Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Hidayah Itu Datang di Bulan Ramadhan

Hidayah Itu Datang di Bulan Ramadhan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (grandstrandvacations.com)

dakwatuna.com – “Di awal Ramadhan ini Alhamdulillah aku di berikan libur dari tempatku bekerja walau cuma satu hari sih, hehehe” gumamku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.

Duh baru nyadar kalau aku lagi di bus mau pulang ke rumah dan bertemu dengan keluargaku.

“Akhirnya aku bisa melewati puasa pertamaku dengan orang tuaku” Bisikku

Tak terasa aku pun telah sampai di terminal tepat pukul 8 malam, lalu ku telepon ayahku agar menjemputku di terminal bus.

Aku pun sampai di rumah “Assalamu’alaikum” Seruku dari luar rumah

“Wa’alaikumsalam” Jawab Ibuku dari dalam sambil membuka pintu

“Nis, kok malam sih datangnya?” Tanya Ibuku setelah aku masuk dan duduk di kursi

“Biasa Mah, macet” Jawabku lemas

“Emmmm Mah aku cape banget mana belum shalat lagi” Tambahku

“Ya sudah kamu makan dulu, Mamah udah masakin makanan kesukaan kamu, terus kamu shalat lalu istirahat” Ucap Ibuku lembut dengan membelai aku

“Ya deh Mah” Jawabku lagi

Aku pun pergi ke dapur untuk mengambil makanan kesukaanku yang telah Ibuku masakan

“Emmm enak banget deh Mah masakannya, Mah besok Mamah shaum kan?” Tanyaku pada Ibuku disela makanku

“Ya Nis, Mamah besok juga puasa” Jawab Ibuku

“Mbak sampai kapan liburnya?” Tanya Adikku

“Satu hari Dek” Jawabku

“Emmm kok cuma sebentar sih Mbak?” Tanya Adikku lagi

“Tak Apalah Dek” Jawabku santai

Selesai makan aku pun mengambil air wudhu dan shalat Isya sekaligus menjama’ shalat Maghrib soalnya tadi masih di bus.

Selesai shalat aku langsung menuju kamar untuk tidur

“Mah, Nisa tidur duluan ya” Ucapku pada Ibuku

“Ya Nis, jangan lupa berdoa dan niat shaum” Jawab Ibuku

“Ya Mamahku sayang”

Aku pun langsung terhempas di tempat tidur tak berapa lama setelah aku berdoa dan niat aku pun terlelap

****

“Nisa Mamah mau memakai jilbab di manapun Mamah berada” Ucap Ibuku

“Beneran Mah….?”  Tanyaku seolah tak percaya dengan ucapan Ibuku

“Ya Nisa sayang” tambah Ibuku

(Dalam mimpi)

****

Aku pun terbangun dari tidurku

“Ternyata cuma mimpi” Gumamku

Lalu aku keluar dari kamar dan mengambil air wudhu karena ku baru ingat kalau aku belum shalat tarawih

Selesai shalat kupanjatkan doa kepada Robb Yang Maha Kuasa

“Ya Allah di bulan yang Engkau berkahi ini kupanjatkan rasa syukurku karena Engkau masih memberiku kesempatan shaum di bulan ini

Ya Allah Ya Robb, aku tahu hanya Engkau yang memberi hidayah kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan bukan yang aku kasihi

Ya Allah Ya Illahi Rabbi Engkau Yang Maha Mendengar, aku yang hambaMU yang hina ini memohon di sepertiga malam ini, berikanlah hidayahMU kepada orang tuaku terutama Ibuku Ya Allah untuk mentaatiMU dan mentaati RasulMU. Amin Amin Ya Allah Ya Robbalamin” Doaku

Dan Ibuku pun terbangun

“Nis, kamu sudah bangun?” Tanya Ibuku padaku

“Ya Mah, Nisa belum shalat tarawih Mah” Jawabku pelan

****

Aku sekeluarga pun makan sahur bersama

“Emmm enak deh kalau bisa makan bareng gak kayak di kosan harus makan sendirian” Ucapku mengawali

“Ya lah Mbak” Tukas Adikku

“Ya sudah sekarang biarkan Ayah memimpin doa dulu” Sela Ibuku

“Ok Mah” Jawabku dan Adikku berbarengan

Ayahku pun memimpin doa, selesai berdoa kami sekeluarga makan dengan santai

Akhirnya makan sahur pun selesai, Ayahku memilih untuk ke mushalla sembari menunggu adzan subuh, Adikku malah tidur-tiduran di kursi sembari nonton televisi, aku memilih membantu Ibuku membereskan bekas makan.

Kumandang adzan subuh terdengar, Ibuku telah siap-siap untuk shalat subuh, aku pun mengambil air wudhu untuk shalat.

Selesai shalat mataku masih mengantuk, akhirnya ku putuskan untuk kembali tidur, dan setelah bangun tidur aku baru mencuci piring dan pakaian

****

Keesokan harinya setelah selesai shalat subuh, aku langsung pamitan kepada orang tuaku dan aku pun langsung berangkat menuju terminal bus, supaya aku tidak terlambat sampai ke tempat aku bekerja.

“Syukur Alhamdulillah aku gak terlambat sampai ke kantor” Bisikku

“Duh aku masih ngantuk. Emmmm pengen tidur lagi” Gumamku lagi

Tiba-tiba teman kerjaku datang dan mengejutkanku

“Assalamu’alaikum” Ucap Rahma

“Wa’alaikumsalam” Jawabku yang terkaget-kaget

“Ihhhh Rahma ngagetin aja” Tambahku

“Duh siapa yang ngagetin kamu Nis, makanya kalau kerja tuh jangan tidur mulu” Ujar Rahma

“Aku tuh berangkat subuh dari rumah Rahma” Jawabku sedikit melotot

“Duh kasian temanku ini, gimana kabar keluargamu di sana?” Tanya Rahma

“Alhamdulillah keluargaku baik Ma” Jawabku sambil senyum-senyum”

“Emmm sedih deh aku gak bisa pulang ke Yogya” Tambah Rahma dengan muka yang di tekuk udah kayak ayam kehilangan induknya

“Sabar, sabar ya my friend I’ll be there for you ok” Hiburku pada sahabatku Rahma

Akhirnya kami pun melakukan pekerjaan kami

****

Tak terasa bulan Ramadhan sudah menuju sepuluh hari terakhir, dan 2 hari lagi tempatku bekerja memberikan libur selama 2 minggu

“Emmm seneng banget deh sebentar lagi kita libur panjang” Ucapku pada Rahma dengan memeluk dan tersenyum bahagia

“Iya iya Nis, tapi jangan pake meluk-meluk segala dong” Jawab Rahma

“Hehe maaf ya Ma, abis reflek sih” Ujarku dengan muka yang gak bersalah

“Reflek sih reflek, tapi gak perlu aku juga kan” Tambah Rahma sedikit kesal

“Udah dong jangan cemberut, nanti puasanya batal lagi” Godaku pada Rahma

“Emmm ya deh ya gak aku gak akan cemberut lagi” Jawab Rahma lagi

****

“Akhirnya besok aku libur selama 2 minggu aku bisa pulang ke rumah dan berlibur ria. Hehehe” Gumamku dalam hati sambil tersenyum sendiri

“Ma, kapan kamu pulang ke Yogya?” Tanyaku pada Rahma yang terlihat sedang melamun

“Besok kayaknya Nis, abisnya aku harus beres-beresin barang yang mau di bawa dari kosan” Jawab Rahma

“Ooooooohh gitu” Tambahku

“Kalau kamu Nis kapan pulangnya?” Tanya Rahma padaku

“Sama kayaknya aku juga besok cos aku juga harus beres-beres di kosan” Jawabku santai

“Emmm Ma, maafin semua kesalahan aku ya, aku sering ngerepotin kamu, becandain kamu juga, aku minta maaaaaaf banget sama kamu Ma” Ucapku lirih

“Iya Nis, sama aku juga minta maaf kalau aku suka buat kamu kesel, bikin kamu nangis ataupun aku sering banget minta bantuan sama kamu, maafin aku ya Nis” Jawab Rahma dengan sendu

Aku dan Rahma pun saling memeluk dan bercucuran airmata

“Emmmm udah ah jangan sedih-sedihan lagi, besok kan kita pulang ke kampung halaman masing-masing” Ujarku

“Ya Nis, pasti aku kangen deh sama kamu” Ucap Rahma yang terlihat masih menghapus air matanya

“Ya sama aku juga pasti kangen kamu Ma” Tambahku yang juga menghapus airmata yang membasahi pipiku

****

Keesokan harinya aku pulang ke rumah, begitu pun dengan Rahma. Dia pun pulang ke rumah orang tuanya di Yogya

“Akhirnya aku sampai juga in my home, I’m so tired” Lirihku dalam hatiku

Ibuku sudah menyambutku dengan senyuman yang hangat, membuat aku merasa mendapat energi baru.

“Nisa anakku, kamu baik-baik saja kan?” Tanya Ibuku dengan lembut

“Alhamdulillah Nisa baik Mah, cuma Nisa cape aja pengen istirahat Mah” Jawabku lemas

“Ya sudah kamu istirahat saja Mamah gak akan ganggu kamu Nis” Tambah Ibuku sambil merangkul ke dalam

“Mah Nisa kangen di manjain sama Mamah” Ucapku dengan meraju seperti anak kecil

“Emmm Nisa, Nisa. Udah sekarang kamu istirahat dulu biar badan kamu segar” Jawab Ibuku lembut

****

“Setelah istirahat badanku lebih segar nih, hehe” Ucapku pelan

“Sekarang mandi ah” Tambahku lagi

Tiba-tiba HPku berdering tanda ada panggilan masuk

Ku lihat siapa yang memanggil, ternyata sahabatku waktu SMA Riska yang meneleponku

Lalu ku angkat “Assalamu’alaikum” Ucapku mengawali

“Wa’alaikumsalam, Nis masih ingat aku kan?” Tanya Riska sedikit menggodaku

“Ya ingatlah Ris, sahabatku yang paling cerewet. Hehe” Jawabku sambil tersenyum

“Huh dasar kamu Nis, denger-denger dah pulang nih ke rumah?” Tanya Riska lagi

“Ya Ris, aku dah pulang kapan dong kita bisa ketemu?” tanyaku pada sahabatku

“Gak tau Nis, aku lum pulang paling abis lebaran aku pulang” Jawab Riska sedih

“Emmm ya udah deh abis lebaran aja kita ketemu, gimana Ris?” Tanyaku lagi

“Ok lah My best friend” Jawab Riska

“Ris dah dulu ya aku lum mandi nih” Pintaku pada Riska

“Emmm pantesan aja dari tadi bau apaan, Neng Nis belum mandi. Hehehe” Ucap Riska sambil tertawa

“Ya udah kamu dulu gih, Assalamu’alaikum” Tambah Riska

“Wa’alaikumsalam” Jawabku

Dan telepon pun mati, aku langsung menuju kamar mandi untuk mandi

Selesai mandi aku membantu Ibuku masak, walau sebenarnya aku tuh gak bisa masak

Tak terasa Adzan Maghrib pun berkumandang, aku dan keluargaku pun berbuka, lalu kami memutuskan untuk shalat berjamaah

Selesai shalat Maghrib kami pun makan bersama rasanya aku benar-benar menikmati

Setelah itu aku sekeluarga menunggu Adzan Isya untuk shalat Tarawih berjamaah’

****

Tak terasa hari raya Idul Fitri tinggal 3 hari lagi, aku sedih karena harus berpisah dengan bulan yang penuh berkah ini dan aku juga sedih setiap kali melihat Ibuku yang belum memakai jilbab seutuhnya

“Nisa, kamu nangis?” Tanya Ibuku yang tak sengaja melihat air mataku jatuh membasahi pipiku

“Gak kok Mah, Nisa cuma sedih karena harus berpisah dengan bulan Ramadhan ini” Jawabku sambil mengusap air mataku

“Nisa, Mamah mau bicara sesuatu sama kamu” Ucap Ibuku dengan serius

“Mamah mau bicara tentang apa?” Tanyaku penasaran

“Kamu dengarkan saja dulu apa yang Mamah mau bicarakan” Jawab Ibuku tegas

“Baiklah Mah” Ucapku terheran-heran

“Nis, Mamah merasa bulan Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, bukan hanya karena kamu bekerja jauh dari rumah, tapi ada hal lain yang membuat Mamah ingin memperbaiki diri Mamah” Ucap Ibuku serius yang membuat aku semakin bingung

“Maksud Mamah apa?” Tanyaku kebingungan

“Nisa, mungkin Allah telah memberi Mamah hidayah, Nisa Insya Allah Mamah akan memakai jilbab di manapun Mamah berada mulai hari ini dan Insya Allah seterusnya, doakan Mamah tetap istiqamah ya Nis” Tambah Ibuku dengan senyum manis tersumbing dari bibirnya

“Haah Mamah serius ngomong ini?” Tanyaku terkaget-kaget dan seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ibuku

“Mamah serius Nisa” Jawab Ibuku meyakinkan aku

Aku pun tak kuasa menahan air mataku akhirnya ku peluk Ibuku dengan erat

“Mamah Nisa bahagia sekali dengar Mamah bicara ini, Nisa sayang banget sama Mamah” Ucapku yang terisak-isak

“Ya Nisa Mamah juga sayang sekali sama kamu” Jawab Ibuku yang juga memelukku dengan erat

“Ya sudah hapus airmata kamu Nis” Tambah Ibuku yang terlihat menitikkan airmata juga

“Ya, Mamah juga” Jawabku pelan

“Mamah Nisa mau ke kamar mandi dulu ya” Tambahku

“Ya Nis” Jawab Ibuku lembut

Aku putuskan untuk mengambil dan mengucap syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah Azza Wa Jalla yang telah mengabulkan doaku

“Ya Allah Ya Robb, sungguh aku tak tahu harus bagaimana Engkau begitu Maha Rahman dan Maha Rahim, Engkau kabulkan doa yang sering aku panjatkan kepadaMu Ya Robb

Alhamdulillah, Alhamdulillahi Robbilalamin, Kau berikan hidayahMu kepada Ibuku di bulan yang suci ini

Sungguh nikmatMu kepadaku sangatlah banyak meski sering aku tak bersyukur kepadaMu Ya Illahi

Terima kasih Kau berikan hidayahMu di bulan Ramadhan ini

Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dosa-dosa keluargaku, dosa-dosa yang beriman

Dan teguhkanlah aku dan keluargaku dalam ketaatan kepadaMu juga teguhkan hati orang-orang yang beriman dalam menegakkan Kalam Illahi. Amin Amin YA Allah Ya Robbalamin” Doaku yang bercucuran airmata.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 7.75 out of 5)
Loading...
Lahir di Bandung tahun 1993, dan hingga saat ini tinggal di Bandung. Bekerja sebagai Teller di sebuah Lembaga Keuangan Syariah.

Lihat Juga

Sambut Ramadhan dengan Belajar Quran Bersama BisaQuran

Figure
Organization