Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Antara Seksi dan Syar’i, Pilih Mana?

Antara Seksi dan Syar’i, Pilih Mana?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (hdwallpapers)

dakwatuna.com – Mereka bilang, sekarang zaman sudah maju. Tapi mengapa masih banyak wanita yang ‘tidak bisa pakai baju’? Terlihat ‘kesempitan’ dan ‘kurang bahan’. Belum lagi yang ‘bolong sana-sini’. Apa itu yang disebut maju? Kalau memang begitu, yang maju apanya? Mungkin kalau di bidang teknologi, saat ini memang mengalami kemajuan. Alhamdulillah, kita harus bersyukur. Karena teknologi bisa dijadikan wasilah dakwah. Tapi dalam hal agama? Dalam hal moral? Siapa berani bilang sedang maju?

Sampai saat ini, masih banyak para wanita berbaju seksi yang tidak menyadari bahwa baju seksi hanya membuat pria-pria yang baik menjauhi mereka. (Padahal fitrah manusia adalah ingin mendapatkan pasangan yang baik bukan?) Sebaliknya, Yang dengan senang hati mendekati mereka adalah orang-orang buruk. Yaitu para pria yang tidak menghormati nilai-nilai moral! Masalah agama dalam pikiran mereka ada di nomor sekian, jauh di bawah! Apa yang mereka miliki dalam pikiran hanya tentang mendapatkan kesenangan gratis! Para wanita berbaju seksi… merekalah yang digunakan sebagai objek! Minimal, merekalah yang terbayang saat pria buruk sedang mengkhayal dan berpikiran jorok. Begitu menjijikkan! Not a second to waste with them.

Pria yang baik pasti menginginkan wanita yang bisa istiqamah di tengah gelombang dunia yang semakin menggila. Mendambakan wanita yang teguh memakai pakaian dan jilbab syar’i. Menutupi seluruh tubuhnya dengan taqwa. Menempatkan Islam dalam hatinya. Yang memahami bahwa pria yang baik hanya mau daging yang segar. Pria yang baik sangat memerlukan akhlaqnya, dan juga pengetahuannya yang menakjubkan. Dialah seorang muslimah yang baik. Karena bukan tubuhnya yang akan mengajarkan anak-anaknya kelak, bukan juga kecantikannya yang akan mendidik generasi-generasi berikutnya. Dia akan menjadi ibu dari anak-anak. Dia akan menjadi sekolah untuk anak-anak pewaris negri. Bagi pria yang baik, ia tidak hanya cintanya, tapi juga tanggung jawabnya, temannya, dan juga pribadi untuk menemaninya mengarungi kehidupan ini dan kehidupan berikutnya (jika Allah mengizinkan). Pria yang baik juga meyakini bahwa bidadari pun bisa cemburu padanya, karena dikalahkan oleh keimanannya dan kesetiaannya kepada suaminya.

Wallahua’lam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (38 votes, average: 8.87 out of 5)
Loading...

Tentang

Alumni Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, Solo. Mahasiswa Ma�had �Aly An-Nu�aimy, Jakarta.

Lihat Juga

FSLDK Jadebek Kembali Gelar Aksi Gerakan Menutup Aurat

Figure
Organization