dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Gaza. Pemimpin Hamas Dr . Ismail Ridwan menegaskan bahwa gerakannya terus melanjutkan jalan perlawanan mengusir penjajah Zionis sampai hengkang dari tanah Palestina.
Hal tersebut disampaikan Ridwan dalam sebuah pernyataan, Rabu (15/9), memperingati 28 tahun pembantaian Sabra dan Satila yang dilakukan pasukan Zionis Israel di ibukota Libanon Beirut pada 16 September 1982 lalu. Dia berjanji gerakannya akan menuntut balas darah rakyat Palestina dan membebaskan tempat-tempat suci dari penodaan penjajah.
Dia mengatakan, “Peringatan pembantaian Sabra dan Satila, yang dilakukan penjajah Zionis terhadap rakyat Palestina, bersamaan dengan dimulainya perundingan langsung dan sia-sia dengan penjajah serta menginjak-injak potongan-potongan tubuh para syuhada Beit Hanun, para syuhada dan korban luka di Hijr Dik, serta bersamaan dengan penyerbuan area masjid al Aqsha.”
Dia menambahkan, “Peringatan ini merupakan tamparan bagi mereka yang berundingan dengan penjajah, yang tunduk pada persyaratan Israel dan Amerika, di tengah-tengah kejahatan yang berulang-ulang terhadap rakyat Palestina.”
Dia menegaskan bahwa darah para syuhada Sabra dan Satila, syuhada Gaza, Tepi Barat dan al Quds akan tetap menjadi kutukan yang memburu siapa saja yang mengabaikan dan bekerjasama dengan penjajah.
Pemimpin Hamas ini menyerukan pemerintah Libanon agar memberikan kehidupan yang terhormat bagi para pengungsi Palestina di wilayahnya sampai mereka bisa kebali ke rumah-rumah mereka di Palestina. Dia menegaskan bahwa hubungan dua bangsa Palestina dan Libanon sangat kuat, mereka bersatu dalam melawan penjajah. (asw/pip)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(18 votes, average: 9.44 out of 5)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
