Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Hadits / Syarah Hadits / Allah SWT Sangat Menyayangi Hamba-Nya Melebihi Kasih Sayang Ibu Terhadap Anaknya

Allah SWT Sangat Menyayangi Hamba-Nya Melebihi Kasih Sayang Ibu Terhadap Anaknya

4 ـ   عن عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه ـ قال : قدم على النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ سبى ، فإذا امرأة من السبي قد تحلب ثديها تسعى : إذا وجدت صبياً في السبي ـ أخذته فألصقته ببطنها ، وأرضعته ، فقال لنا النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ ” أترون هذه طارحة ولدها في النار ؟ قلنا : لا ،وهي تقدر على ألا تطرحه . فقال : لله أرحم بعباده من هذه بولدها ” . رواه البخاري ومسلم

Ilustrasi (inet)

Dari Umar bin Al Khaththab RA berkata: Didatangkanlah para tawanan perang kepada Rasulullah SAW. Maka di antara tawanan itu terdapat seorang wanita yang susunya siap mengucur berjalan tergesa-gesa – sehingga ia menemukan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu – ia segera menggendong, dan menyusuinya. Lalu Nabi Muhammad  SAW bersabda: Akankah kalian melihat ibu ini melemparkan anaknya ke dalam api? Kami menjawab: Tidak, dan ia mampu untuk tidak melemparkannya. Lalu Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya, melebihi sayangnya ibu ini kepada anaknya (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Penjelasan:

قدم Qaf dibaca dhammah, berbentuk Mabni Majhul (didatangkan)

سبى Tawanan dari Hawazin

تحلب  Ha’ dibaca fathah dan lam diberi tasydid. ثديها Berbentuk mufrad (kata tunggal) dibaca rafa’ sebagai fa’il; telah mengalir air susu darinya. Al Hafizh Ibnu Hajar berkata –dalam Fathul Bari- siap mengeluarkan susu.

تسعى  A’in dibaca fathah, dari kata sa’i (berjalan cepat) mencari anaknya yang hilang.

إذا وجدت صبياً في السبي ـ أخذته فألصقته ببطنها ، وأرضعته  Ia dapatkan seorang anak kecil dalam kelompok tawanan itu, ia mengambilnya lalu memeluknya dan menyusuinya. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul-Bari, setelah kalimat itu –

فوجدت صبياً ، فأخذته فألزمته بطنها

Artinya: Wanita itu bergegas berjalan mencari anaknya yang hilang. Ia resah dengan air susunya yang telah terkumpul di buah dadanya – ketika ia menemukan anak kecil ia  ambil dan ia susuinya, untuk meringankan air susunya, lalu menemukan anak kecil lagi – dan itulah anaknya sendiri – ia ambil dan ia peluk dalam perutnya dan menyusuinya. Lalu Rasulullah SAW bersabda:  أترون ta’ dibaca fathah artinya: apakah kamu menyangka wanita itu melemparkan anaknya ke dalam api. Kami jawab. Tidak mungkin ia lemparkan anaknya ke dalam api.

Lalu Rasulullah saw bersabda: لله lam pertama dibaca, lam taukid (penegasan). Sesungguhnya Allah lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi wanita itu sayang kepada anaknya. Allah tidak akan melemparkannya ke neraka karena sangat sayang kepada mereka.

العباد Para hamba yang dimaksudkan adalah kaum mukminin yang bertaqwa yang beramal shalih. Seperti firman Allah:

وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ﴿١٥٦﴾الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ

Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia Ini dan di akhirat; Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil …. (QS. Al A’raf: 156-157)

Hadits ini dikuatkan pula oleh riwayat Imam Ahmad dan Al Hakim dari Anas RA, berkata:

” مر النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ في نفر من أصحابه ـ وصبى على الطريق ـ فلما رأت أمه القول ـ خشيت على ولدها أن يوطأ ، فأقبلت تسعى ، وتقول : ابني . ابني ، وسعت ، فأخذته ، فقال القوم : يا رسول الله  ، ما كانت هذه لتلقي ابنها في النار ، فقال : ولا الله بطارح حبيبه في النار ، فقال : ولا الله بطارح حبيبه في النار “

Rasulullah SAW melintasi sekelompok sahabatnya – ada seorang anak kecil di tengah jalan. Ketika ibunya melihat hal itu, ibu itu ketakutan bahwa anaknya akan jatuh, lalu ia bergegas menghampiri dan memanggil-manggil: anakku-anakku, ibu itu berjalan cepat, dan mengambilnya. Para sahabat bertanya: Ibu ini tidak akan melemparkan anaknya ke dalam api. Rasulullah SAW bersabda: Dan Allah tidak akan melemparkan kekasihnya ke dalam api neraka. Dan Allah tidak akan melemparkan kekasihnya ke dalam api neraka.

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:

  1. Tidak ada seorang pun yang lebih sayang melebihi Allah. Allah SWT lebih sayang dibandingkan dengan orang yang harus menyayangi. Tidak pernah ada dalam makhluk Allah yang lebih sayang dari ibunya. Dan Rasulullah SAW bersabda: Allah lebih sayang dari pada ibu itu menyayangi anaknya.
  2. Boleh melihat tawanan wanita. Rasulullah SAW tidak melarang melihat wanita dalam hadits di atas. Bahkan dalam hadits tadi termuat pembolehan melihatnya.
  3. Penggunaan contoh sebagai alat bantu, sehingga bisa ditangkap secara fisik untuk hal-hal yang tidak mudah dipahami, agar mendapatkan pengertian yang tepat, meskipun yang dijadikan contoh sesuatu yang tidak akan dapat terjangkau hakikatnya. Itulah rahmat Allah yang tidak akan terjangkau oleh akal. Walau demikian Rasulullah SAW mendekatkan pemahaman itu kepada para pendengar dengan keadaan wanita tersebut.
  4. Pemanfaatan kesempatan untuk menyampaikan dakwah. Rasulullah SAW memanfaatkan kesempatan perhatian para sahabat terhadap fenomena kasih sayang ibu kepada anaknya, lalu dialihkan kepada kasih sayang yang lebih besar, untuk memenuhi kebutuhannya, dan menjadi tempat bergantung dalam semua urusan.

(hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (33 votes, average: 9.24 out of 5)
Loading...
Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah (LKMT) adalah wadah para aktivis dan pemerhati pendidikan Islam yang memiliki perhatian besar terhadap proses tarbiyah islamiyah di Indonesia. Para penggagas lembaga ini meyakini bahwa ajaran Islam yang lengkap dan sempurna ini adalah satu-satunya solusi bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw adalah sumber ajaran Islam yang dijamin orisinalitasnya oleh Allah Taala. Yang harus dilakukan oleh para murabbi (pendidik) adalah bagaimana memahamkan Al-Qur�an dan Sunnah Rasulullah saw dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mutarabbi (peserta didik) dan dengan menggunakan sarana-sarana modern yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization