Topic
Home / Dasar-Dasar Islam / Hadits / Idul Fitri Mubarak

Idul Fitri Mubarak

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

dakwatuna.com – Bertepatan dengan hari raya idul fitri 1429 H. yang penuh berkah ini, kami keluarga besar dakwatuna.com berdo’a kepada Allah swt. agar di bulan baru ini Allah swt. mengkaruniai kita kedewasaan iman dan rasa aman, menguatkan islam dan keselamatan, serta memberikan taufiq kepada kita agar kita mencintai ketaatan sehingga langkah kehidupan kita diridhoi. Dan agar hari raya ini menjadi kabar gembira, kebaikan dan keberkahan terhadap setiap umat muslim di belahan manapun mereka berada. Sekaligus menjadikannya sebagai peringatan, kerugian dan penyesalan bagi setiap yang memusuhi umat ini.

Selamat Idul Fitri 1429 H. “Taqabbalallah minnaa waminkum shaalihal a’maal, semoga Allah swt. menerima amal ibadah kita dan semoga kita senantiasa dalam kebaikan selama setahun ke depan.”

Dakwatuna.com juga mengucapkan mohon ma’af lahir dan batin, atas segala khilaf, kekurangan selama berkhidmat dalam dunia maya ini. Semoga dalam tahun-tahun ke depan dakwatuna.com lebih baik lagi dalam memberikan khidmat dan dakwah, tentunya dengan do’a, kesetiaan dan dukungan para pembaca sekalian. Jazakumullah khaira.

Lebaran ibarat stasiun pemberhentian dalam perjalanan kehidupan, atau laksana tempat singgah di padang sahara kehidupan. Demikian lah umat-umat memiliki momentum yang berbeda-beda di mana mereka di dalamnya bergembira, dan merayakan kebahagiaan. Islam datang menguatkan hal demikian. Oleh karena itu Idul fitri dan Idul Adha adalah hari raya besar Islam. Allah swt. mengikat hari-hari besar Islam dengan kewajiban-kewajiban besar dan ibadah-ibadah besar.

Allah swt. mengikat idul fitri dengan kewajiban shaum, maka hari raya idul fitri adalah lebaran dari sebelumnya tidak makan, minum dan hubungan suami-istri di siang hari menjadi halal lagi bagi mereka di siang hari maupun malam hari. “Bagi muslim dua kegembiraan: Gembira ketika berbuka dan gembira ketika berjumpa dengan Tuhannya.”

Berbahagia karena berbuka ada dua makna; yaitu setiap hari, berbuka saat maghrib tiba, bahagia manusiawi karena di siang hari diharamkan yang sejatinya halal, namun menjadi halal lagi pada malamnya, sehingga do’a yang dilantunkan adalah “Telah hilang rasa dahaga, telah kering kerongkongan, dan semoga Allah menetapkan pahala, insya Allah.”

Kebahagiaan kedua adalah bahagia karena mendapat taufiq dari Allah swt. dan dimudahkan dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban di bulan ini, ini juga arti firman Allah swt.: “Katakanlah, karena keutamaan Allah dan rahmat-Nya, karena itu hendaknya mereka berbahagia, yang demikian itu lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan.”

Karena itu, kita lihat di hari raya orang-orang yang melaksanakan shaum Ramadhan wajah-wajah mereka berseri-seri dan tertawa bahagia.

Hari raya umat muslim diikat dengan dua nilai besar; Nilai Rabbani dan Nilai Insani.

Nilai Rabbani adalah agar setiap manusia tidak lupa pada Tuhannya saat hari raya. Hari raya bukanlah bebas sebebas-bebasnya di bawah kendali syahwat. Justru hari raya di awali dengan mengumandangkan takbir, shalat ied dan taqarrub ilallah swt. Hari raya bukan lepas dari ibadah dan ketaatan, dengan mengerjakan sesuka hati.

Nilai insani bagi hari raya adalah terlihat dari kebahagiaan, kegembiraan, bersenang-senang, dan pakaian baru, juga karena muslim menyambung tali silaturrahim dengan yang lain. Karena itu Islam mensyariatkan dalam idul fitri ini perintah menunaikan zakat fitrah. Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah atas orang dewasa dan anak-anak, merdeka dan budak, laki-laki dan perempuan. Rasulullah saw. menjadikan zakat fitrah sebagai pencuci bagi orang yang shaum dari sendau-gurau, perkataan jorok, sekaligus nilai insaninya adalah sebagai pemenuhan kebutuhan bagi bagi orang-orang yang tidak berpunya. Jangan sampai orang yang tidak berpunya jadi minder karena tidak bisa memakai pakaian baru atau melihat orang lain memakan makanan serba enak, sedangkan dirinya tidak menemukan makanann. Sehingga dengan zakat itu, mereka juga merayakan kebahagiaan.

Zakat fitrah dikeluarkan di masa Rasulullah saw. setelah shalat fajar, sebelum pelaksanaan shalat idul fitri, karena jumlah muslim pada waktu itu masih sedikit.

Untuk masa sekarang ini, karena umat muslim sudah demikian banyak, maka zakat fitrah bisa dikeluarkan di hari kedua atau ketiga sebelum hari raya, ada yang berpendapat di pertengahan Ramadhan bahkan sebagian membolehkan mengeluarkan zakat di awal Ramadhan, yang pasti tidak boleh melewati shalat idul fitri, karena nilainya hanya menjadi sedekah biasa, bukan zakat fitrah yang wajib. Allahu ‘alam

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 8.00 out of 5)
Loading...

Tentang

� Lahir di kota Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 05 April 1975. Menyelesaikan jenjang pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Ma�ahid Krapyak Kudus. Tahun 1994 melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta. Program Persiapan Bahasa Arab dan Pra Universitas. Tahun 2002 menyelesaikan program Sarjana LIPIA di bidang Syari�ah. � � Semasa di bangku sekolah menengah, sudah aktif di organisasi IRM, ketika di kampus aktif di Lembaga Dakwah Kampus LIPIA, terakhir diamanahi sebagai Sekretaris Umum LDK LIPIA tahun 2002. � � Menjadi salah satu Pendiri Lembaga Kajian Dakwatuna, lembaga ini yang membidangi lahirnya situs www.dakwatuna.com , sampai sekarang aktif sebagai pengelola situs dakwah ini. � � Sebagai Dewan Syari�ah Unit Pengelola Zakat Yayasan Inti Sejahtera (YIS) Jakarta, dan Konsultan Program Beasiswa Terpadu YIS. � � Merintis dakwah perkantoran di Elnusa di bawah Yayasan Baitul Hikmah Elnusa semenjak tahun 2000, dan sekarang sebagai tenaga ahli, terutama di bidang Pendidikan dan Dakwah. � � Aktif sebagai pembicara dan nara sumber di kampus, masjid perkantoran, dan umum. � Berbagai pengalaman kegiatan internasional yang pernah diikuti: �� � Peserta Pelatihan Life Skill dan Pengembangan Diri se-Asia dengan Trainer Dr. Ali Al-Hammadi, Direktur Creative Centre di Kawasan Timur Tengah, pada bulan Maret 2008.� � Peserta dalam kegiatan Muktamar Internasional untuk Kemanusian di Jakarta, bulan Oktober 2008.� � Sebagai Interpreter dalam acara �The Meeting of Secretary General of International Humanitarian Conference on Assistanship for Victims of Occupation� bulan April 2009.� � Peserta �Training Asia Pasifik �Curriculum Development Training� di Bandung pada bulan Agustus 2009.� � Peserta TFT Nasional tentang Problematika Palestina di UI Depok, Juni 2010 dll.� �� Karya-karya ilmiyah yang pernah ditulis: �� � Fiqh Dakwah Aktifis Muslimah (terjemahan), Robbani Press� � Menjadi Alumni Universitas Ramadhan Yang Sukses (kumpulan artikel di situs www.dakwatuna.com), Maktaba Dakwatuna� � Buku Pintar Ramadhan (Kumpulan tulisan para asatidz), Maktaba Dakwatuna� � Artikel-artikel khusus yang siap diterbitkan, dll.� �� Sudah berkeluarga dengan satu istri dan empat anak; Aufa Taqi Abdillah, Kayla Qisthi Adila, Hayya Nahwa Falihah dan Muhammad Ghaza Bassama. �Bermanfaat bagi Sesama� adalah motto hidupnya. Contak person via e-mail: ulistofa-at-gmail.com� atau sms 021-92933141.

Lihat Juga

Khutbah Idul Fitri 1439 H: 8 Pelajaran dari Ramadhan

Figure
Organization