Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Dosen Gaza Tagih Hubungan Baik G To G Indonesia-Palestina

Dosen Gaza Tagih Hubungan Baik G To G Indonesia-Palestina

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Masjid al Aqsha bukan sekedar milik umat Islam di Palestina, melainkan masjid milik umat Islam di seluruh dunia. Karena itu, Dr Mahmud Hashem Anbar, dosen ilmu Islam di Universitas Islam Gaza, meminta seluruh umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia, untuk berbuat bagi Masjid al Aqsha dan menjadi ba­gian dalam upaya mewujudkan Palestina merdeka dari penja­jahan zionis Israel.

Hal itu juga yang menjadi salah satu tujuan dia datang ke Indo­nesia, yaitu menghadiri Kon­fe­rensi Internasional Al Quds dan Palestina yang akan berlangsung di Bandung pada 4-5 Juli 2012.

“Masjid Al Quds yang menja­di titik tolak Nabi Muhammad SAW saat menuju Sidrat al Mun­taha dalam peristiwa Miraj. Masjid­  Al Quds juga merupakan kiblat pertama umat Islam, dan masjid suci setelah masjid al Haram di Mekkah,” kata Mah­mud, saat berkunjung ke redak­si Rakyat Merdeka, Selasa pe­tang (12/6).

“Kita harus berbuat bagi Pales­tina. Persoalan di Palestina bukan hanya masalah warga di sana, me­lainkan menjadi masalah umat Islam di dunia,” imbuhnya.

Konferensi internasional untuk pembebasan Al-Quds dan Pales­tina ini, kata Mahmud, meru­pa­kan komitmen umat Islam di In­do­nesia. Itu, menandakan Indo­ne­sia sangat peduli dengan Palestina.

Mahmud melanjutkan, Indo­nesia sebenarnya sudah mem­be­rikan banyak bantuan kepada masyarakat Palestina. Dia cur­hat, rakyat Palestina tidak ada san­daran ke­hidupan yang pasti. Me­reka hanya mengharapkan ban­tuan-bantuan dari negara lain, salah satunya Indonesia.

Indonesia memberikan ban­tuan besar dengan membangun rumah sakit di sana. Rumah sakit yang mulai dibangun tahun lalu oleh para relawan Indonesia itu kabarnya mendekati tahap akhir.

Namun, Mahmud sungguh me­nyayangkan bantuan yang lebih besar itu diberikan ma­sya­rakat Indonesia, bukan dari pe­merin­tah. Dia mengakui, hubung­an an­tara pemerintahan Palestina dan Indonesia (Go­vernment to Go­vern­ment) atau G to G tidak kuat, namun hu­bungan antar mas­yarakat (peop­­le to people link) sangat kuat.

“Hubungan antara Palestina dan Indonesia lebih kuat antar masyarakat. Ini bisa dilihat dalam beberapa hal, yakni beberapa pe­lajar Indonesia studi di rumah sakit Islam Gaza. Yang kedua adalah pembangunan ru­mah sakit disana. Kita belum per­nah tahu ada utusan resmi dari pe­me­rin­tahan Indonesia,” curhatnya.

Mah­mud juga mengakui bila sebagian negara-negara Arab seolah-olah diam atas kondisi yang terjadi di Palestina. Namun, Mahmud se­dikit memaklumi karena peme­rintah di sebagian negara-negara Arab itu takut terhadap Israel dan koalisinya, terutama Amerika Serikat (AS).

“Dalam konteks ini, negara-negara Arab sudah terikat dengan fakta sebagi sebuah negara, yang khawatir untuk terlibat dalam urus­an negara Palestina. Namun sebagian sebuah bangsa dan ter­utama sebagai sesama Muslim, kita tetap berharap perhatian da­ri dunia Islam, dan bukan hanya yang ada di jazirah Arab,” te­rang Mahmud.

Mahmud juga mengisahkan situasi Palestina terkini. Tentara Israel masih melakukan serangan ke daerah-daerah Palestina, ter­uta­ma wilayah Jalur Gaza. Me­reka melakukan serangan baik lewat udara maupun laut. Banyak rumah hancur dan warga yang mati sa­hid akibat serangan itu.

Tak hanya itu saja, perlakuan tentara Israel ke rakyat Palestina juga keji. Mereka membiarkan rak­yat Palestina yang menjadi tahanan tak bisa melihat mata­hari selama 30 tahun, atau tidak di­kun­jungi keluarganya. Kese­ha­t­an para tahanan juga tidak diper­hatikan. Ini mengakibatkan para tahanan melakukan aksi mogok makan.

“Permintaan mereka cuma sa­tu, yaitu pelayanan kesehatan di­tingkatkan untuk para ta­wa­nan,” ujar Mahmud. Sampai se­karang banyak sekali warga Palestina yang ditahan oleh orang Israel, yakni sekitar 4.500 orang. (RMOL)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization