Topic
Home / Pemuda / Kisah / Di Rumah Kami Ada Putri dari Surga

Di Rumah Kami Ada Putri dari Surga

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Bismillaahirrahmaanirrahim,di rumah kami ada seorang anak penghuni surga, demikian sahabatku menuturkan kisahnya, air mata kesedihan bergulir dari kedua belah matanya, sungguh hal itu membuat hatiku terenyuh.

Sahabatku berkata:

Aku tidak menerima apa yang dikatakan oleh dokter anak. Sungguh aku menjadi lemas ketika anakku yang cantik divonis menderita kelainan fisik dan keterbelakangan mental. Aku menolak vonis dokter tersebut dan tidak dapat membenarkannya. Bahkan kuat dugaanku bahwa vonis itu salah. Aku berazam untuk membawa anakku ke klinik pengobatan alternatif (Natural Medicine). Namun di sana pun aku mendapatkan informasi bahwa anakku memang benar-benar mengidap kelainan fisik dan mental. Mendengar hal itu, hatiku bak disambar petir dan aku mengalami stres berat dan kegelisahan yang serius. Sepanjang malam aku terus memikirkan anakku, dunia ini terasa bukan dunia yang kuketahui, hidupku terasa hambar.

Aku jadi merasa berdosa kepada anakku, ketika aku mengandungnya aku sering marah dan menangis, mungkin musibah ini balasan atas dosaku. Namun aku berusaha memupus rasa sedihku. Aku terus berusaha melatih putriku dengan sebagian keterampilan yang bermanfaat bagi hidupnya. Tetapi sayangnya keterbelakangan fisik dan mental anakku tergolong yang paling parah, sehingga sulit untuk dilatih dan diajarkan, aku mulai putus asa dan hanya bisa pasrah, bahkan aku cenderung menelantarkan diri sendiri, rumahku dan anak-anakku. Aku meninggalkan perasaan yang negatif pada diriku, sehingga aku seperti mengidap sikap yang aneh, malas, jenuh, putus asa, depresi, suka menyendiri, dan dihantui was-was dan perasaan yang aneh dan tertekan, apa yang membuatku seperti ini?

Kemudian perasaanku juga mengatakan bahwa ada yang hasad (berbuat teluh) kepadaku atas segala nikmat yang telah Allah anugerahkan kepadaku. Karena itu aku harus mencari “orang pintar” yang dapat mendeteksi musibah yang menimpaku, bagaimana caranya agar aku bisa selamat dari musibah ini. Tetapi aku berpikir mengapa aku tidak pergi menemui seorang da’iyah Fulanah sepanjang ingatanku ia orang yang sangat baik. Aku pergi menjumpainya dan menceritakan kepadanya musibah yang kualami karena ada orang yang hasad kepadaku, lalu ia berkata kepadaku,

“Anti yaa…Ukhti! Tidak ada yang hasad kepada Anda sebagaimana yang Anda kira. Sesungguhnya yang menimpa Anda disebabkan oleh lemah iman.”

“Tidak, aku tidak lemah iman. Aku muslimah dan masih menunaikan shalat,” sanggahku.

“Tapi apa yang Anda keluhkan itu menunjukkan jauhnya diri dari Allah dan lemahnya keimanan. Jika Anda ingin keluar dari problem ini Anda sebaiknya kembali kepada Allah dan taubat yang sungguh-sungguh kepada-Nya. Lalu penuhilah hati Anda dengan cinta kepada Allah dan menyerah secara totalitas kepada-Nya. Apakah Anda tahu bahwasanya menyerah secara total itu adalah sikap konsisten kepada Allah dan ibadah kepada-Nya sebaik mungkin. Shalatlah dengan khusyu’ dan qiyamulail, berpuasalah karena Allah, carilah ilmu yang bermanfaat, ridhailah terhadap apa yang telah ditakdirkan terhadap Anda dan bersabarlah,” demikian ia menasihatiku.

Anda benar wahai da’iyah yang tulus ikhlas, aku memang harus bersabar dan ridha terhadap qadha dan qadar, sejak saat itu aku mulai melangkah menuju Allah, bertaubat dan beribadah kepada-Nya. Mushaf Al-Qur’an menjadi penghibur musibahku, dzikir menjadi temanku di kala aku menyendiri, mengadu kepada Allah menjadi kebanggaan dan kelezatanku. Dan hari-hariku yang sebelumnya gelap gulita, kini terang benderang dengan cahaya iman dalam jiwa. Alangkah lezatnya aku merasakan semua ini, sungguh sebelumnya aku tidak pernah mengetahui cita rasa kehidupan yang bahagia seperti yang aku rasakan sekarang ini. Ya, aku telah melihat kehidupan ini dengan pandangan iman, aku alihkan perasaan marah dan kesal dengan ridha kepada qadha dan qadar-Nya, aku yakin bahwa musibah ini bukan untuk menyalahkan diriku, aku percaya dengan sabda Rasulullah SAW,

حُلْوَةُ الدُّنْيَا مُرَّةُ الآخِرَةِ , وَمُرَّةُ الدُّنْيَا حُلْوَةُ الآخِرَةِ

“Manisnya dunia pahitnya akhirat, dan pahitnya dunia manisnya akhirat”

Jiwaku mulai tenteram, hatiku mulai tenang, aku berenang dalam lautan iman dan ilmu syar’i. Aku yakin sepenuhnya dengan rahmat Allah SWT, bahwasanya musibah tidak selalu berarti balasan terhadap dosa saja, tapi terkadang untuk meninggikan derajat. Bahwasanya semua itu adalah nikmat dari Allah untukku. Musibah ini memberikan inspirasi kepadaku untuk membuka lembaga pendidikan khusus bagi anak-anak pengidap keterbelakangan fisik dan mental, alhamdulillah sekolah yang kudirikan banyak memberikan manfaat bagi umat Islam. Semoga Allah menerima amal kebaikanku, semua ini telah membuatku bahagia meskipun anakku belum dapat mengambil manfaat dari sekolah yang kudirikan, karena keterbelakangan termasuk kategori yang sangat parah, tetapi setiap kali aku melihat putriku aku selalu berucap,

اَلْحَمْدُ للهِ فِي بَيْتِنَا طِفْلَةٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Alhamdulillah di rumah kami ada putri dari surga”

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (71 votes, average: 9.54 out of 5)
Loading...
Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah (LKMT) adalah wadah para aktivis dan pemerhati pendidikan Islam yang memiliki perhatian besar terhadap proses tarbiyah islamiyah di Indonesia. Para penggagas lembaga ini meyakini bahwa ajaran Islam yang lengkap dan sempurna ini adalah satu-satunya solusi bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw adalah sumber ajaran Islam yang dijamin orisinalitasnya oleh Allah Taala. Yang harus dilakukan oleh para murabbi (pendidik) adalah bagaimana memahamkan Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mutarabbi (peserta didik) dan dengan menggunakan sarana-sarana modern yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Lihat Juga

UNICEF: Di Yaman, Satu Anak Meninggal Setiap 10 Detik

Figure
Organization