Topic
Home / Berita / Opini / Islam Sebagai Sistem Kehidupan

Islam Sebagai Sistem Kehidupan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (iluvislam.com)

dakwatuna.com – Berpikir global dan bertindak lokal…

Maskapai penerbangan Garuda Airlines telah membatalkan belasan jadwal penerbangan bulan November tahun lalu, ratusan penumpang dalam dan luar negeri, termasuk para jamaah haji kita yang kembali dari tanah suci menjadi terlantar. Semua data penerbangan dan data penumpang hilang. Mengapa? Seperti diberitakan di beberapa media, kekacauan ini terjadi karena Garuda sedang menerapkan sistem baru.

Jika menerapkan sistem baru banyak hal yang terganggu, apalagi menciptakan sistem baru? Para pengamat berkomentar bahwa perubahan sistem Garuda yang mengacaukan banyak hal tersebut akan berakibat buruk pada perusahaan tersebut yang dalam waktu dekat akan Go Public, seperti Krakatau Steel, mereka akan menerbitkan IPO bagi pengembangan perusahaannya. Apakah karena komentar para pengamat dan karena banyak hal yang telah dikorbankan, maskapai Garuda Airlines membatalkan rencananya…? Dapat dipastikan tidak!

Perubahan sistem, memang harus mengganggu keadaan yang sebelumnya nyaman. Jika efek dari perubahan sistem itu saja dahsyat, apalagi menciptakan sistem? Perubahan sistem pastinya mengganggu stabilitas, seperti terganggunya sistem kesetimbangan kimia yang menyebabkan perubahan pada temperatur, volume, ataupun tekanan. Itulah perubahan yang sejatinya membuat kita takut untuk keluar dari kondisi nyaman.

Namun dalam keadaan kita yang teramat ragu untuk berubah, di kejauhan sana, ada sekelompok manusia yang sudah menginvestasikan seluruh waktunya untuk menciptakan sistem, mereka adalah orang-orang Yahudi. Sistem, manhaj atau standard operating procedure (SOP) yang mereka ciptakan sangat menyeluruh, bahkan mereka sudah mengatur sistem apa yang sama sekali belum kita pikirkan. Mereka menciptakan sistem hidup yang mencakup semua bidang. Mereka ciptakan sistem bukan untuk merapikan, tetapi untuk menghancurkan. Mereka ciptakan sistem riba (bunga) untuk menghancurkan sistem keuangan dunia, namun mereka sendiri tidak menerapkannya.

Entah mengapa kita dibuat bangga dengan menerapkan sistem yang mereka buat. Bangga dengan gaya hidup kita yang elite, mengenakan produk-produk berkelas, bangga dapat menghabiskan waktu untuk shopping, watching cinema, yang semua itu sama sekali tidak meningkatkan kualitas diri kita di mata Allah. Dan entah mengapa kita dapat merasa nyaman dengan menerapkan sistem yang mereka buat? Itulah hebatnya mereka…? Dan itulah tidak sadarnya kita…!

Al-Qur’an dan Sunnah, keduanya adalah sistem hidup yang integral buatan Allah. Sebagai seorang muslim, seharusnya kita dengan bangga menerapkannya, karena sesuai fitrah, lebih detail, merapikan, bahkan menyadarkan!

Orang-orang Yahudi berhasil membuat sistem tentang nilai kemuliaan manusia. Bahwa, manusia yang sempurna adalah yang memiliki kekayaan yang berserakan di mana-mana. Entah kenapa manusia yang dapat berjalan tegap dan percaya diri adalah mereka dengan setelan pakaian desainer ternama dengan kualitas bahan istimewa, sepatu kulit, jam tangan Rolex atau Timex, berpendidikan tinggi, kendaraan mercy dan sebagainya. Berbagai parameter yang telah mereka standarkan tentang siapa manusia yang mulia itu. Itulah yang mereka ciptakan. Mereka kuasai media massa dan arusnya sehingga dapat mengarahkan berita sesuai kepentingannya, mereka berhasil memproteksi dan memutarbalikkan berita-berita yang keluar dari negeri jajahan yang mereka klaim, Palestina! Lantas manusia mulia yang bertaqwa seperti yang Allah standarkan tidak pernah kita lirik!

Kompleks memang permasalahannya, teramat global! Namun jangan membuat kita tidak dapat melakukan hal-hal kecil dan bersifat lokal, yang dapat mengembalikan kita kepada fitrah manusia, yaitu Islam. Islam, dengan kesempurnaan sistem dan aplikasinya, memang butuh proses untuk dijalankan. Tidak layak sebenarnya menyandingkan atau membandingkan kemuliaan sistem Islam dengan sistem-sistem lain buatan manusia.

Apakah kita masih merasa malu dengan keislaman kita? Apakah kita masih merasa malu mengenakan jilbab dan menutupi aurat? Apakah kita masih malu mengucapkan salam saat bertemu saudara kita dalam perjalanan?

Apakah kita masih malu menasihati saudara kita, menyampaikan partikel-partikel terkecil dari sistem global yang Allah ciptakan, yaitu menyampaikan pada orang lain tentang keindahan Islam, walaupun hanya satu ayat? Rasanya kita harus bersyahadat ulang, agar terus berpikir untuk memperbaiki nilai-nilai keislaman yang ada dalam diri kita. Kembali memperbaiki keyakinan kita pada Allah dan mengajak orang-orang yang kita sayangi agar kembali pada Allah.

Menjadikan Islam sebagai sistem hidup memang bukan perkara mudah. Butuh proses, dan Allah lebih menyukai proses daripada hasil. Seperti Allah menyukai amal-amal yang sedikit dan berkelanjutan. Melafadzkan doa saat bersin atau menguap, saat hendak tidur atau bangun tidur, saat makan atau minum, dan sebagainya. Buatlah diri kita merasa nyaman dengan menjalankan amalan-amalan yang Allah perintahkan. Hingga suatu hari nanti kita dapat berpikir dan merasa betapa beruntungnya kita lahir sebagai muslim, mengenal Islam, dan menjalankan sistemnya…

Wallahua’lam bisshawab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (18 votes, average: 9.17 out of 5)
Loading...

Tentang

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization