit kelamin yang sangat membahayakan, dan kasus aborsi di kalangan remaja. Konon kabarnya, banyak kelahiran di luar nikah di kalangan remaja, jika dirunut dari masa awal kehamilannya, banyak terjadi pada momentum tahun baru dan hari valentine.

Yang lebih menyedihkan lagi, sebagian kalangan justru melegalkan dan bahkan menganjurkan pemakaian kondom bagi kalangan remaja yang berpotensi melakukan sex bebas. Argumentasi mereka, katanya untuk mencegah dan menghindari penyebaran penyakit sex. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah seks yang aman dan sehat, tanpa peduli apakah sah/legal syar’i atau tidak. Alih-Alih menghindari terjadinya penularan penyakit sex, justru yang terjadi adalah sebaliknya, karena, sesungguhnya, pori-pori kondom lebih besar dari sel sperma itu sendiri (sumber IICWC). Belum lagi efek lain yang lebih membahayakan, kampanye kondom kepada remaja, sesungguhnya secara langsung maknanya adalah menyuruh mereka (kaum remaja), untuk bergaul dan melakukan sex bebas kapan saja.

Hal ini harus menjadi perhatian khusus kita, khususnya orang tua dan para pendidik, untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mendampingi anak-anak remaja di kedua momentum tersebut. Tentu maksudnya bukan berarti bahwa kita hanya mewaspadai anak-anak kita dari kemungkinan buruk tersebut. Yang lebih penting lagi adalah membekali anak-anak kita sejak dini dengan kesadaran adanya pengawasan dari Allah swt (muraqabatullah). Kesadaran inilah yang akan mengantarkan anak2 kita pada perilaku yang baik, yang sejalan dengan norma-norma agama. Mereka tidak hanya menjadi orang baik ketika ada di samping orang tuanya, atau ketika diawasi oleh orang tuanya, tapi selalu sadar adanya pengawasan Allah, sehingga tingkah lakunya akan terkontrol.

Kisah seorang salafus shalih berikut, semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. Dikisahkan, ada seorang pemuda shalih yang sangat tampan, yang namanya Abu Bakar al Kasturi. Karena kegantengannya, ia banyak dikejar-kejar oleh para gadis, termasuk gadis dari kalangan bangsawan. Suatu ketika seorang gadis cantik kaya raya dari keturunan bangsawan terpandang, bermaksud untuk menjebak Abu bakar agar mau melakukan hubungan sex dengan dirinya. Segala hal dipersiapkan, hingga gadis tadi berhasil mengurung Abu bakar dalam sebuah kamar hanya berdua dengan dirinya. Abu bakar terus berupaya, berpikir keras, bagaimana caranya bisa terhindar dari jebakan maut gadis tersebut, hingga karena ketaqwaannya, Allah melimpahkan ilmuNYA /ilham. Wattaqullah wa yu’alimukumullah. Abu Bakar pura-pura mau menerima ajakan dari gadis tersebut, tapi mengajukan satu syarat, yang harus dipenuhi, yakni dia harus diizinkan untuk masuk ke toilet dulu. Dan diizinkan. Di dalam toilet, Abu Bakar buang air besar, kemudian seluruh kotorannya dilumurkan ke seluruh badannya. Apa yang terjadi……..??? Ketika Abu bakar keluar dari toilet, sang gadis langsung menjauh dan putus asa. Selamatlah Abu bakar dari kemaksiatan zina. Dan sejak itu, meski tidak pernah memakai parfum, badan Abu bakar selalu harum seharum minyak kasturi. Dari sebab inilah beliau mendapatkan gelar Abu Bakar Al Kasturi. Subhanallah.

Jika kita teliti kembali hadits nabi, pemuda semacam ini, masuk dalam 7 golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah swt ketika di padang mahsyar, di saat tidak ada perlindungan lain selain perlindungan Allah swt. Semoga, anak-anak kita mampu mencontoh keteladanan dari Abu bakar Al kasturi. Ya ayyuhaladzinaa aamanuu kuu anfusakum wa ahlikum Naara (Qs Attahrim 6). Wallahu a’lam bishawab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (13 votes, average: 9.62 out of 5)
Loading...
Konsultan Ketahanan Keluarga RKI (Rumah Keluarga Indonesia). Tenaga Ahli Fraksi Bidang Kesra, Mitra Komisi viii, ix, x. Ibu dari 7 putra-putri penghapal Alquran. Lulusan S1 Jurusan Teknologi Pertanian IPB, dan S2 di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Lihat Juga

Apakah Kelainan Orientasi Seksual Bisa Disembuhkan?

Figure
Organization