dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Jakarta. Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Prof Zainuddin Djafar mengatakan Indonesia harus belajar dari pemilihan umum yang telah berlangsung di Mesir.
“Saya tidak pernah mengira bahwa yang tampil sebagai presiden dari Ikhwanul Muslimin yakni Muhammad Mursi. Banyak pengamat yang tak pernah memperkirakan hal tersebut,” ujar Zainuddin di Jakarta, Kamis (28/6).
Dia menjelaskan meskipun Mursi hanya meraup 52 persen suara, namun dalam politik hal tersebut dikenal dengan “silent majority” atau kekuatan yang selama ini tidak pernah terdengar sebelumnya. “Ini merupakan perubahan yang luar biasa, karena sejak awal 2011 belum ada tanda-tandanya,” tambah dia.
Hal itu, lanjut dia, harus menjadi pelajaran bagi Bangsa Indonesia jika terjadi dalam konteks negatif. Misalnya saja kekuatan negatif yang tidak terorganisir dengan baik, sehingga menyebabkan negara dalam keadaan “chaos”.
“Kemenangan Mursi merupakan kegembiraan bagi umat Muslim yang ada di Indonesia, karena selama ini banyak kalangan Islam yang hanya bermain di sektor formal seperti di parlemen.”
Ketua Komisi Tinggi Pemilihan Presiden Mesir, Farouk Soltan pada Minggu (24/6) mengumumkan Mohamad Mursi sebagai pemenang pemilu. Mursi meraup 13,2 juta suara,sedangkan lawannya, Ahmad Shafik hanya mengantongi 12,2 juta suara.
Mursi dan Shafik bertarung dalam pemilihan tahap kedua pada 16 dan 17 Juni setelah meraih suara terbanyak dalam Pilpres tahap pertama pada 23 dan 24 Mei silam. (Ant/OL-2/MICOM)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
