Topic
Home / Berita / 16 Orang di Kapal Mavi Marmara Syahid

16 Orang di Kapal Mavi Marmara Syahid

Bendera Palestina dikibarkan pada pelabuhan kota Gaza untuk menyambut Freedom Flotilla. (Getty Images)
Bendera Palestina dikibarkan pada pelabuhan kota Gaza untuk menyambut Freedom Flotilla. (Getty Images)

dakwatuna.com – Korban tewas akibat serangan Israel terhadap kapal kemanusiaan Mavi Marmara terus bertambah. IHH (Insani Yardim Fakvi), lembaga kemanusiaan Turki yang menjadi koordinator kapal bantuan, melaporkan sudah 16 korban yang syahid.

“Menurut IHH, 16 orang dilaporkan telah terbunuh,” demikian kata Direktur Operasional Sahabat Al Aqsha, Amirul Iman, Senin (31/5/2010). Data yang sama juga dipublikasikan Al Jazeera.

Menurut Amirul, sementara jumlah korban luka juga masih menunggu data terbaru. Data terakhir 50 orang luka-luka akibat serbuan Israel terhadap rombongan Armada Kebebasan (Freedom Flotilla).

“Dan sampai sekarang kami masih belum bisa menelepon satu pun dari 12 WNI yang ikut dalam rombongan,” jelasnya.

12 WNI yang berada di kapal Mavi Marmara terdiri dari wakil tiga lembaga swadaya masyarakat KISPA, MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), dan Sahabat Al-Aqsa. Dari 12 orang itu, juga ada lima wartawan, yaitu Aljazeera Indonesia, TV One, Hidayatullah.com, Majalah Alia, dan Sahabat Al Aqsha.

Amirul meminta masyarakat Indonesia bersama-sama mendoakan keselamatan mereka. “Kita di sini usai salat Dzuhur membaca qunut nazilah dan salat gaib untuk mereka yang meninggal,” kata Amirul.

Serangan terhadap kapal kemanusiaan ‘Mavi Marmara’ oleh Israel diyakini akan menyulut protes internasional. Sebabnya, banyak perwakilan organisasi dari puluhan negara bergabung dalam misi bantuan untuk Palestina itu.
“Kita terkejut untuk sebuah aksi damai yang melibatkan 40 negara lebih, diserang oleh Israel. Bahkan itu masih dalam perairan internasional. Ini bisa mendorong timbulnya tuntutan dunia internasional,” ujar anggota Komisi I DPR FPKS, Al Muzammil Yusuf kepada detikcom, Senin (31/5/2010).

Menurut Muzzamil, tidak hanya Israel yang akan mendapatkan tekanan. Namun Amerika Serikat, yang selama ini membela Israel juga akan mendapat tekanan dari seluruh dunia.

“Ini akan menjadi tekanan serius kepada Amerika yang selama ini mendukung Israel. Saya kira akan menjadi isu internasional,” terang politisi asal Lampung ini.

Muzammil mengatakan, DPR akan terus mengikuti perkembangan yang terjadi, dan dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Deplu terkait nasib WNI yang ada dalam kapal tersebut. Muzammil menambahkan, peristiwa ini tidak akan menyurutkan DPR untuk terus menggalang bantuan untuk rakyat Palestina.

“Akhir Juni kita akan bertemu Parlemen Mesir untuk membicarakan terkait bantauan untuk Palestina,” tegasnya. (ddt/fay/asy/dtc/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (68 votes, average: 9.66 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization