dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Organisasi Human Rights Watch (HRW) menyatakan bahwa serangan Israel terhadap wartawan dan fasilitas media massa selama agresi militer bulan November kemarian, merupakan pelanggaran terhadap hukum perang.
HRW menyatakan hal tersebut setelah melakukan investigasi secara detil terhadap kasus-kasus serangan itu, dan tidak menemukan bukti bahwa tempat-tempat yang menjadi kantor media massa, upakan tempat yang digunakan untuk aktivitas militer seperti yang diklaim oleh militer dan pemerintah zionis Israel.
Serangan zionis Israel ke Jalur Gaza pada pertengahan November kemarin, menyebabkan dua jurnalis gugur, 10 pekerja media massa luka-luka dan sejumlah kantor media rusak berat. Militer zionis sengaja menjadi para wartawan dan kantor media sebagai target serangan untuk membungkam pemberitaan tentang kekejian Israel di Jalur Gaza.
“Hanya karena Israel mengatakan bahwa seorang jurnalis adalah pejuang atau sebuah stasiun televisi adalah kantor pusat komando, bukan berarti itu seperti yang apa dikatakan Israel,” kata Sarah Leah Whitson, direktur HRW untuk kawasan Timur Tengah.
“Para wartawan yang memuji Hamas dan stasiun-stasiun televisi yang memuji serangan Israel, mungkin para propagandis, tapi itu tidak membuat Israel dibolehkan menjadikan mereka sebagai target serangan berdasarkan hukum perang,” sambung Leah Whitson.
Merespon pernyataan HRW, militer Israel mengatakan bahwa tindakan mereka sudah sesuai dengan hukum terkait konflik bersenjata. Militer Israel malah menuding “para teroris” di Gaza yang terus melakukan pelanggaran terhadap hukum perang.
“Informasi lengkap tentang insiden-insiden yang terdapat dalam laporan HRW sedang kami teliti. Begitu prosesnya sudah selesai, kami akan memberikan jawaban yang menyeluruh,” demikian pernyataan militer Israel yang dikirim lewat email pada Reuters. (aisyah/mn/knrp)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
