Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Sungguhkah Aku Tinggalkan Jalan Ini?

Sungguhkah Aku Tinggalkan Jalan Ini?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Bismillahirrahmanirrahim…

Ilustrasi. (art4islam.blogspot.com)

dakwatuna.com – Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan ALLAH. (QS Al-Taubah [9]: 41)

Bukan sebuah keluhan saudaraku, namun ini adalah rasa ketika suatu waktu berharap ingin terlepas dari jalan ini.

Sebuah kampus ataupun sekolah yang memiliki agenda dakwah pastinya sudah paham apa itu yang dinamakan ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Tetapi, keadaan masing-masing lembaga dakwah, tentunya tidak akan berjalan tanpa ujian.

Minimnya kader, kurangnya komitmen dan lain sebagainya. Namun, sudahkah mengoreksi diri sendiri ataupun keputusan-keputusan dalam dakwah yang sudah dibuat. Bukan malah memudahkan dan memuluskan jalan ini, tetapi malah saling menyakiti sesama saudara muslim.

Prasangka adalah penghancur ukhuwah paling utama. Prasangka adalah bujukan untuk memudahkan langkah duniawi dan pemberat langkah menuju jannah.

Ketika seorang saudari saya mengatakan dengan tegasnya,

“Ukhti, adakah ada yang salah dengan saya? Sehingga ini kesalahan pertama kali namun sudah menerima hujatan”

Seringkali menjadi seorang aktivis yang berjalan di jalanNya mengaburkan luput yang dilakukan oleh diri sendiri. Nista diri ketika hujatan dilimpahkan tidak pada diri sendiri dan mencoba menyalahkan saudara lain. Sudah tereliminasikah ukhuwah dari romansa dakwah?

Kemudian, sakit hati dan kekecewaan yang muncul menjadi bumerang terhadap orang lain ataupun diri sendiri. “Ukhti, saya ingin rehat”.

Beberapa gejolak karena ingin terlepas dari jalan ini lantaran timbul konflik internal dan eksternal dari masing-masing pribadi. Perlu diingat juga, kondisi iman yang naik turun menjadi satu hal yang mendominasi pemikiran negatif. Namun, kondisi eksternal dari pribadi, seperti keadaan organisasi yang di ambang hancur juga menuntut pemikiran seseorang, yang mana, di sisi lain ingin berhenti, tapi juga tidak mau berhenti. Ini semua menjadikan tekanan yang sontak meng”galau”kan seorang ADK.

Kondisi eksternal yang dimaksud adalah keadaan SDM yang dinilai kurang menyamankan, tidak bisa bergerak, bahkan macet ketika diajak berlari. Hal ini perlu dikritisi dari sebuah ADK itu sendiri. Apakah ada yang salah dengan sistem kepemimpinannya? Ataukah pemimpinnya yang menjadikan anggotanya kocar-kacir?

Saudaraku, sebagai sesama muslim yang hakikatnya paham kewajiban dalam Islam, tentunya perasaan lelah dan meninggalkan jalan ini, bisa muncul secara salah pada waktu yang tepat, inilah waktu syaitan yang picik menjauhkan kita dari jalanNya.

Ingatlah, bahwa ALLAH adalah penolong bagi hamba-hambaNya.

Dituturkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah bersabda “Sungguh, dalam surga ada seratus derajat yang disediakan Allah untuk orang-orang yang berjuang di Jalan ALLAH. Jarak antara derajat yang satu dengan derajat yang lain laksana jarak antara langit dan bumi.” (Hadits ini dituturkan oleh Al-Bukhari).

Ingatlah, bahwa ALLAH menguji hamba-hambaNya untuk meninggikan derajat, memperbaiki imannya, menguji ketsiqahan kita sebagai seorang jundi.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (9 votes, average: 8.78 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswi angkatan 2011 yang tengah menempuh kuliah jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga Surabaya. Mencoba, menahan dengan bertahan. Mencoba berjuang dengan pejuang. Sangat bersyukur ketika mendapatkan saudara-saudara yang mencintaiNya.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization