Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Jika Benci

Jika Benci

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Ranu adalah pegawai baru di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa. Ia diterima sebagai salah satu staff keuangan. Bidang yang sangat baru baginya. Meskipun ia kuliah jurusan yang sama tapi belum pernah sekalipun ia berkecimpung di bidang keuangan. Dan saat ini, ia merasakan tantangan untuk mengaplikasikan ilmu yang ia pelajari.

Namun, hari itu ia merasa jengkel terhadap atasannya. Meskipun ia pernah mengenyam ilmu di bidang yang sama dengan pekerjaannya saat ini, tetapi ia sama sekali buta akan prakteknya di dunia kerja. Ia paham hanya sebatas teori. Ranu masih sangat bergantung akan atasannya itu. Seringkali ia bertanya mengenai operasional perusahaan dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Kantor tempat Ranu bekerja ada beberapa unit namun masih dalam area yang sama. Hari itu atasannya yang biasa mengajarnya tidak berada di unit tempat Ranu bekerja, entah ada masalah apa namun atasan Ranu hingga siang hari masih tetap berada di unit lain. Ranu sempat berprasangka buruk, bahwa sang atasan lebih menganakemaskan salah satu pegawai di unit yang saat itu sedang dikunjunginya. Karena dari yang Ranu tahu, memang unit tersebut memiliki kesibukan yang lebih dibanding unit lainnya termasuk di unit tempat Ranu berada. Dan pegawai tersebut adalah salah satu pegawai yang memiliki tugas lebih kompleks dibanding yang lain.

Ranu kesal karena ia merasa ia juga membutuhkan perhatian yang lebih. Ia masih nol di bidang itu dan tidak ada yang bisa mengajarinya di kantor barunya selain atasannya tersebut.

Tapi Ranu hanya menyembunyikan perasaan kesalnya sebatas di dalam hati. Pekerjaan yang belum bisa ia kerjakan ia pending dahulu dan mencoba mengerjakan pekerjaan yang lebih mudah.

Sore hari barulah sang atasan muncul di unit tempat Ranu bekerja. Ranu masih merasa kesal namun tetap ia simpan dalam hati saja. Ia pun bersikap seperti biasa.

Tak disangka, atasan Ranu datang dengan membawa beberapa data yang memang ia perlukan sebagai bahan pembuatan laporan. Ia merasa bersalah telah berprasangka buruk kepada atasannya. Akhirnya ia berusaha untuk berfikir positif bahwa memang ia berlaku demikian karena tuntutan pekerjaan. Meskipun ada yang sesuatu yang masih mengganjal di hati Ranu, ia coba mengabaikan. Ia akan berusaha selalu berfikir baik dan berusaha untuk bekerja seoptimal mungkin dan bertanya jika memang benar-benar sudah tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

*****

Begitu mudah mengibarkan rasa benci di dalam hati. Pun dengan hati saya yang sering rentan dengan adanya rasa benci. Jika sebelumnya saya teramat menyenangi sesuatu atau seseorang, sejurus kemudian bisa jadi saya merasakan kebencian yang tidak terkalahkan hanya karena masalah sepele. Kebaikan orang-orang itu pun bak asap yang lenyap begitu saja terbakar kebencian.

Mungkin sulit menyembunyikan rasa benci, biar ia tidak tampak pada wajah atau raga. Tapi bukan hal yang mudah. Kita hanya manusia biasa yang selalu berusaha untuk tetap menyembunyikan segala rasa, baik atau buruk supaya tidak menimbulkan efek berlebihan setelahnya.

Semoga dengan selalu berupaya mengingat Allah, kita terhindar dari segala macam prasangka, rasa benci dan hal buruk lainnya. Karena manusia adalah manusia yang tidak luput dari khilaf, paling tidak kita senantiasa berusaha meminimalisirnya sebaik mungkin. Selalu meminta perlindungan hanya kepada Allah untuk dijauhkan dari segala perasaan was-was yang datangnya dari syaithan. Insya Allah.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (9 votes, average: 9.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Ya ALLAH, hidupkanlah aku sebagai orang yang tawadhu', wafatkanlah aku sebagai orang yang tawadhu' dan kumpulkan aku dalam kelompok orang-orang yang tawadhu'

Lihat Juga

Fahira: “Bom Besar” Semua Aksi Teror ini Membuat Kita Semua Saling Benci

Figure
Organization