Topic
Home / Narasi Islam / Ekonomi / Pentingnya Perputaran Uang

Pentingnya Perputaran Uang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Sebuah kepastian jika ekonomi sangat penting bagi umat Islam. Bahkan dengan ekonomi yang kuat maka umat ini akan lebih diperhitungkan dan berjaya daripada dengan umat yang lainnya. Mengapa? Karena dari sisi ajaran kita lebih mulia dari ajaran yang lainnya, sedangkan di bidang ekonomi kita punya sistem yang sangat adil. Yang tidak akan membuat kaya satu pihak, tapi bisa meratakan hasil dengan berbagai pihak. Inilah keunggulan dari ekonomi Islam.

Tapi dibalik keunggulan secara sistem tapi jika tidak disambut dengan meriah oleh umat Islam, maka tidak akan bernilai apa-apa kecuali nilai nol. Karena suatu sistem yang sangat sempurna, dan akan menjadi hasil sempurna. Jika sudah dijalankan dan diperjuangkan dengan maksimal.

Bicara tentang ekonomi, maka tidak terlepas dengan perputaran uang. Bahkan indikasi suatu ekonomi masih sehat tergantung seberapa besar uang yang berputar. Maka tidak heran ketika terjadi krisis di Eropa dan Amerika, agar negeri ini tidak ikut-ikutan terkena dampak krisis. Maka masyarakat jangan sampai mengurangi belanjanya. Karena akan berdampak pada perputaran uang.

Sekarang yang menjadi pertanyaan, berapa besarkah perputaran uang yang ada di umat Islam terkhususnya umat Islam yang ada di Indonesia?? Masih sangat kecil dibanding dengan Negara-negara yang lainnya.

Keadaan umat ini yang mayoritas kalangan menengah ke bawah menjadi faktor penting akan lemahnya perputaran uang. Tapi hal ini bisa teratasi dengan para konsumen muslim mulai berbelanja pada produk-produk yang di produksi oleh umat ini. Karena saat ini sudah banyak produk-produk yang diciptakan oleh kalangan muslim sendiri. Mulai dari kebutuhan pokok sampai kebutuhan yang mewah. Walaupun jumlahnya masih sangat kecil tapi jika pemesanan tinggi, bisa merangsang untuk mencipta lebih lagi. Intinya dari seberapa banyak pemakainya. Misalnya jika ada air mineral yang diciptakan oleh produsen Muslim, maka seyogianya kita bisa memilihnya. Jangan sampai kita termakan dengan tersugesti produk yang masyhur. Jika menyebut air mineral, maka dengan merek tertentu. Hal ini harus disadari bersama.

Perputaran uang yang tinggi juga sebagai indikasi tentang kesejahteraan sebuah negara ataupun umat tertentu. Logikanya, jika suatu penduduk kecil tapi perputaran uang besar dengan penduduk besar dengan perputaran besar maka yang lebih sejahtera adalah penduduk yang kecil tadi. Karena daya belinya tinggi. Dan umat Islam di Indonesia sangat besar jika dibarengi dengan daya beli yang besar juga maka kita bisa lihat sangat besar potensinya. Tentu saja ini dengan membeli produk yang diciptakan oleh umat Islam di Indonesia sendiri. Jika hal ini terjadi, maka produk-produk yang terbeli tadi akan terangsang untuk menjadi lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Melihat fakta umat ini yang menciptakan produknya baru yang sedikit, maka kita harus mendorong dari produk yang tercipta menjadi lebih maju dan produk yang belum bisa diciptakan kita bisa membeli dari pihak lain dengan pengambil distribusi dari kalangan muslim. Tentu saja dengan berusaha agar sesegera menciptakan produk saingannya.

Sudah begitu, waktu untuk uang berputar yang besar jangan hanya mendekati lebaran saja. Sebisa mungkin bisa sepanjang tahun. Jikalau memang harus tak sebesar lebaran maka jangan sampai kurang dari separuhnya. Hal ini penting untuk menjaga kestabilan dalam perputaran uang. Dalam ekonomi, yang namanya kestabilan sangat penting.

Semoga saja dengan segala tantangannya, umat ini bisa keluar dengan hasil gemilang. Tentunya di bidang ekonomi, yang bisa dikatakan sebagai pijakan sarana beribadah. Amin. Wallahua’lam.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 9.33 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization