Topic
Home / Berita / Perjalanan / Menghafal Al-Quran Ala Maroko

Menghafal Al-Quran Ala Maroko

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
(sukmahadisulbar.blogspot.com)

dakwatuna.com – Menghafal Al-Quran, saya yakin semua umat muslim ingin menghafal Al-Quran, sebab Al-Quran merupakan mukjizat penutup para nabi dan Rasul yaitu Nabi Muhammad SAW. Dan merupakan petunjuk untuk umat muslim, dan untuk semua manusia, berbagai alasan  yang ada sehingga kebanyakan of the muslim hanya terucap di bibir namun sulit terlaksana.

Teringat suatu pepatah mengatakan bahwa “Cahayailah rumahmu dengan mendirikan Shalat dan Membaca Al-Quran’’.

Namun kali ini penulis tidak akan membahas tentang mukjizat dan keazhiman Al-quran,  namun akan berbagi sedikit tentang teori  ataupun tata cara orang maroko dalam menghafal  The Holly Quran/ The Mukjizat of Allah SAW. Perlu diketahui bahwa telah ma’ruf serta masyhur bahwa semua Imam Masjid yang ada di maroko adalah Hafizh Al-quran, subhanallah wallahu akbar.

Teori/Tata Cara Menghafal di Darul Quran Maroko

1. Lauh (الوح)

Lauh, jika membuka kamus bahasa Arab makan akan berarti papan, atau jika membuka al-Qur’an maka akan  didapatkan kata lauh yang bermaksud lauh mahfuzh. Namun kali ini lauh yang dimaksud adalah papan biasa yang lebar dan panjangnya sekitar  50 CM, papan ini digunakan para santri tahfizh quran Maroko untuk menulis sekitar 5-20 ayat/ yang bakal dihafal selama 24 jam.

Saat waktu pagi tiba para santri membuat lingkaran di hadapan syekh untuk didikte satu persatu , lalu para santri tersebut berlomba-lomba menulis huruf demi huruf hingga kalimat di atas lauh (papan), mereka  menulis ayat-ayat the holy quran dengan menggunakan tinta khusus dan beralatan pensil atau alat tulis yang terbuat dari bambu, jadi terlihat menggunakan alat tulis tradisional zaman tempo dulu sebelum ada pulpen.

(sukmahadisulbar.blogspot.com)

Setelah beberapa ayat berhasil menghiasi papan tersebut maka mulai jam 8 pagi, mereka berlomba-lomba menghafal apa yang telah tertulis hingga sore hari mereka harus menyetor hafalan kepada syekh tahfizh (Guru Pembimbing) , namun sebelumnya setiap ba’da shalat subuh dan Ashar mereka diwajibkan murajaah (mengulang) secara berjamaah  dalam kurung waktu 15 menit.

Darul quran  di Maroko, suatu kebanggaan yang patut saya haturkan sebagai umat muslim sebab semua darul quran tak dipungut biaya  sama sekali bahkan makan, tempat tinggal semua ditanggung oleh darul quran, dan bukan hanya itu bahkan perkuliahan yang ada di Kampus Negeri Maroko tak dipungut biaya serta mayoritas mahasiswa mendapatkan beasiswa.

Setelah star menghafal ayat-ayat suci al-quran dari jam 8 pagi hingga sore hari tepatnya jam 10 malam maka instruksi pun untuk istirahat dilontarkan oleh syekh, bertanda bahwa Now semuanya harus tidur.

Setelah mereka terbangun lagi tepatnya jam 5 subuh, mereka pun harus bersegera mengambil  air wudhu dan melaksanakan Ibadah shalat subuh secara berjamaah di masjid, seperti biasa ba’da subuh jadwal murajaah secara berjamaah pun harus dilaksanakan (15 Menit).  Musim dingin yang menyelimuti  para santri tak terhiraukan karena musim dingin ataupun musim panas sudah menjadi hal biasa bagi mereka namun penulis sendiri  merasakan dingin ini sebagai tantangan dalam menyelesaikan study dengan secepatnya .

Kegiatan demi kegiatan telah dilakukan di waktu pagi tentunya apa yang telah tertulis  kemarin di atas  lauh sudah dihafal oleh santri tersebut, Nah sekarang saatnya mereka mengganti dan melanjutkan ayat yang bakal dihafalnya. Waduh ternyata mereka punya cara tersendiri dalam menghapus ayat-ayat tersebut, dengan cara membasahi lauh tersebut lalu kemudian dilap dengan kain dan sebagai proses terakhir adalah pengeringan berhubung sekarang musim dingin maka mereka pun mengeringkan lauh tersebut dengan alat kompor. Ada hal yang menarik yang mungkin pembaca dapat mengambil ibrah (pelajaran), yaitu para santri di sini tanpa pandang umur mulai dari anak-anak yang berumur 5 tahun hingga dewasa 25 tahun semuanya semangat menghafal the holy quran of Allah SWT.

2. Thoriqoh Tikror

(sukmahadisulbar.blogspot.com)

Thoriqoh, dalam bahasa Arab bisa berarti jalan, dan bisa juga diartikan sebagai cara. Sedangkan tikror adalah pengulangan. Jadi jika dua kata ini digabungkan maka akan bermakna tata cara mengulangi.

Thoriqoh tikrar adalah salah satu cara dimana para santri hafizh quran mengulangi ayat-ayat al-quran yang telah dihafal dengan cara berhadapan yang dilakukan oleh dua orang atau santri, dengan lantunan ayat Al-Qur’an mereka membaca berdua pada ayat dan surah yang sama serta bersamaan. Cara ini sangat bermanfaat bagi santri sebab jika salah satu di antara mereka ada yang lupa maka akan diingatkan oleh santri yang sedang ada dihadapannya, dengan demikian murajaah/tikrarpun akan terus berlanjut. Kegiatan demi kegiatan, waktu terus berputar bagaikan roda tak terhenti, maka para santri yang telah khatam dalam jangka waktu 1-2 tahun, maka di akhir tahun  (Juli) akan dilaksanakan acara khataman , yang  biasanya dihadiri para ulama dan para huffahz Maroko.

Itulah sebabnya hafalan orang maroko sangat kuat karena mereka  menghafal al-quran dengan menggunakan lauh sedangkan orang Indonesia kebanyakan menghafal dengan menggunakan mushaf dan berdasarkan letak ayat dalam mushaf. Mudah-mudahan ke depan umat muslimin berlomba-lomba dalam menghafal al-quran, mukjizat Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat, jika ingin melihat gambar-gambar foto suasana para santri sedang menghafal al-quran di maroko silakan lihat di Facebook saya atau bisa juga dilihat di blog pribadi saya. Wallahu a’lam.

Redaktur: Samin Barkah, Lc. M.E

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (19 votes, average: 9.26 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Universitas Sidi Mohammed Ben Abdellah Fez, Maroko, Afrika yang Hobby Menulis

Lihat Juga

Sambut Ramadhan dengan Belajar Quran Bersama BisaQuran

Figure
Organization