Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Senyummu Itu Indah

Senyummu Itu Indah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Setiap derap langkah kaki kita, selalu diwarnai oleh keceriaan dan kesenduan. Hal yang sering dilalui itu di antaranya bernama masalah. Ya, masalah yang selalu menjadi tantangan untuk diselesaikan dengan bijak. Jika salah dalam penyikapannya, maka akan menjadi bumerang yang menyakitkan. Namun jika kita lihat dari kacamata lain, dengan adanya masalah, seorang anak manusia bisa bermetamorfosa menjadi sangat indah dan berkilau dengan pesona kemuslimannya. Mungkin kita sering melihat film-film yang selalu tayang di televisi, baik sinetron atau sejenisnya, maka akan terasa garing atau hambar ketika di dalamnya tidak ada permasalahan yang muncul. Tidak sedikit para penonton/pemirsa yang menjerit histeris karena terbawa permasalahan dalam film yang ditontonnya.

Dalam menjalani hidup yang sarat akan rintangan dan ujian ini, maka kita akan senantiasa terus dan terus dihempas oleh ujian yang membadai hingga rintangan dan ujian itu merasa bosan dengan kesabaran kita. Akan ada dua kemungkinan yang terjadi dalam diri kita, yaitu keputusasaan, atau keyakinan penuh akan adanya titik cahaya keberhasilan. Tinggal bagaimana kita memilih mana yang ingin kita lalui, apakah kita memilih untuk hidup dirundung keputusasaan yang menjebak kita dalam kotak kegagalan, ataukah hidup dengan optimis, semangat dan yakin akan ketentuan Allah  yang terus mengalir bagai air deras dan berjuang dengan penuh keikhlasan seta kesabaran dalam meraih kebahagiaan yang hakiki.

Kegagalan dalam setiap persoalan, adalah dinamika yang akan terus mengalir dalam derasnya keindahan hidup. Namun janganlah bersedih hati, karena Allah SWT senantiasa bersama orang-orang yang beriman innallaha ma’ana. Allah SWT senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Innallaha ma’a shabiriin. Tanamkan dalam diri kita bahwa kegagalan itu hanyalah bagian kecil dari kesuksesan yang akan kita capai, sementara sikap keputusasaan akan menjadi suatu petaka yang amat besar dalam hidup kita.

Maka Ingatlah kabar gembira yang Allah berikan kepada kita dalam Al-Qur’an “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Alinsyiroh: 5-6)

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Albaqarah: 286)

Dari itu, kemudian ada isyarat lain yang Allah beritahukan kepada kita dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr Allah SWT bahwa “Demi waktu, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran” (QS. Al’asr:1-3).

Mari kita menatap dunia dengan sudut pandang yang lain agar kita bisa merasakan bahwa setiap detik kita selalu mengalami hal-hal terbaik dalam hidup ini. Di luar sana, tidak sedikit keadaan saudara-saudara kita yang selama hidupnya berada dalam kekurangan harta, kekurangan fisik, kebebasan yang diambil haknya, pendidikan yang kurang, dan lainnya. Keperihan hidup yang mungkin jauh lebih pahit dari apa yang tengah kita rasakan saat ini. Sebagai seorang muslim, maka kunci dari hidup ini adalah bersyukur. Baik dalam bentuk ucapan ataupun dalam bentuk aktivitas. Itulah sikap seorang muslim sejati yang selalu bersyukur dalam setiap kondisi. Bahagia ataupun sedih selalu dimaknai bahwa Allah sedang memberikan hadiah besar menuju syurgaNya kelak.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu. Tapi jika kamu mengingkari nikmatKu maka pasti adzabKu sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

Ingatlah sebuah kaidah hidup yang mengajarkan banyak hal kepada kita “semakin tinggi pohon, maka semakin besar pula angin yang menerpanya”. Maka, tersenyumlah dalam menghadapi setiap permasalahan dan ujian. Yakinlah akan hakikat dari keberadaan suatu masalah itu. Karena Allah sudah siapkan tempat yang indah untuk orang-orang yang sabar.  Tidak ada permasalahan yang buruk, namun yang ada hanyalah buruknya suatu penyikapan terhadap permasalahan itu sendiri. Wallahu’alam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (10 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...

Tentang

Lahir di Bandung 21 September. Anak ke empat dari enam bersaudara; Amal, Ma�ruf, Hodam wijaya, Gigin Ginanjar, Wiguna Syukur Ilahi. Inilah keenam lelaki yang selalu disebut-sebut dalam doa orang tua itu. Doa kesuksesan untuk masa depan. Mereka adalah anak sejarah yang akan menggoreskan tinta di lembaran sejarah peradaban sebari penguak dinding sejarah. Semoga menjadi pemimpin di negeri sarat nestapa ini. Lahir dari pasangan Solihat dan Adeng. Setelah menyelesaikan studi S1 program studi perbankan syariah, STEI SEBI, Depok. Kini aktivitas melanjutkan studi di STIS Nurul Fikri, Lembang jurusan siyasah syariah. Mulai mencoba menulis setelah lulus dari SMA, meskipun saya tidak tahu apa yang saya tulis. Beberapa karyanya diantaranya adalah Buku Belajar merawat indonesia, serial kepemimpinan alternatif (Bersama beastudi etos DD), Buku Talk Less Do More (SEBI Publishing), Paper Model agricultural Banking, Paper Peran LPZ dalam pengembangan ekonomi umat di Indonesia, Buku Catatan sang surya (Bersama Komunitas MOZAIK Sastra)

Lihat Juga

Kajian Bulanan FOKMA Perak: Memaknai Seni dalam Islam

Figure
Organization