Topic
Home / Berita / Pemimpin Baru Timur Tengah

Pemimpin Baru Timur Tengah

Khaled Meshaal
Khaled Meshaal

dakwatuna.com – Sebagian orang beranggapan bahwa penguasa dunia saat ini adalah sekelompok elit yang berada di pucuk pimpinan negera-negara besar. Di mana pengaruh mereka merasuk dan menentukan Negara-negara lainnya melampaui batas-batas geografis.  Sampai pada tingkat politik, mereka mendikte syarat-syarat tertentu dan atas nama reformasi. Meski reformasi itu tidak sesuai dengan watak budaya, identitas, warisan, dan peradaban negera-negara tersebut.

Ini mendorong kita untuk menyampaikan pertanyaan, siapa yang bertanggungjawab sehingga negara-negara besar itu menerapkan politik-politik pemaksaan dan dikte yang bernuansa permusuhan?

Gerakan Perlawanan Islam, Harakah Muqawwamah Islamiyyah (Hamas), telah memberikan warna lebih jelas dan besar dalam sejarah Timur Tengah modern. Ketika membicarakan Timur Tengah hari ini, tidak mungkin kita lupakan nama gerakan Hamas dan Jalur Gaza.

Dunia sekarang dengan negara-negara besar dan kecilnya, semuanya disibukkan dengan satu hal, yakni gerakan perlawanan Islam Hamas. Mereka sibuk bagaimana caranya membujuk Hamas dan membuat gerakan ini puas atau bertekuk lutut.

Gerakan Hamas hari ini telah menjadi perhitungan semua Negara-negara dunia yang ingin memiliki peran dalam penyelesaian konflik Arab Israel baik dengan mendukung Israel atau dengan melakukan konspirasi atas Palestina. Tak ada seorang pun yang melakukan manuver politik di Timteng tanpa melirik sikap Hamas. Bahkan pihak otoritas Palestina yang menjadi budak Israel, Amerika, dan Negara Barat sekarang dikesampingankan. Semuanya kini focus kepada PM Ismael Haniya dan pemerintahannya yang mampu menghadang bom dan rudal Israel serta blockade.

Hamas berhasil dalam hal itu, selain karena kegigihan dan ketegarannya dalam bidang militer, juga berkat kejujurannya kepada rakyat ketika mereka memerintah.

Seruan-seruan Barat untuk dialog dengan Hamas adalah bukti itu semua.

Gerakan ini juga memiliki tempat dan posisi penting sehingga Kepala Badan Intelijen Mesir, Umar Sulaiman tidak lagi berani berkacak pinggang di hadapan Khalid Misy’al dan mengancamnya bahwa Hamas akan membayar mahal sikap tegar dan penentangannya -terhadap penjajahan- selama ini.

Bahkan Umar Sulaiman harus belajar berbicara dengan penuh penghormatan di depan “pemimpin umat” dan orang-orang mulia selainnya.  (Ip/ut)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (14 votes, average: 8.93 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization