dakwatuna.com – Ramallah, Pihak Palestina hari ini mengatakan bahwa pembangunan permukiman Israel adalah hambatan utama bagi dimulainya kembali perundingan perdamaian setelah Amerika Serikat menarik tuntutannya bagi pembekuan kegiatan perumahan itu. “Israel seharusnya tidak diizinkan melanjutkan pembangunan permukiman-permukiman dan kami menganggap semua kegiatan permukiman tidak sah,” kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara Presiden Palestina Mahmud Abbas kepada AFP.
Pernyataan ini diungkapkannya sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak kedua pihak memulai kembali perundingan perdamaian yang terhenti tahun lalu dan mengatakan pembekuan seluruh pembangunan permukiman hendaknya tidak dijadikan prasyarat. Ia juga memuji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menahan diri. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya menyangkut kegiatan pembangunan permukiman setelah pemerintah Barack Obama selama berbulan-bulan menyerukan penghentian seluruh pembangunan permukiman.
Kunjungan pertama Hillary ke kawasan itu dilakukan setelah kunjungan berulang kali utusan Timur Tengah AS George Mitchell dalam bulan-bulan belakangan ini yang tidak banyak menghasilkan kemajuan dalam usaha AS membawa Israel dan Palestina ke meja perundingan. Kehadiran warga Israel di puluhan proyek permukiman yang dibangun di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki dan Jerusalem Timur yang dicaploknya adalah salah satu dari masalah paling mengganjal dalam konflik Timur Tengah yang telah berlangsung puluhan tahun itu. ant/afp/irf/RoL
Redaktur: Ulis Tofa, Lc
Beri Nilai: