Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah!

Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah!

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Penulis : Satria Hadi Lubis
Penerbit : Proumedia – Yogyakarta
Tebal Buku : 112 Halaman; 12 x 20 cm
Cetakan : I, 2011

Cover buku "Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah!"

Politisi Kaum Santri

dakwatuna.com – Dakwah yang terus digulirkan di negeri tercinta ini telah memasuki era kenegaraan. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya partai Islam yang terlibat dalam pemilu, sehingga banyak pula aktivis dakwah yang masuk ke dalam gedung pemerintahan. Sebut saja mereka yang terpilih oleh rakyat menjadi Anggota Dewan atau yang berhasil menjadi Kepala Daerah, baik di Kabupaten/Kota atau Provinsi.

Politik, sejatinya hanya sebuah sarana. Ia hanyalah objek. Maka, baik dan buruknya politik sangat tergantung kepada siapa yang berpolitik. Harapannya, dengan banyaknya aktivis dakwah yang masuk ke dalam ‘rimba politik’, politik yang awalnya buruk bisa menjadi baik. Ia yang awalnya kotor, bisa berangsur bersih dan seterusnya.

Semakin banyak aktivis dakwah yang terjun ke ranah politik merupakan sebuah kabar gembira. Pasalnya, ada sebagian umat Islam yang masih menganggap politik tabu -bahkan haram-, sekalipun hanya untuk mendekati. Apatah lagi jika terlibat di dalamnya.

Sayangnya, kabar gembira ini seringkali bermakna ganda. Ada yang kemudian lalai dan orientasinya politik an sich. Ada juga yang sadar bahwa politik hanyalah sarana sehingga semakin mengokohkan peran keislamannya sebagai rahmat untuk semesta.

Hal inilah yang mendasari seorang aktivis dan juga dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara -Jakarta, Satria Hadi Lubis, untuk menulis sebuah buku mini manfaat maksi dengan tajuk, “Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah.” Penulis yang akrab dengan buku-buku dakwah dan motivasi kehidupan ini menjabarkan dengan lengkap tentang apa yang semestinya dilakukan oleh seluruh aktivis dakwah yang telah menjelma menjadi sebuah kekuatan politik dalam pemerintahan.

Dalam buku setebal 112 halaman ini, beliau mengingatkan para aktivis dakwah untuk senantiasa berpegang teguh pada orisinilitas dakwah. Beliau mengingatkan agar aktivis tidak terjerumus ke dalam politik sebagai tujuan sehingga melupakan tujuan utama, yaitu mendakwahkan kalimat Allah agar tegak di muka bumi.

Beliau membagi bukunya dalam tiga bagian. Bagian pertama menerangkan tentang kewajiban aktivis untuk tetap melakukan pembinaan terhadap kader dan masyarakat secara umum. Pembinaan terhadap kader dan masyarakat harus senantiasa dilakukan, agar umat benar-benar paham bahwa hidup memang mempunyai tujuan -Ibadah kepada Allah. Hal ini merupakan sebuah langkah pasti agar pondasi dakwah semakin kokoh lantaran banyak pendukung yang beriman. (Hal 35-53)

Dalam bab kedua, beliau menerangjelaskan tentang tugas utama dari seorang aktivis dakwah yang sudah masuk ke dalam jajaran pemerintahan, bahwa mereka sejatinya adalah pelayan umat. Hal ini sangatlah penting, mengingat banyak kita dapati di negeri ini segelintir orang yang memang memanfaatkan kekuasaan untuk menumpuk pundi-pundi harta. Akibatnya, banyak rakyat terlantar sementara para pemimpinnya bergelimang dalam kemewahan. (Hal 59-83)

Sedangkan bagian akhir dari buku ini, menjelaskan tentang pentingnya penataan sebuah organisasi dakwah yang professional. Sehingga dakwah tidak hanya disempitkan dengan satu kata: politik. Melainkan politik, hanyalah bagian kecil dari bangunan besar dalam membangun sebuah peradaban yang maju berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah. (Hal 87-104)

Akhirnya, semoga buku ini menjadi rambu-rambu dari sebuah perjalanan panjang bernama dakwah. Sehingga umat yang tengah terperosok dalam lubang kebinasaan ini, berangsur menemukan kesejatiannya sehingga kembali memimpin dunia. Insya Allah.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Penulis, Pedagang dan Pembelajar

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization