Topic
Home / Berita / Perjalanan / International Muslim Culture Exhibition 2011, Taipei, Taiwan

International Muslim Culture Exhibition 2011, Taipei, Taiwan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Pengunjung di Stand Woman in Islam. (Erly Bahsan)

dakwatuna.com – Hidup seperti orang asing adalah hal yang akan dihadapi oleh setiap Muslim ketika mereka harus beranjak pergi dari negerinya yang mayoritas beragama Islam. Menimba ilmu, mencari nafkah, syiar Islam, hingga travelling, adalah berbagai alasan yang akan membuat seorang Muslim untuk pergi meninggalkan negerinya. Hal itu pulalah yang dirasakan oleh mahasiswa-mahasiswa internasional Muslim di Taiwan. Mereka berasal dari berbagai belahan dunia, entah Indonesia, Bangladesh, Jordania, Pakistan, Mesir, Kazakstan, dan lain sebagainya.

Taiwan, sebuah negara yang berupa pulau kecil di sebelah timur Cina yang masih menjadi rebutan antara Pemerintah Cina dan Pemerintah Taiwan sendiri. Negara ini tidak begitu mengenal bahkan mengetahui apa itu Islam atau apa itu Muslim kecuali dari beberapa pelajaran sejarah yang tentu saja informasi yang diperoleh tidak terlalu komprehensif. Islam (伊斯蘭-Yīsīlán) atau Muslim (穆斯林-Mùsīlín) terlihat seperti agama “jauh”, agama “antah-berantah”, atau agama “non-Taiwan”. Persepsi yang kurang tepat tersebut terkadang menimbulkan kesalahpahaman atau kecanggungan antara mahasiswa Muslim dan mahasiswa lokal.

Cukup banyaknya populasi mahasiswa Muslim di Taipei, khususnya di National Taiwan University of Science and Technology, membuat mahasiswa-mahasiswa tersebut mencetuskan untuk membuat sebuah acara pengenalan mengenai Islam dan umat Muslim melalui sisi budayanya. Hal ini menjadi pertimbangan disebabkan oleh masih banyak masyarakat/mahasiswa lokal yang menganggap Islam adalah agama pencetak teroris, pencetak laki-laki “playboy”, dan pengekang hak-hak perempuan. Berbagai anggapan negatif tersebut akan berusaha ditepis melalui acara ini yaitu dengan menampilkan indah dan damainya budaya Islam dari berbagai penjuru negeri.

Pada tanggal 22-23 November 2011 dan berlokasi di 1st Floor International Building, National Taiwan University of Science and Technology, Taipei, International Muslim Culture Exhibition ini digelar. Terdapat dua poin utama dalam menampilkan Islam, yaitu:

1. Menampilkan komponen-komponen Islam dari berbagai sisi yang ditunjukkan melalui stand-stand, antara lain:

a. Science and Technology Stand (Stand Sains dan Teknologi)

Acara yang diselenggarakan di salah satu kampus bergengsi di Taiwan ini tentu saja harus seiring dan sejalan dengan pola pikir pengunjungnya yang mayoritas adalah civitas academica. Science and Technology Stand merupakan tonggak utama acara ini sekaligus bertujuan untuk mengubah paradigma pengunjung bahwa Islam pernah berjaya di dunia bahkan berpengaruh hingga Eropa dan Amerika.

Stand ini menampilkan ilmuwan-ilmuwan Muslim di masa keemasan Islam, antara lain: Al-Zahrawy (ahli bedah dan kimia), Al-Khawarizmi (pencetus dan pengembang matematika, aljabar, dan ilmu ukur), Ibnu Firnas (ilmuan pertama yang mengembangkan konsep dasar pesawat terbang hingga akhirnya mampu melayang di udara), Al-Haytham (penemu konsep dasar optik yang hingga saat ini masih digunakan dalam produk-produk kamera), Al-Jazary (ilmuan pertama yang menciptakan sistem robotik dan automasi), Maryam al-Astrulabi (ilmuan wanita yang mengembangkan astrolabe yang merupakan konsep dasar GPS yang digunakan hingga saat ini), hingga Laksamana Zheng He (Panglima Perang Muslim Cina yang telah menjelajah dunia dan menemukan Benua Amerika jauh sebelum Christophorus Colombus menemukannya).

Selain menyajikan karya-karya para ilmuan Islam, stand ini pun menyajikan penjelasan mengenai beberapa fenomena alam yang telah termaktub di dalam Al-Qur’an, seperti mengenai kebundaran bumi dan pergerakan gunung-gunung. Beberapa materi yang ditampilkan juga diperoleh dari 1001 Inventions, sebuah yayasan yang bergerak di bidang sains dan peradaban Islam.

b. Halal Food Stand (Stand Pangan Halal)

Pola dan perilaku mengkonsumsi makanan para Muslim di Taiwan menjadi hal yang sangat menarik bagi para penduduk lokal. Umat Muslim tidak mau mengkonsumsi daging babi yang notabene menjadi konsumsi utama mayoritas penduduk Taiwan. Hal yang sangat mengherankan bagi penduduk local pula adalah umat Muslim yang tidak dapat mengkonsumsi bir, meskipun sudah mereka yakinkan berkali-kali bahwa bir Taiwan menjadi salah satu kegemaran para turis mancanegara.

Berbagai pertanyaan akhirnya terlontar di stand ini. Stand ini menyediakan penjelasan mengenai pangan halal, baik berbagai jenisnya, cara memperoleh/menyembelihnya, hingga cara pengolahannya. Pengunjung pun diberikan beberapa makanan yang sangat membuat mereka tertarik, yaitu kurma dan biryani. Biryani adalah menu spesial dari Pakistan.

c. Annual Event (Hajj and ‘Eid ul-Adha) Stand (Stand Ibadah Tahunan, Haji, dan Idhul Adha)

Acara ini diselenggarakan beberapa saat setelah Umat Islam merayakan Idul Adha, maka tercetuslah untuk menampilkan stand yang akan menjelaskan mengenai Haji (pilgrimage) dan Idul Adha. Beberapa masyarakat Taiwan jika ditanya apa yang muncul di dalam kepala mereka ketika mendengar kata “Islam” atau “Muslim” akan menjawab “The Holy City of Mecca” (Kota Suci Mekah). Oleh karena itu, hal ini menjadi modal utama untuk memberikan penjelasan mengenai kegiatan qurban dan ibadah haji umat muslim.

Stand ini memberikan penjelasan mengenai sejarah ibadah haji dan qurban, tata cara pelaksananya, hingga miniatur suasana haji di Mekah. Antusiasme pengunjung terlihat begitu meriah di stand ini. Pengunjung memperhatikan dengan seksama penjelasan-penjelasan yang diberikan.

d. Salah and Five Pillars of Islam (Stand Shalat dan Lima Rukun Islam)

Rukun Islam (Pillars of Islam) adalah fondasi utama keislaman seseorang. Berbagai hal yang harus dijalankan oleh setiap Muslim dijelaskan Allah berupa rukun Islam. Pada awalnya, ada pengunjung yang menganggap bahwa “5 Pillars of Islam” adalah berbagai simbol yang melekat dalam Islam. Namun, anggapan itu berubah seketika setelah mendapatkan penjelasan mengenai rukun Islam (5 Pillars of Islam).

Stand ini menjelaskan mengenai syahadat (witnesses), shalat (prayer), zakat (alms), dan shaum (fasting), sedangkan untuk haji (pilgrimage) dijelaskan dalam stand yang berbeda. Di stand ini pun pengunjung diberi kesempatan untuk melihat bahkan mencoba gerakan-gerakan shalat. Banyak pengunjung yang terpikat dan terpesona dengan uniknya gerakan shalat.

e. Women in Islam (Stand Kemuslimahan)

“Wanita Muslim itu pemalu karena mereka menutup rambutnya dengan kain”, begitu ucap seorang teman Taiwan ketika ditanya pendapatnya mengenai Muslim. Begitu terheran-herannya masyarakat lokal ketika ia melihat wanita yang seluruh tubuhnya ditutup oleh baju panjang dan yang terlihat hanyalah wajah dan telapak tangannya saja.

Oleh karena itu acara ini menyediakan penjelasan khusus mengenai wanita muslim, hak-hak mereka, dan menepis tuduhan tentang timpangnya hak antara laki-laki dan perempuan.

Bagian yang paling menarik dari stand ini adalah “hijab challenge”, yaitu setiap pengunjung wanita diberikan kesempatan untuk mengenakan jilbab. Banyak pengunjung wanita yang mencoba tantangan ini dan mereka memberikan respon yang sangat positif. Setidaknya hal ini mampu merubah paradigma berfikir masyarakat lokal tentang perempuan Muslim.

f. History of Islam in Taiwan (Sejarah Islam di Taiwan).

Berdakwah kepada sekelompok masyarakat tentu saja harus menghormati budaya yang ada pada masyarakat tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ketertarikan mereka akan apa yang dibawa. Begitu pula yang dilakukan dalam acara ini, bekerja sama dengan CMA (Chinese Muslim Association) Taiwan, panitia menyediakan penjelasan mengenai sejarah Islam di Taiwan di mana pada mulanya, Muslim Taiwan berasal dari masyarakat Muslim dari dataran Cina yang bermigrasi bersama dengan pemerintah nasional.

2. Menyediakan waktu untuk tanya jawab dengan pengunjung, baik dalam Bahasa Mandarin maupun Bahasa Inggris.

Begitu banyaknya pertanyaan terlontar dari para pengunjung tentang Islam. Mulai dari gaya hidupnya, kewajiban-kewajibannya, hingga konsep Tuhan, semua itu difasilitasi pada acara ini. Penjelasan mengenai Islam dalam bahasa Mandarin dibantu oleh Imam Masjid Besar Taipei Imam Musa dan juga oleh seorang Muslim keturunan Cina-Kanada, Mr. Ibrahim, anggota Islamic Center di Vancouver, Kanada. Antusiasme pengunjung terlihat dari beraneka ragam pertanyaan yang terlontar.

Acara yang berlangsung dua hari itu berlangsung ramai dan meriah. Begitu banyak pengunjung yang memberikan testimoni positif terhadap acara ini dan berharap dapat melihat acara seperti ini lagi tahun depan.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (17 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...
Lahir di Bogor Tahun 1989. Dan saat ini tinggal di Taiwan Taiwan sebagai mahasiswa Master di NTUST Taiwan.

Lihat Juga

Imigran Muslim, Akankah Mengubah Wajah Barat di Masa Depan?

Figure
Organization