Topic
Home / Berita / Opini / Teror dan Fitnah Para Keledai

Teror dan Fitnah Para Keledai

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Facebook)

dakwatuna.com – Salah satu tujuan berdirinya suatu negara adalah memberikan Stabilitas Kehidupan bagi masyarakatnya. Memberikan kehidupan yang tenteram bagi setiap hati rakyat tidak membeda-bedakan secara materiil adalah tugas Pemerintahan suatu negara. Satu bulan terakhir masyarakat Indonesia disibukkan oleh isu teroris yang sangat meresahkan sebagian masyarakat Indonesia. Sehingga stabilitas negara terganggu oleh isu-isu teror tersebut.

Sangat menarik jika kita mengkaji pada keadaan seperti ini sebenarnya siapa sih yang meneror dan siapa yang diteror. Hari ini timbangan kita dalam menentukan suatu “nilai” sudah dibolak-balikkan timbangannya. Yang benar menjadi salah, dan yang salah menjadi benar. Contoh simpelnya jika berhubungan seks di luar nikah adalah suatu tindakan yang tercela, namun kenapa hari ini pemerintah mengkampanyekan penggunaan kondom dengan dalih mengurangi penderita HIV/AIDS, padahal kan bisa saja pemerintah mengkampanyekan gerakan anti berhubungan seks sebelum nikah. Dan kondom tidak perlu dijual di minimarket-minimarket yang banyak berdiri di sekitar pemukiman masyarakat. Kenyataan saat ini tanpa kita sadari adalah bentuk “pembenaran” dari pemerintah untuk melakukan hubungan seks di luar nikah.

Kita kembali ke soal teror dan meneror. Info grafik yang ditayangkan Metro TV beberapa hari lalu tentang bibit terorisme di sekolah dan menyebar di dunia maya sejak 14 September menimbulkan teror baru bagi masyarakat kita. Pola Rekrutmen Teroris Muda ala Metro TV

  1. Sasarannya siswa SMP akhir-SMA dari sekolah-sekolah umum.
  2. Masuk melalui program ekstra kurikuler di masjid-masjid sekolah.
  3. Siswa-siswi yang terlihat tertarik kemudian diajak diskusi di luar sekolah
  4. Dijejali berbagai kondisi sosial yang buruk, penguasa korup, keadilan tidak seimbang
  5. Dijejali dengan doktrin bahwa penguasa adalah thaghut/kafir/musuh

Lagi-lagi di sini terlihat ada upaya membolak-balikkan “nilai” suatu kebaikan, dan semakin menunjukkan betapa bodohnya diskusi yang dilakukan METRO TV, dan para pendukungnya. Kenapa terlihat bodoh? Saya akan membedah kebodohan mereka menjadi beberapa poin, yaitu:

Pertama: jika informasi itu benar seharusnya pemerintah melalui kemendikbud memberikan surat keputusan untuk tidak membiarkan kegiatan tersebut terjadi di sekolah. Yang dilakukan saat ini adalah tindakan konyol dengan memberikan peringatan tapi tidak melakukan tindakan sehingga yang terjadi adalah pemerintah “meresahkan” masyarakatnya sendiri dengan berita yang mereka sebarkan.  Berarti dalam hal ini bisa saya nyatakan bahwa yang melakukan tindakan teror adalah pemerintah itu sendiri, karena merekalah yang meresahkan masyarakat, dengan berita-berita yang belum tentu teruji kebenarannya.

Kedua: pemberitaan ini secara tidak langsung menuduh masjid di semua sekolah adalah sarang teroris. Karena ketidakhati-hatian dalam menyebarkan informasi, yang terjadi adalah bukanya memberikan manfaat bagi masyarakat tetapi malah telah menimbulkan fitnah yang keji terhadap masjid. Padahal masjid adalah tempat yang memiliki keutamaan dan rumah bagi orang-orang bertaqwa… “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah Ta`ala, maka janganlah kamu menyeru seseorang beserta-Nya.” (Q.S. Al-Jin (72):18) “Sesungguhnya masjid itu dibangun di atas takwa” (Q.S. At-Taubah (9):108)

Ketiga : Bukan hasil penelitian. Metro TV menyampaikan dalam dialog tersebut Profesor Bambang Pranowo menyampaikan hasil penelitiannya bahwa ada lima pola rekrutmen teroris muda. Dalam sebuah penelitian tentu akan melampirkan data-data yang fakta dan dapat di uji kebenarannya. Namun informasi yang diberitakan tidak menunjukkan bahwa data tersebut hasil dari sebuah penelitian seseorang setingkat profesor. Sangat disayangkan televisi berita yang seharusnya mengedepankan fakta malah menyebarkan penelitian palsu. Masihkah bisa disebut televisi berita professional? Atau memang terdapat kepentingan?

Keempat: informasi ini adalah informasi yang tidak layak berita karena tidak memiliki fakta dan tidak jelas siapa pelakunya. Sehingga hanya berupa fitnah. Informasi ini semakin menegaskan berita yang bodoh untuk disebarkan karena tidak menjelaskan ekstra kurikuler (ekskul) apa yang dimaksud. Namun seperti yang kita ketahui hanya ekskul Rohis lah yang menggunakan masjid sebagai tempat berkegiatannya. Namun lagi-lagi metro TV melalui websitenya metrotvnews.com tidak berani tegas ekskul apa yang dimaksud. Lalu pertanyaan adalah jika masih ragu kenapa sudah diberitakan? Lagi-lagi pasti ada kepentingan.

Kelima: Menuduh Presiden sebagai dalang teroris. Kenapa saya sebut begitu? Seperti yang kita ketahui seluruh sekolah di Indonesia adalah menjadi tanggung jawab penuh Kemendik. Tentu semua kegiatan yang terdapat di sekolah pasti akan dibuat tembusannya hingga ke Kemendikbud dan menjadi tanggungjawab Pemerintah. Sehingga tanggungjawab itu jika kita tarik garis lurus akan berakhir pada persetujuan Presiden. Secara tidak langsung pemberitaan ini menuduh Presiden adalah sang penebar teror.

Kata-kata “fitnah lebih kejam daripada pembunuhan” adalah firman Allah yang disebutkan dua kali dalam Al-Quran: fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, [Al Baqarah: 191] fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. [Al Baqarah: 217]. Ayat ini dengan sangat jelas menyatakan “bahwa seorang penebar fitnah lebih kejam dari pada teroris* yang membunuh manusia”. Lalu hari ini siapakah yang lebih keji.

Catatan Kaki:

* teroris di sini adalah setiap orang yang menebarkan teror kepada orang lain. Seperti Israel yang meneror rakyat palestina. Pemerintah Myanmar yang meneror masyarakat Rohingya. Amerika yang meneror Irak dan Pakistan, dan masih banyak lagi.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.

Lihat Juga

Bom Teror, DPR: Negara Harus Melindung Keselamatan Rakyatnya

Figure
Organization