Topic
Home / Narasi Islam / Politik / Meretas Peradaban Madani Indonesia

Meretas Peradaban Madani Indonesia

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (multiply.com/tisesa)
Ilustrasi (multiply.com/tisesa)

dakwatuna.com – Sesungguhnya Allah melipat untukku bumi, maka aku bisa melihat ujung timur bumi dan ujung baratnya. Dan Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang di lipat untukku. Aku juga dikaruniai dua perbendaharaan (kekayaan) MERAH dan PUTIH(HR, Muslim: kitabul fitan nomor 5144)

Indonesia Anugerah Allah SWT yang Terzhalimi

Di dalam kajian geologi ada sebuah tempat yang dinyatakan sebagai negeri Atlantis yang di kenal kaya raya di darat dan lautannya. Negeri Atlantis adalah benua yang ditenggelamkan oleh lautan sejak berakhirnya zaman es sekitar 11.600 tahun yang lalu setinggi 120 sampai 150 meter. Prof. Aryso Santos, seorang geolog dan fisikawan nuklir berkebangsaan Brasil menyatakan bahwa Negeri Atlantis yang kaya raya sumber daya alamnya itu adalah “Indonesia “1.

Indonesia seperti yang termaktub dalam Wikipedia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu di sebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berkependudukan Muslim terbesar di dunia (85% dari seluruh penduduk Indonesia). Saya kemukakan beberapa fakta terbaru mengenai Indonesia yang mungkin beberapa sejalan dengan pernyataan Prof. Aryso Santos. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Kemudian sekali lagi saya ulangi bahwa Indonesia merupakan negara yang penduduknya adalah Muslim terbesar di dunia dan masih banyak lagi yang Indonesia miliki dan tidak di miliki oleh negara lain.

Sungguh Allah SWT memberikan anugerah yang sangat luar biasa. Namun di sisi lain Indonesia mengalami keterpurukan yang sangat ironis. Beberapa fakta mengenai keterpurukan Indonesia adalah “angka kemiskinan” di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia masih tinggi tingkat kemiskinannya. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen)2. Angka pengangguran tenaga kerja produktif di Indonesia sangat tinggi dari tahun ke tahun. Data Indonesia menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia memiliki trend yang terus meningkat. Kemudian, dari angkatan kerja di Indonesia yang mencapai sekitar 102,55 juta orang, 9,39 juta orang di antaranya tergolong pengangguran pada tahun 2008 (BPS, 2009). Korupsi, kolusi, dan nepotisme  di Indonesia merupakan  negara paling korup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi para pelaku bisnis.  Itulah hasil survei pelaku bisnis yang dirilis Senin, 8 Maret 2010 oleh perusahaan konsultan “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) yang berbasis di Hong Kong. Tentunya masih banyak lagi keterpurukan-keterpurukan Indonesia di bidang yang lainnya. Dengan menggunakan logika komparasi dua kenyataan yang saya rangkum di atas maka saya dengan sangat memprihatinkan menyebutkan bahwa “Indonesia adalah anugerah Allah SWT yang terzhalimi”. Apalagi melihat fakta bahwa umat Muslim terbesar di dunia adalah di Indonesia dan ini yang seharusnya menjadi renungan kita. Bolehlah saya menyimpulkan bahwa umat Muslim Indonesia masih belum menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman yang seharusnya membawa rahmat terkhusus untuk Indonesia.

Ke manakah anak zaman. Ke manakah ke manakah perginya anak-anak muda Al Kahfi? Tidurkah anak-anak muda ini? Ke manakah peta zaman akan di bawa … (Muhammad Ilyas)

Islam dan Nilai Al-Quran dalam Meretas Peradaban Madani di Indonesia

Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh perbuatan ma’ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar dan kepada Allah kembali segala urusan”. (QS. Al Hajj: 41)

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Madani merupakan sebuah padanan kata yang berarti berhubungan dengan hak-hak sipil; berhubungan dengan perkotaan; menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yang berperadaban. Anugerah yang Allah berikan untuk Indonesia berupa kelimpahan materi ternyata bukan sebuah nilai yang semata-mata dapat dijadikan modal untuk meretas peradaban di Indonesia. Namun ada hal lain yang sebenarnya akan menopang semua proses-proses pencapaian cita-cita tersebut yaitu nilai keimanan. Pertemuan antara nilai karakter pribadi bangsa dengan wawasan dan profesionalitas kerja dalam melakukan pemberdayaan potensi yang ada. Yang pertama kali yang harus di bangun adalah keberimanan bangsa secara totalitas kepada Allah SWT. Hal ini merupakan hal mendasar yang perlu di lakukan guna meretas jalan peradaban madani itu. Secara bahasa sederhananya saya ungkapkan bahwa masyarakat Indonesia terutama umat Muslim harus kembali membangun kepribadian dan karakter Qurani dalam dirinya. Yaitu masyarakat yang dibahasakan oleh Dr. Yusuf Qaradhawi masyarakat yang berbasis syariat Islam. Masyarakat yang tegak di atas aqidah, keimanan dan akhlak.

Karena peradaban yang akan di bangun adalah peradaban yang hanya bersifat nilai material saja seperti yang sekarang dibangun oleh barat. Namun peradaban yang merupakan puncak di pertemukannya nilai-nilai moral dan akhlak dengan nilai kemajuan fisik dan materi juga di tunjukkan dalam kemajuan ilmu dan teknologi.

Lalu bagaimanakah dan jalan seperti apakah yang harus di tempuh melalui Al-Quran itu? Saya akan awali penguraian proses penting itu dengan kembali merujuk pada Al Quran itu sendiri tentunya. Problem apa pun yang tengah terjadi atau proses apa pun yang sedang di usahakan, maka semuanya telah Allah ciptakan Al-Quran sebagai solusi dan penawarnya. Maka bersyairlah seorang ulama bernama Dr. Aidh Al Qarni penulis buku la tahzan.

Wahai Al-Quran

Kudengar engkau

Di saat malam terasa sepi

Kau berjalan

Mengguncangkan alam semesta

Maha suci Allah yang telah menjalankannya

Dengan mu ku buka dunia

Dengan mu kupancarkan sinarnya

Kami berjalan di atas dunia

Memenuhinya dengan sejuta pahala

Ketika kita sedang mengalami krisis atau keterpurukan. Maka Al-Quran menjawab bahwa hal yang sedang kita alami seperti ini seharusnya menuntut kita untuk kembali kepada sang maha hidup yang dengan rapih mengatur urusan hambanya. Firman Allah SWT “Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitan pun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan” (QS. Al An’am: 43). Begitulah sedikit gambaran karakter ketika kita harus kembali kepada nilai-nilai Al-Quran dalam meretas jalan peradaban madani. Peradaban dilahirkan dari ide besar yang kemudian ide itu di topang oleh sumber daya dan kekuatan. Karena peradaban madani adalah gambaran realisasi dari nilai-nilai Al Quran.

Berikutnya masyarakat harus melakukan kerja-kerja peradaban setelah kita giring kesadaran karakter umat kembali kepada nilai Al Quran tadi. Ada beberapa hal mendasar yang harus di internalisasi ke dalam kerja-kerja peradaban, di antaranya:

1. Kerja peradaban berbasis riset

Masyarakat harus terbiasa untuk melakukan riset-riset. Kita harus meningkatkan intensitas membaca secara mendalam dan terjun ke medan lapangan mendalami persoalan dengan sampai tuntas. Maka jejak rekam riset itu di interpretasikan secara kritis dan objektif sehingga semuanya tersadari menjadi sebuah budaya yaitu budaya berfikir karena itulah syarat ulil albab.

2. Kerja berbasis kompetensi

Secara komunal atau personal masyarakat Indonesia harus menggali kompetensi yang di miliki kemudian mengasahnya secara matang kemudian dipertanggungjawabkan ke publik. Masyarakat Indonesia akhirnya akan melahirkan para pakar di bidangnya. Dengan kompetensi juga akan di dapat hasil kerja yang lebih memuaskan.

3. Kerja berbasis kompetitor

Di setiap ruang kerja peradaban maka fakta yang harus di hadirkan adalah bahwa kita sedang tertinggal dan dengan hal itu maka kita sedang menghadapi kompetitor kita. Dengan itulah akan muncul dinamisasi yang akan menghidupi gerak kerja-kerja peradaban kita.

4. Kerja berbasis sinergis

Banyak dari masyarakat yang akan menempati hal strategis sehingga ini akan menjadi kekuatan yang tersusun rapi dengan cara memenejnya dengan baik sehingga setiap kekuatan yang telah dimiliki akan bersinergis.

Semuanya harus dilakukan dengan amal nyata. Tidak hanya berhenti di tataran ide. Realisasilah yang akan menggambarkan peradaban madani itu. Maka dengan seksama akan kita saksikan pembangunan peradaban sedikit demi sedikit akan memancarkan pesonanya. Kemudian sekarang yang akan memangku kerja besar itu siapa? Maka dengan lantang saya akan meneriakkan bahwa yang tepat untuk memikul kerja itu adalah “para pemuda Indonesia”. Pemudalah yang akan menggagas semua itu. Pemudalah yang akan menerjang beberapa tantangan yang akan dilalui dalam meretas peradaban madani di Indonesia. Sehingga para malaikat ikut membersamai para pemuda rabbani dan melantunkan doa untuk mereka-mereka yang berproses dalam kerja besar meretas peradaban madani di Indonesia.

 

Catatan Kaki:

  1. Atlantis : The Lost Continent Finally Found (1997-2009)
  2. Sensus Penduduk BPS 2010. www.bps.go.id

Sumber Inspirasi:

  1. Jurnal Muslim Negarawan
  2. Masyarakat berbasis Syariat Islam, Dr. Yusuf Qaradhawi 2003
  3. The way of Al Qur’an, Dr. Aidh Al Qari 2007
  4. Menuju Masyarakat Madani, Prof. DR. Azyumardi Azra
  5. Wikipedia
  6. www.bps.go.id

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 6.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa di Purwokerto. Salah seorang anggota KAMMI Daerah Purwokerto. Anak pertama dari 3 bersaudara. Anggota juga di Forum Lingkar Pena Purwokerto.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization