Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Mentoring, Tak Hanya Sekadar Melingkar

Mentoring, Tak Hanya Sekadar Melingkar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Facebook)
Ilustrasi. (Facebook)

dakwatuna.com – Sore itu, Rudi (bukan nama sebenarnya) seorang mahasiswa tingkat dua salah satu universitas ternama di kota Bandung menerima sebuah sms reminder dari mentornya.

“Sesekali tak apalah saya izin ga ikut mentoring, paling materinya seputar syakhshiyah islamiyah lagi, itu dulu juga sudah saya pelajari di MAN” gumam Rudi, sambil mengetik sms balasan. Singkat saja sms balasannya,

“Maaf kang, saya lagi sakit, ga bisa ke sana”.

Hening.

Setengah jam berlalu HP Rudi berdering. Sebuah sms masuk.

Rudi cekatan membuka inbox.

“Syafaakallaah, cepat sembuh Rud, setelah dirundingkan, kita sepakat tidak jadi mentoring, agenda kita alihkan ke membesuk Rudi :)” sms dari sang mentor mengagetkan Rudi.

Tanpa banyak berpikir, Rudi langsung membeli 4 bungkus mi instan untuk disantap, agar setidaknya terlihat sakit perut.

“Masih ada dua jam lagi sebelum mereka datang”, keluh Rudi.

Benar, tak lama setelah menyantap mi instan + sambel yang dibubuhkan secara tidak normal, Rudi menderita sakit tak tertahankan. Seolah ada yang mengiris-iris ususnya. Kali ini Rudi benar-benar sakit.

Rombongan mentoring datang, mendapati Rudi yang tengah kesakitan. Kang Sigit, Algi, Bina, Toto, Ibam, Aldo, Satria, dan Dudi menggotong tubuh Rudi ke rumah sakit.

Sesampainya di RS. Dokter menengahi kepanikan mereka dengan menambah kepanikan yang lain. Rudi harus dioperasi. Rudi mahasiswa perantauan itu bersikeras agar jangan dilaporkan ke ortunya.

“Untuk masalah biaya RS, Ambil uang tabunganku, ini no pin ATMnya” kata Rudi, serak.

Selama seminggu Rudi terbaring lemah, ditemani teman-teman mentoringnya. Selama seminggu itu juga Rudi ‘diasuh’ mereka bak seorang bayi. Makanan yang membusuk berhari-hari di perut Rudi keluar, dengan ikhlas tetap dibersihkan mereka, sambil muntah-muntah. Seminggu kemudian Rudi diizinkan pulang ke kost. Sudah cukup sehat. Rudi lapar, ga ada uang di dompet. Rudi ke ATM mengambil uang. Ternyata uang tabungannya masih utuh.

Dalam mentoring, kita tak hanya disuguhi materi-materi keislaman, tetapi juga diajarkan soal cinta dan ukhuwah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Oleh karena itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (QS Al-Hujurat 10)

“Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri” (HR. Bukhari)

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (28 votes, average: 9.96 out of 5)
Loading...

Tentang

Seorang pemuda perantau yang sedang belajar untuk belajar.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization