Topic
Home / Berita / Profil / Mamah Dedeh, tak Lelah untuk Terus Berdakwah

Mamah Dedeh, tak Lelah untuk Terus Berdakwah

Mamah Dedeh (wordpress.com/rocktaroza)

dakwatuna.com – Da’iyah yang satu ini memang tak pernah berhenti berdakwah. Setelah beberapa menit merias diri, dia langsung menerima telepon curhat dari salah satu Muslimah.

Mamah Dedeh, sapaan akrabnya, ditanya apakah siksa kubur ada di Bulan Ramadhan. Mamah menjawab, “Siksanya libur dulu. Setelah Ramadhan baru dimulai lagi.” Belum lagi yang menghubungi telepon selulernya. Semuanya dijawab.

Mamah mengatakan, begitulah caranya berdakwah. Nenek lima orang cucu ini memang sejak muda gemar berceramah. Setelah itu, para pendengarnya kerap bertanya kepadanya.

Seringkali Mamah tidak memiliki waktu lebih banyak untuk menjawab. Dia akhirnya meninggalkan nomor HP. ”Biasa, saya memintanya mengirim SMS,” tutur Mamah, di rumahnya, Jl Kutilang III, RT 5/RW10 nomor 205, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/9).

Selama Ramadhan, Mamah berceramah di dua tempat sekitar Jabodetabek. Tahun sebelumnya dia bisa berceramah di empat tempat, bahkan lebih dari itu. ”Anak saya tak ingin saya terlalu diporsir berceramah. Saya juga butuh waktu untuk keluarga,” terangnya.

Meskipun jam manggung berkurang, ada saja orang datang atau pun menelponnya meminta nasihat. Pagi, siang, bahkan malam, ada saja yang menghubunginya. Pada tengah malam dia harus berangkat mengisi ceramah di sebuah media visual. Sesampainya di sana dia beristirahat 30 menit. Pukul 02.30 WIB dia mulai tampil berceramah hingga pukul 04.00 WIB.

Sekitar 30 menit kemudian, Mamah sampai di rumah untuk beristirahat. Setidaknya dua jam dia beristirahat. Setelah itu dia mengisi ceramah di tempat lain atau menggendong cucu kesayangannya, Abyu Ashad yang kini berusia 1,5 tahun.

Waktu ceramah yang berkurang digantinya dengan berbuka puasa bersama empat anak-anaknya setiap Sabtu dan Ahad. Setiap harinya, Mamah selalu berbuka puasa bersama anak keduanya, Nazmia. “Dia sering membalas SMS curhat dari siapa saja,” terang Mamah.

Ada saja yang curhat dengannya tentang masalah agama. Kalau bentuknya SMS, Mamah biasanya minta dibacakan. Setelah isi curhat dipahami Namah akan menjawab secara lisan. Nazmia yang menulisnya dalam bentuk SMS.

Kalau sudah dekat jam ceramah dirinya tidak mau menunggu jemputan. “Naik ojek pun jadi,” terangnya. yang penting, kata Mamah, dirinya tidak terlambat datang ke tempat ceramah. Dia kasihan bila jamaah menunggu terlalu lama.

Baginya sama saja berdakwah di Bulan Ramadhan atau pun tidak. “Memang itu bidang yang saya tekuni sejak masih muda,” ujarnya. Menurutnya, dakwah adalah kewajiban, yaitu menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin kepada seluruh umat manusia. (Endro Yuwanto/Erdy Nasrul/RoL)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (15 votes, average: 9.40 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization