Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Ada Cinta dalam Lingkaran Cinta

Ada Cinta dalam Lingkaran Cinta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Teringat ketika dulu sekali, aku masih dalam keadaan jahiliah…
Tak pernah terbayangkan akan masuk ke dalam lingkaran cinta…
Sebuah lingkaran cinta yang dikelilingi oleh saudara-saudara shalih/ah
Hijrah, satu kata yang menggambarkan proses itu…
Proses dimana aku ingin berubah, aku bosan dengan kehidupanku yang jauh dari Tuhan…
Proses yang begitu banyak rintangan, hambatan yang silih berganti menghampiriku
Tak sedikit cemoohan, sindiran, dan pikiran-pikiran aneh yang mereka lontarkan untukku…
Meski ku tahu itu semua tak sebanding dengan apa yang telah dialami Rasulullah ketika itu…
Ku yakinkan pada diriku berulang kali bahwasanya ini adalah jalanku…
Ini adalah jalan dari Tuhan yang terbaik untukku…
Selalu ada sosok yang memotivasi ku, yakni seorang Murabbi…
Murabbi yang senantiasa mendoakan mutarabbinya untuk segala kebaikan…
Murabbi yang tak pernah lupa untuk mengevaluasi amalan kita…
Murabbi yang selalu bersedia mendengarkan segala keluh-kesah kita…
Murabbi yang tak pernah menganggap dirinya hebat…
Karena ilmu yang selalu dibagikannya tiap minggu…
Namun, seorang murabbi yang selalu tawadhu dan muhasabah diri sebelum orang lain menegurnya…
Kami tahu, dirimu tak sempurna, selalu ada kesalahan-kesalahan yang dibuat meski tanpa sadar…
Bagiku, kekuranganmu adalah kekuatanmu…tugas kami sebagai seorang mutarabbi adalah menerima dengan lapang dada segala kekuranganmu…
Karena kau terlebih dahulu menerima segala kekurangan kami pada awal kita bertemu…
Murabbi, kau yang begitu baik…
Kau yang begitu tegar, merangkulku di saat aku takut…
Menegurku di saat aku mulai jauh…
Memotivasiku saat aku sedang jatuh…
Mendahulukan kami ketika kami mebutuhkanmu, dan tak pernah kau tunjukkan rasa kesedihan, dan segala problema yang menghampiri dalam hidupmu…
Di depan kami kau selalu ceria dan bahagia…
Tak pernah kau sambut kami tanpa senyum yang menghias di wajahmu…
Ribuan ungkapan terima kasih tak akan pernah bisa mewakili segala jasamu pada ku, dalam perjalanan hijrah ku ini…
Aku cinta kamu karena ALLAH murabbi ku :’)

Sebuah liqa akhwat (hudzaifah.org)
Sebuah liqa akhwat (hudzaifah.org)

dakwatuna.com – Puisi di atas adalah sedikit ungkapan bagi seseorang yang sangat penting keberadaannya dalam hidup ini. Seorang murabbi yang perannya begitu besar dalam hidup kita. Meski murabbi kita bukanlah sosok yang sempurna . Ada kekurangan dalam sosoknya yang begitu bersahaja.

Tugas kita adalah menerima segala kekurangan beliau karena murabbi pun menerima kekurangan kita terlebih dahulu saat pertama kali kita berkenalan. Murabbi tahu, celah mana yang bisa ditembus untuk tetap merangkul mutarabbinya. Murabbi tak akan pernah merasa lelah, mendengarkan segala curahan hati kita. Meski, di saat yang sama seorang murabbi juga sedang ada problema dalam hidupnya. Namun, murabbi tak pernah menampakkan sedikit pun apa yang sedang dialaminya. Murabbi berusaha untuk bersikap profesional di depan kita.

Ibarat proses seleksi alam dalam pelajaran biologi, “Yang kuat yang akan bertahan di lingkungan ini, dan yang lemah akan menyerah dalam perjalanan ini”. Filosofi itu berlaku juga dalam lingkaran cinta. Ketika awal sekali, jumlah yang begitu banyak saat memulai cinta dalam lingkaran cinta. Namun seiring berjalannya waktu, bisa dihitung berapa orang yang masih bertahan di lingkaran cinta. Di lingkaran cinta, selalu ada ilmu yang dibagikan, selalu ada proses saling menasihati satu sama lain. Tak peduli rentang usia di antara kami. Karena bukti kecintaan kami padaNYA, membuat kami mengenyampingkan ego senioritas dan junioritas. Itulah cinta dalam lingkaran cinta. Cinta itu harus senantiasa dipupuk, agar tumbuh dengan subur. Cinta itu harus sering disiram agar tidak mudah layu. Cinta itu sesekali mendapatkan beberapa ujian silih berganti. Menguji seberapa kuatkah cinta di antara kita.

