Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Jilbabku Kehormatanku (Bagian ke-2)

Jilbabku Kehormatanku (Bagian ke-2)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (kawanimut)

Cihuy Aku Dapat Hadiah

dakwatuna.com – Ramadhan oh Ramadhan. Bulan yang selalu kunantikan. Bulan penuh keberkahan. Bulan penuh ampunan. Bulan penuh kemuliaan. Siapa yang tak ingin mendapatkannya? Semua orang beriman pasti menginginkannya. Termasuk aku. Karena aku puasa berarti aku orang beriman yang diseru untuk menjalankan puasa Ramadhan.

“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”

Siapa yang tidak tahu ayat itu? Tentu semua sudah tahu. Bahkan hafal alias nglothok. Hatiku berdesir. Ramadhan kali ini Allah akan kasih hadiah apa ya padaku? Tanyaku dalam hati sambil berangan-angan mendapat hadiah istimewa dari-Nya.

“Ya Rabb…beri aku hadiah terbaik dari-Mu di bulan Ramadhan ini, aamiin,” doaku lirih penuh pengharapan.

***

“Sahur….sahur…Nduk sahur….” Terdengar suara lembut ibu membangunkanku.

“Nggih bu..jam berapa tho Bu..? Tanyaku sambil merem melek setengah sadar.

“Jam tiga Nduk. Ayo bangun sekarang…semua sudah bangun itu loh…,” kejar Ibu membangunkanku.

“Nggih nggih Bu…bangun…!”

Malam pertama sahur. Sangat kunikmati. Suasana religiusnya menyenangkan hati. Riuh nada kentongan membangunkan orang tidur agar segera sahur, terdengar merdu. Sesekali bergantian dengan tilawatil Qur’an di masjid yang berjarak 100 meter saja dari rumahku. Yach terdengar indah merasuk kalbu. Menggetarkan seluruh syarafku. Belum suasana kebersamaan saat makan sahur. Subhanallah. Nikmat yang begitu indah. Rasa yang paling indah bagi orang yang menyadarinya bahwa itu sebuah nikmat yang begitu indah.

Alhamdulillah kenyang. Tidak khawatir akan lemas nanti siang. Maklum anak usia remaja makannya selalu banyak. Tidak laki-laki tidak perempuan sama saja menurutku. Banyak makannya. Karena tubuh mereka lebih banyak membutuhkan nutrisi agar bersemangat menghadapi hari terutama di bulan puasa.

Selepas sahur, entah kenapa terbesit keinginanku menyetel radio. Yach banyak kuis di sana. Tak hanya radio, televisi pun juga menayangkan program-program kuis berhadiah. Apalagi di bulan Ramadhan. Subhanallah. Banyak berkah banyak hadiah. Makanya takkan kubiarkan kesempatan ini.

 

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana kabar pendengar setia Gajah Mada? Sudah sahur semua. Tentunya sudah dong. Yang belum sahur ayo segera sahur. Sahur sahur..Sebentar lagi subuh ayo sahur….sahur…” riuh mbak Vina, penyiar sebelum ia buka kuisnya.

“Saatnya kuissssss berhadiah…asyiiikkk…ayo siap-siap siapa yang mau gabung…dengerin ya…” lanjutnya.

“Punya pengalaman unik menarik seputar mie Gaga dan kreasinya…waahhh tentu banyak dong cerita nya…ayo bagi-bagi pengalamannya…cerita yang paling menarik dengan kreasi masakan yang unik akan mendapat hadiah paket mie gaga dan uang lima puluh ribu rupiah…weee menarik kan.. ditunggu sepuluh penelepon pertama…”

Aku tertarik. Asyik. Itu kan mudah banget buatku. Semoga aku bisa menang. Lumayan kalau menang aku bisa beli seragam putih satu dan jilbab satu. Jadi kalau liburan puasa selesai lalu masuk sekolah aku sudah bisa memakai jilbab. Ya Allah berikanlah aku hadiah terbaik di Ramadhan-Mu.

“Hallo…Gaga kuis…” ucapku lewat udara.

“Gaga kuiss..dengan siapa ini?”

“dengan Zahra.”

“Silakan cerita dan kreasinya.”

“Jadi setiap malam bulan Muharram kami sekeluarga biasa melek-melek. Selalu ada makanan dan minuman yang menemani. Saat itu kami butuh makanan ringan yang mengenyangkan. Tapi karena sudah larut malam tidak ada warung yang buka untuk beli makanan. Terlalu jauh kalau harus sampai jalan raya. Di sana banyak penjual gorengan dan lainnya. Namun teringat di lemari ada mie Gaga. Segera aku rebus mienya. Setelah matang aku buang airnya lalu kutambahkan bumbu instan yang ada di dalam mie. Kucampur dengan telur. Kemudian mie digoreng setiap satu sendok sayur. Tak perlu ditambah bumbu lainnya. Karena bumbu instantnya saja sudah enak. Tra laaa… mie sarang burung sudah jadi. Hmmm enak…” begitulah ceritaku.

“Wah seru banget…terima kasih Zahra,” tutup mbak Vina.

“Ayo ditunggu penelepon selanjutnya.”

Hatiku lega. Akhirnya telepon dariku bisa masuk juga. Tinggal menunggu. Telingaku tak mau berhenti mendengarkan serunya kuis kali ini. Dari cerita yang aku dengar, sepertinya ceritakulah yang paling seru dan unik kreasinya. Semoga saja aku menang. Ya Allah berikanlah hadiah terbaik di Ramadhan-Mu.

“Saatnya pengumuman siapa yang ceritanya paling menarik dengan kreasi masakan yang unik. Dari sepuluh penelepon hampir semua masakannya hanya di rebus atau dijadikan mie goreng saja. Tapi eits tunggu dulu ternyata ada satu penelepon yang dibuat apa tadi namanya…ya… mie sarang burung…hayoo. Siapa tadi yang menelpon… Yup mbak Zahra yang berhak mendapatkan hadiah paket mie Gaga dan uang lima puluh ribu rupiah. Silakan mbak Zahro menelpon kembali untuk informasi pengambilan hadiah. Selamat yach….” Pungkas mbak Vina.

Alhamdulillah Ya Allah. Terima kasih Kau telah beri aku hadiah terbaik dan terindah di Ramadhan-Mu. Aku sontak kegirangan. Ibuku, bapakku, kedua kakakku dan adik-adikku semuanya senang. Tidak biasanya ikut kuis bisa menang. Sekali lagi alhamdulillah Ya Allah.

Keesokan harinya aku dengan ibu pergi mengambil hadiah. Masih melekat kebahagiaan itu di hatiku. Setelah selesai aku segera membelanjakannya untuk membeli seragam putih panjang baru dengan harga dua puluh satu ribu dan jilbab baru hanya lima belas ribu. Alhamdulillah paling tidak aku ke sekolah bisa memakai jilbab. Meski baru satu jilbabku tapi aku tidak peduli. Allah pasti menunjukkan jalan-Nya untukku. Sudah terbukti. []

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (16 votes, average: 8.31 out of 5)
Loading...

Tentang

tentor Islamic talents Center

Lihat Juga

Bermacam Jalan Kebaikan

Figure
Organization