Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Quantum Karakter di Zaman Ibrahim

Quantum Karakter di Zaman Ibrahim

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dawatuna.com – Beberapa saat lalu kita telah belajar tentang bagaimana nabi Ibrahim AS dalam hidupnya, saat ini pula, saudara kita seiman dan se Islam telah menjalankan syariat nabiyullah Ibrahim AS, haji di tanah suci Mekah, tentu sudah seharusnya kita mengambil banyak pelajaran dalam kehidupan nabi Ibrahim, di mana di sana terdapat sebuah proses pendidikan karakter yang sangat luar bisa, terbukti dengan di akuinya syari’at-syari’at yang di ajarkan oleh Ibrahim masih di jalankan oleh umat muslim di seluruh dunia sampai hari ini bahkan sampai akhir kelak.

Kehidupan nabi Ibrahim AS menjadi fenomenal di karenakan karakter mulia yang di ajarkan kepada istrinya Hajar dan anaknya Ismail. Sebuah tolok ukur keluarga yang di dambakan oleh umat manusia di zaman sekarang ini, namun hampir semua masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia lupa terhadap karakter apa yang harus di bangun, dari mana mulai di bangun dan kapan harus mulai di bangun? Alhasil pendidikan karakter hari ini di bangsa kita, layaknya riuh suara di telan malam yang tiada maknanya.

Mengkaji model pendidikan karakter zaman Ibrahim menjadi sebuah keharusan bagi kita, karena kita para perindu karakter mulia, karena kita adalah pemangku kepentingan terhadap karakter (akhlaq) yang meyakini bahwa dengan karakter akan mampu melepaskan resah terhadap pergaulan bebas anak-anak kita, karakter mulia yang mampu memberikan jaminan ketenangan, kebahagiaan bagi kita semua baik dalam pergaulan sehari-hari dan dalam kehidupan anak-anak yang lebih manusiawi.

Dalam sejarah, Ibrahim AS mengajarkan karakter kesabaran yang tidak dapat di tandingi oleh manusia sejak Adam AS sampai Muhammad SAW, potret kehidupannya menggambarkan kepada kita bahwa Ibrahim memiliki karakter Sabar yang sungguh mulia dan besar, terbukti dengan kesabarannya ia mampu melewati tantangan dan rintangan yang demikian beratnya.

Kesuksesan Ibrahim dalam Membangun keluarganya disebabkan oleh Karakter Sabar yang dimiliki oleh Ibrahim, sabar tersebut di pengaruhi oleh faktor kepercayaan, Percaya kepada Allah SWT atas semua perintahNya. Bahwa setiap perintah Allah penuh dengan kebaikan terhadap dirinya dan umat manusia.

Kesabaran Ibrahim tergambar saat ia menanti buah hati dalam waktu cukup lama, dan di saat ia mendapatkan Ismail buah hati yang telah lama di nanti, Allah memerintahkan Ibrahim untuk membawa istrinya Hajar di tengah padang pasir yang tandus, kemudian Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail dengan bekal sekantong korma dan sekantong air.

Di saat itu jelas bagi kita semua, terdapat Quantum Karakter yang kita bisa petik, perhatikan karakter apa yang kita bisa ambil pada peristiwa tersebut? Di saat Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail, Hajar berkata, ‘wahai Ibrahim, kenapa engkau meninggalkan kami ditempat yang sepi dan tandus ini? Ibrahim tak mampu menjawab ia terus berjalan membelakangi Hajar, sembari Ibrahim meneteskan air matanya, lalu hajar bertanya lagi, Ibrahim kenapa engkau meninggalkan kami hanya dengan bekal kurma dan air yang sangat sedikit? Ibrahim pun, tak menatap ke hajar dan Ibrahim, karena tak sunggup, air mata Ibrahim terus terjatuh, lalu Hajar bertanya, wahai Ibrahim, apakah ini atas perintah Tuhanmu dan Tuhanku? Lalu ia berbalik dan menganggukkan kepala tanpa bersuara’, karena tak sanggup berkata-kata.

Perhatikan apa yang di sampaikan oleh Hajar, ‘wahai Ibrahim jika ini perintah Tuhanmu dan Tuhanku, maka pergilah, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan hambanya yang Taat’ , subhanallah, sungguh luar biasa, Hajar menjadi contoh seorang istri yang memiliki karakter mulia, memiliki keyakinan yang benar terhadap Tuhannya, yaitu berprasangka baik terhadap Tuhannya, dan Hajar mencerminkan bagi kita adalah istri yang tangguh dan pemberani.

Tak kalah luar biasa, karakter yang dimiliki Ismail, ia adalah anak yang sayang dan taat kepada ayah dan ibunya, perhatikan apa yang terjadi saat Ismail bertemu dengan Ibrahim ayahnya, Ismail langsung mendekap ayahnya, lalu Ismail mengajak Ibrahim ayahnya bermain-main, seolah-olah mereka tidak pernah berpisah, padahal ia telah berpisah sampai belasan tahun, ternyata Hajar ibundanya Ismail selalu menceritakan tentang kebaikan-kebaikan Ibrahim kepada Ismail, sebuah proses pendidikan yang tidak pernah putus dilakukan oleh Hajar, walaupun hanya seorang diri.

Dari proses pendidikan yang dilakukan oleh Hajar, Ismail menunjukkan ketaatannya kepada orang tuanya, di saat Ibrahim mengabarkan bahwa Ismail akan disembelihnya, Ismail berkata ‘wahai ayah, jika itu atas perintah Tuhanmu, maka lakukanlah, engkau akan mendapatkanku dari golongan orang yang sabar’, anak yang baru berjumpa dengan ayahnya, kemudian ia akan disembelih oleh ayahnya, Ismail taat dan yakin atas apa yang akan dilakukan ayahnya.

Hal tersebut menggambarkan kepada kita, bahwa  Ibrahim dengan karakter Sabar dan keyakinannya yang tinggi kepada Allah, Ia bisa mendidik Hajar istrinya menjadi istri yang tangguh dan pemberani, Ibrahim juga mampu mengajarkan karakter taat kepada anaknya Ismail, sungguh Quantum (lompatan) Karakter pada keluarga Ibrahim, sangat kita dambakan saat ini, untuk membangun pribadi-pribadi penyabar, pemberani, tangguh, taat pada orangtua dan pada segala perintah Allah, karena karakter-karakter tersebut akan mampu menghadirkan kebahagiaan, ketenangan di dunia dan akhirat, seperti Ibrahim, Hajar dan Ismail.

Semoga kita sebagai seorang pemuda, ayah bisa belajar dari Ibrahim dan bisa menjadi Ibrahim masa kini, buat ibunda, calon ibu dan para muslimah, semoga bisa menjadi Siti Hajar yang tangguh dan pemberani serta menjadi guru di rumah, Buat saudaraku semoga bisa belajar dari Ismail, yang taat pada Allah, Rasulullah dan taat pada orang tua, serta semoga yang telah berhaji dan para jamaah haji yang baru pulang, bisa membawa karakter-karakter Ibrahim dan mampu meneladankan karakter-karakter Ibrahim di rumah, ditempat kerja dan di masyarakatnya.

Semoga bermanfaat,
Salam Pendidikan.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...
Penulis, Aktivis dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization