Topic
Home / Berita / Hari Ini di Istanbul, Esok di Al Quds

Hari Ini di Istanbul, Esok di Al Quds

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

200_80544_33.jpgAl Aqsha masih di hati umat Islam. Palestina masih menjadi isu sentral ummat manusia, apapun latar belakang agama, etnis dan bahasa. Itu terbukti dari sebuah hajatan besar yang dinamakan dengan “Al Quds International Forum” di Istanbul Turki, selama tiga hari sejak hari Kamis, 15 Nopember 2007 dan di tutup pada hari Sabtu, 17 Nopember 2007, dengan tema besar “Mari Kita Jaga Wajah Peradaban”.

Pertemuan akbar yang dihadiri tak kurang dari 5000 peserta dari 100 negara, baik dari negara Islam maupun non Islam di seluruh dunia, di lima benua. Mereka adalah para tokoh mewakili para ulama, pemuka agama Islam dan Kristen, pimpinan politik, para pemikir dan budayawan, para tokoh yang mewakili lembaga-lembaga swasta dan profesional, sastrawan, seniman, tokoh intelektual, aktivis HAM, dan juga media masa sejumlah negara.

200_80404_38.jpgIndonesia mendapatkan kehormatan untuk memberikan sambutan pertama saat pembukaan acara, yang langsung di sampaikan oleh Ketua MPR-RI, Dr. Hidayat Nur Wahid, MA. Dimana beliau menegaskan arti pentingnya sisi kamanusiaan dalam melihat problematika palestina. Bahwa masalah Palestina bukanlah masalah agama Islam semata, namun merupakan problem peradaban dunia internasional.

Para nara sumber dan peserta sepakat untuk mengakhiri tindak arogansi penjajah Zionis Israil yang di sokong penuh sekutu besarnya Amerika. Yaitu dengan cara mengedepankan kesatuan Bangsa Palestina, memperjuangkan hak kembali pengungsi ke negerinya, menyelamatkan Al Aqsha dari penghancuran sestemik dengan usaha merubahnya menjadi haikal Sulaiman yang diklaim orang Yahudi. Bangsa Palestina berdiri sejajar dengan negara-negara merdeka lainnya, tanpa ada embargo dan blokade dalam segala bentuknya.

Jurubicara Fraksi Hamas di Parlemen Palestina Dr. Shalah Bardawel menegaskan bahwa Forum al Quds Internasional merupakan konsensus Arab, Islam dan Palestina untuk tidak melepaskan al Quds dan hak kembali pengungsi Palestina.

“Forum ini telah menjawab sejumlah pertanyaan yang oleh sebagian pihak nampak terjadi perbedaan. Yang jelas bahwa ini merupakan Konsensus Arab, Islam dan Palestina untuk tidak melepaskan Al Quds dan hak kembali pengungsi Palestina,” ungkapnya.

Syaikh Ikrimah Shabri, mufti Al Quds yang lalu mengatakan: “Bahwa Bangsa Arab berada di Palestina sebelum tujuh ribu tahun yang lalu. Dan Masjid Al Aqsa berdiri kokoh di tempat asalnya dibawah lindungan Allah swt . Al Aqsha adalah warisan sejarah untuk umat Islam, tidak boleh berkurang sedikitpun. Sehingga harus diwaspadai segala upaya yahudisasi dan menghapus peradaban Islam dan nashrani disana.”

Syaikh Muhammad Husain, mufti Al Quds sekarang mengatakan: “Bahwa Nabi Muhammad saw memberi kabar gembira kepada penduduk Al Quds bahwa mereka adalah orang-orang yang teguh dalam perjuangan dan sabar dalam perlawanan. Beliau menambahkan bahwa kondisi kritis yang dialami Al Quds sekarang ini adalah karena kelemahan Dunia Islam. Padahal para syuhada dan orang yang luka-luka, bahkan yang di penjara membayar mahal dengan perjuangan tiada henti mereka.”

“Perjuangan membebaskan al-Quds, di mana di dalamnya terdapat situs-situs bersejarah agama Nasrani dan Islam, merupakan gerakan semua manusia yang memiliki hati nurani, bukan terbatas perjuangan bangsa Arab atau kaum Muslimin saja.” Sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh Uskup Gereja Palestina Attallah Hana dalam forum itu.

200_64159_dsc_0001.jpgPimpinan gerakan Islam Palestina, Syekh Raid Shalah menekankan: “Kita semua yang hadir di sini harus menyerukan kepada dunia, agar semua orang yang masih menyisakan hati nurani dan kekuatan serta kepercayaan akan kebenaran, mau bersama-sama berjuang dan bekerja dengan sungguh-sungguh membebaskan Al-Quds dari penjajahan Zionis-Israel. Kita akan terus bekerja hingga Al-Quds bebas dan Zionis-Israel angkat kaki dari Tanah Palestina!”

Konferensi Internasional ini ditutup dengan deklarasi ”Hari ini di Istanbul, Besuk di Al Quds”.

Poin- poin penting dalam deklarasi ini adalah penegasan bahwa gerakan Zionisme merupakan gerakan yang bersifat rasis –sebagimana ditegaskan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa- dan termasuk ke dalam gerakan terorisme, sebab itu siapa pun harus melawan gerakan Zionisme yang berdiri di atas landasan kepalsuan dan kebohongan.

Bahwa konferensi tingkat dunia ini menjadi bukti hidup dan bersatunya kemanusiaan untuk kebebasan Al Aqsha dan Palestina, sekaligus meneguhkan gerakan penegakan keadilan dan perdamaian di muka bumi.

Ditegaskan juga bahwa, segala upaya untuk menghapus batas-batas Al Quds, merampas hak bangsa, kelompok dan agama penduduknya, yaitu dengan upaya sistemik berupa embargo ekonomi, blokade pangan dan obat-obatan, pembangunan tembok rasis, pembunuhan dan pengrusakan rumah, bahkan tanaman dan buah-buahan, semua itu adalah upaya tidak berperi kemanusiaan dan dikecam.

Bahwa perampasan dan penjajahan tanah Palestina merupakan ancaman terhadap perdamaian di kawasan Timur Tengah dan Dunia secara keseluruhan. Yaitu perampasan terhadap warisan sejarah dan peradaban kemanusiaan, selain ancaman terhadap penghancuran Al Quds dan Palestina.

Bahwa segala upaya dialog, konferensi atau apa pun namanya yang tidak mengindahkan dan mengikut-sertakan elemen anak Bangsa Palestina sendiri, tidak akan membuahkan hasil bagi Bangsa Palestina dan hanya menguatkan eksistensi Zionis-Israil, termasuk pertemuan yang di gagas Amerika yang akan dilaksanakan di Annapolis akhir bulan ini.

Sebagaimana juga, konferensi ini menghimbau seluruh anak bangsa Palestina untuk bersatu dalam rangka menghadapi penjajahan. Diingatkan akan seruan Allah swt “Dan janganlah kalian berselisih yang menyebabkan kalian bercerai-berai sehingga kalian diremehkan (musuh)” QS. Al Anfal : 46. Harapan lain dari konferensi ini mampu mencairkan kebuntuan diantara sebagian faksi di Palestina untuk membuka dialog dan saling memahami di antara mereka.”

“Bahwa kami semua bekerja untuk membebaskan Al Quds. Kami sepakat untuk bersama-sama, bahu-membahu, untuk menuju pembebasan dan perdamaian di Kota Suci Al Quds yang abadi. Kami akan mengorbankan hidup dan kehidupan kami untuk membebaskan Al Quds. Hari ini kita bertemu untuk membebaskan Al Quds. Esok, kita akan kembali bertemu di Al Quds. Insya Allah. (Dari berbagai sumber).

___

Foto: alquds-forum.net

Redaktur:

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (16 votes, average: 8.75 out of 5)
Loading...

Tentang

� Lahir di kota Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 05 April 1975. Menyelesaikan jenjang pendidikan Tsanawiyah dan Aliyah di Ma�ahid Krapyak Kudus. Tahun 1994 melanjutkan kuliah di LIPIA Jakarta. Program Persiapan Bahasa Arab dan Pra Universitas. Tahun 2002 menyelesaikan program Sarjana LIPIA di bidang Syari�ah. � � Semasa di bangku sekolah menengah, sudah aktif di organisasi IRM, ketika di kampus aktif di Lembaga Dakwah Kampus LIPIA, terakhir diamanahi sebagai Sekretaris Umum LDK LIPIA tahun 2002. � � Menjadi salah satu Pendiri Lembaga Kajian Dakwatuna, lembaga ini yang membidangi lahirnya situs www.dakwatuna.com , sampai sekarang aktif sebagai pengelola situs dakwah ini. � � Sebagai Dewan Syari�ah Unit Pengelola Zakat Yayasan Inti Sejahtera (YIS) Jakarta, dan Konsultan Program Beasiswa Terpadu YIS. � � Merintis dakwah perkantoran di Elnusa di bawah Yayasan Baitul Hikmah Elnusa semenjak tahun 2000, dan sekarang sebagai tenaga ahli, terutama di bidang Pendidikan dan Dakwah. � � Aktif sebagai pembicara dan nara sumber di kampus, masjid perkantoran, dan umum. � Berbagai pengalaman kegiatan internasional yang pernah diikuti: �� � Peserta Pelatihan Life Skill dan Pengembangan Diri se-Asia dengan Trainer Dr. Ali Al-Hammadi, Direktur Creative Centre di Kawasan Timur Tengah, pada bulan Maret 2008.� � Peserta dalam kegiatan Muktamar Internasional untuk Kemanusian di Jakarta, bulan Oktober 2008.� � Sebagai Interpreter dalam acara �The Meeting of Secretary General of International Humanitarian Conference on Assistanship for Victims of Occupation� bulan April 2009.� � Peserta �Training Asia Pasifik �Curriculum Development Training� di Bandung pada bulan Agustus 2009.� � Peserta TFT Nasional tentang Problematika Palestina di UI Depok, Juni 2010 dll.� �� Karya-karya ilmiyah yang pernah ditulis: �� � Fiqh Dakwah Aktifis Muslimah (terjemahan), Robbani Press� � Menjadi Alumni Universitas Ramadhan Yang Sukses (kumpulan artikel di situs www.dakwatuna.com), Maktaba Dakwatuna� � Buku Pintar Ramadhan (Kumpulan tulisan para asatidz), Maktaba Dakwatuna� � Artikel-artikel khusus yang siap diterbitkan, dll.� �� Sudah berkeluarga dengan satu istri dan empat anak; Aufa Taqi Abdillah, Kayla Qisthi Adila, Hayya Nahwa Falihah dan Muhammad Ghaza Bassama. �Bermanfaat bagi Sesama� adalah motto hidupnya. Contak person via e-mail: ulistofa-at-gmail.com� atau sms 021-92933141.

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization