Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Sedikit Tentang Ukhuwah

Sedikit Tentang Ukhuwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (nurlienda.wordpress.com)

dakwatuna.com – “Temukan tujuh puluh dalih untuk menganggap benar perilaku saudara yang tampak keliru di matamu. Jika setelah tujuh puluh alasan terasa tak masuk akal juga, maka katakan pada dirimu, saudaraku ini punya udzur yang tak ku tahu.” (Abu Nuaim dalam hilyatul auliya’)

Sebuah refleksi rasa cinta kita terhadap saudara kita adalah dengan tetap menjaga prasangka kita terhadap saudara kita. Karena sesungguhnya setiap kebencian kita terhadap saudara kita, semua berawal dari sebuah prasangka. Padahal belum tentu apa yang kita pikirkan tentang saudara kita adalah benar.

Ada sebuah ungkapan “lebih baik di tusuk musuh dari depan, daripada di sayat oleh teman sendiri dari belakang”. Itu menggambarkan bahwa sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh teman sendiri jauh lebih sakit daripada itu semua dilakukan secara terang-terangan oleh musuh kita. Dan berprasangka buruk tanpa alasan yang mendasar adalah awal dari sebuah pengkhianatan kita terhadap saudara kita

Allah mengibaratkan seorang muslim yang berprasangka buruk terhadap sesama muslim dengan perumpamaan yang sangat nista. Hal tersebut terdapat dalam surat Al Hujurat ayat 12.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢﴾

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kutipan ayat di atas setidaknya bisa dijadikan salah satu pegangan untuk seluruh umat muslim dalam berukhuwah. Sebuah upaya untuk tetap berprasangka baik kepada saudara kita, meskipun mungkin terkadang alasan-alasan itu tidak lagi masuk akal untuk membantah hal-hal yang telah saudara kita lakukan, tapi upaya untuk berprasangka baik itu harus tetap ada pada diri seorang muslim.

Karena sungguh salah satu hak dari saudara kita adalah dengan mendapatkan segala yang terbaik dari kita. “Tidaklah sempurna iman seseorang, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari dan Muslim)

Jadi salah satu kunci sukses dalam berukhuwah adalah dengan tetap berprasangka baik terhadap saudara kita. Betapapun sulit kita melakukan itu, karena mungkin secara kasat mata apa yang telah diperbuat oleh saudara kita sudah melewati batas toleransi yang telah kita berikan, kita tetap harus senantiasa berprasangka baik terhadap saudara kita.

Dan kalaupun kita harus membencinya maka bencilah sifatnya atau bencilah apa yang telah ia lakukan semua itu karena Allah. Jangan kita membenci saudara kita dan langsung meninggalkannya begitu saja.

Dan semoga ukhuwah yang terbina dengan lafazh bismillah hanya akan diakhiri dengan lafazh innalillah.

Wallahu’alam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (7 votes, average: 9.86 out of 5)
Loading...
Usia 20 tahun. Saat ini terdaftar sebagai salah seorang mahasiswa semester 6 di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) Depok dengan program studi Perbankan Syariah. Aktivitas selain kuliah, juga aktif sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa STEI SEBI.

Lihat Juga

Pernyataan Sikap Persis Jawa Barat Atas Tragedi Kemanusiaan di Aleppo

Figure
Organization