Topic
Home / Berita / Opini / Gerakan Dakwah Alternatif: Gerakan KAMMI Menulis (GKM)

Gerakan Dakwah Alternatif: Gerakan KAMMI Menulis (GKM)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (adlin-life.blogspot.com)

dakwatuna.com – Euphoria Aksi jalanan oleh aktivis 98 saat ini sudah berakhir. Aksi saat ini tidak lagi dipandang sebagai kegiatan mulia, sebagaimana hal tersebut terjadi sebelum reformasi. Malah yang parahnya mereka yang aksi di jalan dengan membawa kepentingan masyarakat tataran bawah dibilang sebagai orang-orang konservatif. Sehingga dengan kondisi seperti ini, Mahasiswa yang notabanenya pelaku aksi, harus memiliki gagasan baru. Termaksi perlu didefinisikan ulang sehingga pola pergerakan mahasiswa tidak mati, karena aksi sudah dipandang negatif.

Organisasi kepemudaan yang masih menjunjung nilai-nilai Islam (seperti HMI, KAMMI, PMII, IMM, dll) mengamini bahwa aksi jalanan (demonstrasi) adalah salah satu metode dakwah. Berdakwah dengan menyuarakan suara-suara masyarakat tataran bawah ke elit-elit pemerintahan yang zhalim. Dakwah dengan aksi ke jalan, begitulah logika berfikir yang terbentuk.

Namun kondisi masyarakat saat ini sudah berubah, sehingga dakwah pun seharusnya bertransformasi. Berubah dengan menyesuaikan kondisi kekinian tetapi tetap tanpa menghilangkan esensi dari dakwah itu sendiri. Esensi menyerukan suara-suara kebenaran dengan melakukan pembelaan terhadap individu ataupun kelompok yang terzhalimi. Sehingga sangat diperlukan bentuk dakwah alternative yang sesuai dengan kondisi dan zaman saat ini.

Gerakan Dakwah Media

Dalam beberapa kali kajian yang dilakukan oleh teman-teman pergerakan, dakwah alternatif yang bisa di terapkan adalah dakwah media. Dakwah media dapat kita artikan sebagai proses penyampaian nilai-nilai kebaikan dengan menggunakan media sebagai alatnya. Media bisa berupa media cetak (Koran, majalah, bulletin dll) ataupun media elektronik (TV, radio, situs internet, dll)

Bentuk dakwah media salah satu nya adalah dengan tulisan. Ide-ide atau gagasan yang biasanya disampaikan langsung secara verbal sekarang berubah menjadi huruf-huruf yang permanen dan dapat di baca. Huruf-huruf tersebut bisa tercetak di kertas ataupun terpampang di situs internet. Semuanya bisa digunakan sebagai bentuk alternatif penyampaian nilai-nilai kebaikan (dakwah).

Sehingga Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Madani merumuskan sebuah metode pergerakan yang merupakan pengejawantahan dari Paradigma Gerakan Intelektual Profetik, dimana setiap kader bergerak dengan skill. Dalam refleksinya teman di KAMMI Madani menyadari bahwa skill yang banyak dimiliki kader adalah skill menulis, sehingga bentuk gerakan intelektual profetik yang dirumuskan adalah gerakan menulis.

Untuk memasukkan nilai-nilai profetik dalam gerakan menulis ini, maka tulisan diarahkan untuk menyerukan suara hikmah, suara kebenaran, suara pembelaan mereka yang terzhalimi dan lain sebagainya. Sarana yang digunakan adalah media cetak ataupun online, karena memang saat ini medialah yang mampu men-stir opini masyarakat.

Sehingga tawaran gagasan yang KAMMI Madani format untuk seluruh kader dakwah atau pun aktivis jalanan adalah Gerakan KAMMI Menulis. Gerakan ini tiap harinya menghasilkan gagasan-gagasan dalam bentuk tulisan. Tujuannya adalah untuk mengarahkan opini mahasiswa agar tidak terjebak dalam konspirasi global saat ini.

Mari bergerak tuntaskan Perubahan!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Riyan Fajri adalah mahasiswa yang kuliah di salah satu perguruan tinggi Swasta di daerah Pancoran, Jakarta Selatan. Sekarang aktif berorganisasi di KAMMI dan saat ini mendapatkan amanah menjadi Ketua Umum KAMMI Madani Periode 2011 - 2012. Kritik dan saran buat penulis, bisa di kirim ke [email protected] atau FB : Riyan Fajri ([email protected])

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization