Topic
Home / Berita / Freemasonry Serukan “Percepat” Penghancuran Al-Aqsha

Freemasonry Serukan “Percepat” Penghancuran Al-Aqsha

dakwatuna.com – Gaza, Departemen Wakaf dan Urusan Agama Pemerintah Palestina di Jalur Gaza mengingatkan adanya kelompok-kelompok ekstremis Freemasonry yang beroperasi secara rahasia di Amerika Serikat, yang mendorong keras untuk mempercepat penghancuran Masjid Al-Aqsha.

Hal itu terjadi setelah kelompok ini mendapatkan pukulan dari dalam Amerika Serikat. Di mana orang-orang Amerika berhasil menembus kelompok-kelompok Freemasonry dan mengungkap rencana rahasia kelompok tersebut, terutama berkaitan dengan penghancuran masjid al Aqsha dan pembocoran apa yang mereka sebut sebagai rahasia gembok Salomo (Sulaiman), menurut klaim mereka.

Menteri Wakaf Palestina di Gaza, Dr. Thalib Abu Sha’ar, dalam sebuah pernyataan pers hari Selasa (12/1) mengatakan, “Kelompok-kelompok Freemasonry ini berhasil ditembus oleh orang Amerika sendiri. Itulah yang mengungkap tentang ritual agama mereka dan pembocoran informasi rahasia ini.”

Freemasonry sendiri dikenal sebagai gerakan spiritual yang menyerukan “kemajuan manusia”. Namun kelompok ini mendapatkan banyak kritik di banyak negara; sebagai akibat dari kerahasiaan kegiatan mereka. Kelompok ini dituduh sebagai gerakan terbesar yang memerangi ideoligi (aqidah) agama dan menganjurkan untuk berpikir sekuler. Karena alasan inilah kelompok ini dilarang di dunia Islam dan Universitas Al-Azhar di Mesir telah mengeluarkan fatwa keharaman kelompok ini.

Freemasonry (juga disebut sebagai “kekuatan tersembunyi”) tumbuh di Inggris pada abad keenam belas dan mendirikan forum pertama pada tahun 1717.

Koran “Washington Post” Amerika baru-baru ini mengutip dari sumber-sumber Amerika yang mengatakan bahwa kelompok-kelompok ekstremis Yahudi Freemasonry, yang beroperasi secara rahasia di Amerika Serikat, sedang mendorong keras untuk mempercepat penghancuran Masjid Al Aqsha. Kelompok-kelompok ini belakangan ini mengalami penyusupan dari orang-orang Amerika.

Penyusupan ini, menurut Washington Post, mengakibatkan terjadinya pembocoran apa yang diklaim sebagai rahasia “Seal of Solomon” dan pemecahan kode simbol-simbol keagamaan mereka oleh novelis Amerika Dan Brown dalam novel barunya yang dinamakan “Lost Code”.
“Washington Post” memperingatkan bahwa orang Palestina dan Arab mungkin akan bangun pada suatu pagi menyaksikan tragedi penghancuran Masjid Al Aqsha atau bagiannya.

Departemen Wakaf Palestina dalam pernyataannya mengatakan, yang melipatgandakan bahaya kelompok ini adalah kepercayaan mereka yang meyakini tentang “Kuil Salomo” yang mereka klaim, yakni pembangunannya di Baitul Maqdis. Gerakan Fremasonry ini memiliki banyak kelompok dan organisasi.

Menurut Menteri Wakaf Palestina, kelompok-kelompok ekstremis Freemasonry ini telah lebih dari sekali mengiklankan melalui berbagai media bahwa penghancuran masjid Al Aqsha akan terjadi dalam waktu dekat. Abu Sha’ar menyerukan semua pemerintah Arab, dunia Islam dan internasional untuk memberikan perhatian terhadap masalah ini, mengungkapan skandal dan praktik-praktik jahat yang dilakukan Israel secara terus-menerus, dan memperjelaskan seberapa serius bahahanya kepada media tingkat lokal dan internasional, serta kepada organisasi hak asasi manusia dan pengadilan tinggi. (asw/ip)

Redaktur: Ulis Tofa, Lc

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (21 votes, average: 8.24 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Menteri Pertahanan Zionis Serukan Serang Hamas Kembali

Figure
Organization