Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Ku Sedang

Ku Sedang

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (nyepsycho.wordpress.com)

dakwatuna.com

Ku merasa, kali ini
Ku tak ingin terlalu bertemu banyak wajah
Bergurau dengan banyak karakter
Bersapa dengan banyak penerimaan
Bermesraan dengan sejuta intuisi
Merindukan saat aku hanya sendiri
Hanya dengan Dia Yang Maha segalanya aku mau bercengkerama
Sungguh yang ku rindukan adalah linangan air mata
Air mata kesejukan
Oase dalam kegersangan jiwa
Dunia ini terlalu naif untuk ku pergauli
Bumi ini teramat buruk untuk ku kejar
Ku sedang tak ingin mendengar terlalu banyak suara
Melihat terlalu banyak elegi
Berucap terlalu banyak yang tak berguna
Sia-sia
Rabbi, sekejam itukah imajinasi?
Cukup Engkau bagiku…
Cukup Engkau bagiku…
Cukup Engkau bagiku…
Berharap pada manusia, sama saja dengan tak punya pengharapan
Kidung jemari syurgaMu menawarkan hamparan persahabatan jiwa
Ku sedang tak ingin terlalu mengucapkan banyak kata
Ku sedang, ku sedang, ku sedang…

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (13 votes, average: 8.31 out of 5)
Loading...

Tentang

Aktif di Lembaga Dakwah Mahasiswa UIN SGD Bandung dan KAMMI UIN SGD Bandung, Lembaga Pers Mahasiswa, kuliah Jurusan Jurnalistik 2009, aktif menulis juga di koran nasional Media Indonesia, anak ketiga dari tiga bersaudara, asal Ciamis Jawa Barat.

Lihat Juga

Aku, Kamu, dan Sepucuk Surat dari Masa Lalu

Figure
Organization