dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negosiasi langsung dengan Palestina harus didasarkan pada pengakuan Negara Israel sebagai negara untuk orang Yahudi, ia juga meyakinkan para menteri partainya bahwa keputusan untuk membekukan permukiman akan selesai tepat waktu.
Pada sidang mingguan dengan para menteri dari Partai Likud, Netanyahu menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk kemajuan serius dan tanggung jawab guna sebuah kesepakatan damai yang didasarkan pada pengakuan Israel sebagai negara untuk bangsa Yahudi.
Netanyahu menambahkan bahwa berdasarkan pengakuan inilah perjanjian perdamaian ini diletakkan, yang itu akan mengakhiri konflik dan tuntutan Palestina, dan mengembangkan pengaturan keamanan untuk memastikan keamanan Israel.
Perdana Menteri Israel itu kembali menegaskan ihwal perlunya negosiasi langsung yang dimulai Rabu depan di Washington itu sebagai pejanjian yang tanpa syarat, fan ia menuntut agar pihak Palestina harus serius dan jujur seperti Israel, dalam rangka mencapai perdamaian yang abadi.
Tetapi Netanyahu mengatakan bahwa keputusan untuk mengakhiri pembekuan kegiatan pemukiman pada 26 September mendatang akan tetap seperti itu. Demikian ditegaskannya seperti dikutip Aljazeera, Ahad (29/8).
Pernyataan Netanyahu itu untuk meyakinkan sekutunya dari partai sayap kanan terutama Partai Shas yang bersikeras melanjutkan aktivitas pemukiman segera setelah akhir masa pembekuan.
Mengomentari pernyataan tersebut, kepala Departemen Urusan Negosiasi Palestina Saeb Erekat mengatakan bahwa persyaratan Netanyahu untuk adanya pengakuan Israel sebagai Negara untuk bangsa Yahudi dan diteruskannya pemukiman itu akan menutup pintu bagi perundingan.(milyas/aljzr/knrp)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