Ada beberapa yang mundur dalam lingkaran cinta, mungkin dari mereka merasa tidak puas dalam lingkaran cinta. Tidak puas dengan sosok murabbi yang mereka punya. Mereka selalu mengharapkan yang lebih dari sosok seorang murabbi. Jadi ketika murabbi melakukan kesalahan, mutarabbi kecewa dan akhirnya mundur (figuritas). Padahal, sosok murabbi bukanlah orang yang sempurna. Murabbi adalah sosok yang ingin menyampaikan seuntai kebaikan dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Mutarabbi yang baik adalah menerima dengan jiwa besar segala kelebihan dan kekurangan seorang murabbi. Karena pada hakikatnya, dalam lingkaran cinta, kita harus saling melengkapi satu sama lain. Senantiasa muhasabah diri, senantiasa menegur satu sama lain, menasehati dalam kebaikan dan tak letih menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Itulah makna Lingkaran Cinta sebenarnya.

Ada banyak cara untuk meningkatkan rasa cinta dalam lingkaran cinta. Entah antara kita dengan murabbi ataupun kita dengan mutarabbi lainnya. Beberapa ini adalah salah satunya.

1. SMS Taushiyah

Percayakah kamu bahwasanya sebuah sms dapat menghibur hati yang luka, memotivasi di kala hati yang futur. Memang sebuah sms hanyalah sebuah tulisan elektronik. Namun, jika kita kirimkan pada orang dan di saat yang tepat sungguh maknanya luar biasa. Setidaknya kita merasa bahwa masih ada orang yang peduli pada kita dan kita tidak merasa sendiri.

2. Jalan-jalan ria

Tempat untuk bertemu lingkaran cinta tidak selamanya sebuah rumah, ataupun masjid di daerah terdekat. Tapi, juga bisa kita adakan dengan cara jalan-jalan ke sebuah kampus atau universitas, atau tempat wisata lainnya. Lingkaran cinta sekaligus refreshing J

3. Libatkan mutarabbi/mad’u dalam setiap kegiatan

Mungkin banyak murabbi yang berfikir akan merepotkan mutarabbinya. Namun, cara ini mampu untuk meningkatkan rasa “sense of belonging” satu sama lain. Karena dengan terlibatnya seorang mad’u dalam acara murabbi. Berarti seorang murabbi merasa membutuhkan bantuan dari seorang mad’u. Dan mad’u pun merasa memiliki rasa tanggung jawab yang lebih.

4. Jangan segan untuk bertanya apa kekurangan kita

Jika Anda seorang murabbi tanyakanlah kepada mutarabbi Anda. Apa hal-hal yang tak disukainya selama ini dalam lingkaran cinta. Karena tanpa disadari kita melakukan banyak kesalahan yang mungkin menyakiti hati mutarabbi kita. Jangan takut untuk dikritik. Karena kritik itu membangun.

Jika kalian saat ini sedang menjadi seorang murabbi, bersabarlah. Perbanyak segala amalan dan jangan pernah merasa ingin mundur menjadi seorang murabbi. Karena menjadi murabbi bukanlah karena kita telah sempurna akan sebuah ilmu namun kita merasa tidak pernah puas untuk terus belajar, belajar, dan belajar. Semakin kau selami ilmu yang ada di dunia ini, niscaya kau akan merasa kerdil. Karena begitu banyak ilmu yang masih belum kita ketahui. Bimbinglah selalu mutarabbi Anda dalam jalan ini. Jangan biarkan mereka merasa jenuh dalam lingkaran cinta. Tumbuhkanlah cinta, pupuklah cinta, karena segala sesuatu yang dilandasi dengan cinta semuanya akan terasa menyenangkan. Perjuangan akan terasa manis. Hambatan akan mampu dirubah menjadi tantangan untuk meningkatkan kualitas diri. Rasa rindu akan terasa menggebu.

Karena ada cinta dalam lingkaran cinta. :)

Wallahu a’lam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (36 votes, average: 9.61 out of 5)
Loading...

Tentang

a long life learner, staff humas KAMMI MADANI, Aktivis Forum Remaja Masjid Jakarta Islamic Centre (FORMAS JIC). � �

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization