Topic
Home / Berita / Tembok Baja Picu Krisis Lingkungan

Tembok Baja Picu Krisis Lingkungan

dakwatuna.com – Gaza, Seorang pakar Palestina memperingatkan bahaya tembok baja di perbatasan Jalur Gaza yang akan menimbulkan krisis bagi warga baik Jalur Gaza sendiri atau di Mesir. Tembok itu bukan hanya berimbas buruk kepada terowongan bawah tanah namun juga akan menimbulkan dampak lingkungan dan kesehatan bagi warga di Jalur Gaza selatan.

Guru besar geografi di Universitas Islam Prof. Dr. Naim Barod menegaskan kepada harian “Palestina” yang terbit hari ini Jumat (1/1) bahwa Mesir bersama-sama memanfaatkan telaga Gaza – Sinai. Telaga yang selama ini menampung air hujan dan menyalurkannya. Pembangunan tembok baja ini akan mempengaruhi suplai air dan penampungannya.

Barod mengisyaratkan, penyerapan air laut secara besar-besaran melalui pipa yang disalurkan melalui tembok baja sangat tidak layak dimanfaatkan manusia dan akan memberikan kontanimasi lingkungan di wilayah perbatasan Mesir Palestina. Selain itu air laut juga akan mengalir ke telaga Gaza – Sinai sehingga air telaga akan menjadi tidak layak pakai oleh manusia.

Barod mengisyaratkan, air hujan dalam jumlah besar yang diserap oleh kawasan tersebut tidak lebih dari 250 ribu meter kubik setiap tahunnya. Air yang ditampung akan lebih sedikit jumlahnya dari air yang disalurkan.

Ia menegaskan, pembangunan tembok baja itu akan menimbulkan kematian lingkungan baik di Mesir atau Jalur Gaza.

Penggalian dan Longsor

Barod menegaskan bahaya tembok baja bukan sekedar pada polusi air saja namun juga pada tanah. Sebab peletakan pipa besi dan longsor yang ditimbulkannya akan berlangsung setiap hari. Sehingga tanah berpasir di Jalur Gaza akan menjadi labil.

Barod mengkritik bahwa kebijakan Mesir membangun tembok baja itu dilakukan tanpa pertimbangan dan studi serta kajian dengan pakar pertanian, pertahanan, dan air atau pakar lingkungan dan hidrologi dalam pengaruhnya terhadap air penambungan dan air minum.

Ia merujuk bahwa semua itu terjadi karena keputusan itu bersifat politik dengan intruksi dari Amerika dan Israel sementara Mesir tidak memiliki kuasa menolak dan menentang.

Jika sudah terjadi polusi air dan tanah di Mesir maka akan berpengaruh terhadap kehidupan ragam hayati di kawasan. Sebab akan menghilangkan pepohohan di kawasan tembok sehingga makhluk hidup reptil, buruk dan serangga akan hilang. Lingkungan juga akan rentan longsor karena tanah menjadi labil.

Solusi

Soal solusi bagi bangsa Palestina, Barod menegaskan optimismenya bahwa akan ditemukan solusi menghadapi masalah tembok dan dampaknya. Sebab kebutuhan mendesak akan menjadikan orang kreatif.

Ia menegaskan, ke depan, Palestina akan mampu menghindar dari pengaruh tembok baja terutama bagi mereka yang menggunakan terowongan. (bn-bsyr/ip)

Redaktur: Ulis Tofa, Lc

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (8 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization